Kesehatan Umum

Panduan Memilih Metode Sunat, Mana yang Paling Baik?

dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, 31 Okt 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Untuk melaksanakan sunat, ada beberapa metode yang bisa dipilih. Apa saja metode sunat? Mana yang paling aman dilakukan? Yuk, simak di sini.

Panduan Memilih Metode Sunat, Mana yang Paling Baik?

Dalam medis, sunat diartikan sebagai tindakan pemotongan kulit yang menutupi kepala penis. Prosedur tersebut pada dasarnya bisa dan boleh dilakukan saat anak-anak maupun ketika sudah dewasa.

Itu sebabnya, kurang tepat bila Anda berpikir bahwa sunat hanya bisa dilakukan saat masih kecil. Pria dewasa masih bisa menjalani proses ini, meski waktu penyembuhannya lebih lama.

Kini banyak “terobosan” baru terkait metode sunat agar proses penyembuhannya lebih cepat, baik untuk anak-anak maupun dewasa. 

Nah, karena semakin bervariasi, sebagian orang tua mungkin akan bingung untuk memilih mana metode sunat yang paling baik dan aman. 

Ada empat metode sunat yang paling populer, yaitu sirkumsisi atau konvensional, laser atau electrical cauter, klem, dan stapler. Apa dan bagaimana prosedurnya, berikut penjelasan macam-macam metode sunat:

1. Metode Sirkumsisi atau Konvensional

Sunat dengan metode ini dilakukan dengan cara memotong langsung kulup dengan alat potong, seperti gunting atau pisau bedah. Metode sunat ini telah digunakan sejak lama dan masih banyak digunakan saat ini.

Adapun kelebihan yang ditawarkan, yaitu minim risiko dan dapat dilakukan untuk pasien segala usia.

Namun, proses penyembuhan metode ini lumayan lama dan membutuhkan perawatan di rumah yang lebih saksama.

2. Metode Laser (Electrical Cauter)

Jenis sunat dengan metode laser menggunakan pemanas elektrik yang ditembakkan ke ujung penis untuk memotong kulup.

Metode sunat dengan laser kini menjadi pilihan banyak orang tua untuk anak. Proses tindakan ini lebih cepat dibandingkan metode lainnya.

Kelebihan metode laser adalah minim jahitan dan perdarahan. Proses penyembuhannya pun bisa lebih cepat dan perawatannya lebih sederhana. Adapun kekurangannya, kepala penis berisiko terpotong. 

Artikel Lainnya: Benarkah Sunat Cara untuk Mengatasi Infeksi Saluran Kemih?

3. Metode Klem

Sunat dengan metode ini dilakukan dengan cara memasang alat klem di batang penis sesuai dengan ukuran.

Setelah itu, kulup dipotong dengan pisau bedah. Klem akan terpasang pada penis hingga luka mengering.

Kelebihan dari metode klem adalah tidak menggunakan jahitan dan minim perdarahan. Selain itu, proses penyembuhan juga berlangsung cepat dan tidak terlalu terlalu nyeri.

Sayangnya, metode ini terbilang mahal dan klem berisiko menggantung di penis. 

4. Metode Stapler

Sunat dengan metode stapler umumnya dilakukan pada pria remaja dan dewasa.

Caranya dengan menggabungkan metode potong serta jahit dengan alat strapler berbentuk lonceng pada bagian dalam untuk melindungi kepala penis.

Selanjutnya, ada lonceng lain di luar yang punya pisau bundar untuk memotong kulup.

Metode ini punya kelebihan jahitan yang lebih kuat dan minim perdarahan. Akan tetapi, mirip seperti klem, harga metode stapler terbilang mahal. Stapler juga berisiko menggantung di kepala penis.

Artikel Lainnya: Bernanah hingga Lama Kering, Ini Cara Hindari Infeksi setelah Sunat

Banyak ahli mengatakan bahwa metode konvensional adalah yang paling aman untuk dilakukan. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh tingkat keberhasilan metode lain yang masih diragukan.

Perlu diketahui, saat penis disunat menggunakan metode konvensional, tindakan operasi memungkinkan pembuluh darah terbuka selama dijahit. Hasilnya, pembuluh darah tidak terbuka ketika pasien menangis atau menjerit sakit.

Itulah mengapa metode konvensional atau metode sirkumsisi dianggap yang paling aman untuk diaplikasikan.

Dari segi kesehatan, sunat memang sangat menguntungkan. Prosedur ini membuat kemaluan pria lebih bersih dan terhindar dari risiko infeksi saluran kemih.

Namun, untuk mendapatkan keuntungan tersebut, sunat mesti dilakukan dengan prosedur yang benar. Kini sudah banyak fasilitas kesehatan pratama yang menyediakan layanan sunat.

Namun, ada beberapa kondisi yang membuat sunat sebaiknya dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti di rumah sakit. Contoh kondisi tersebut misalnya hemofilia atau kelainan pembekuan darah.

Anda masih ingin berkonsultasi lebih mendalam tentang sunat? Manfaatkan layanan Tanya Dokter di aplikasi Klikdokter.

(HNS/AYU)

Sunat

Konsultasi Dokter Terkait