HomeInfo SehatKesehatan UmumOlahraga yang Pas untuk Penderita Lupus
Kesehatan Umum

Olahraga yang Pas untuk Penderita Lupus

dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons, 10 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Jangan jadikan lupus sebagai halangan untuk berolahraga. Meski harus berhati-hati, inilah olahraga yang pas untuk penderitanya.

Olahraga yang Pas untuk Penderita Lupus

Lupus adalah penyakit inflamasi kronis akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri. Penyakit ini memberikan banyak gejala yang dapat membuat penderita kesakitan, sehingga merasa tak sanggup untuk berolahraga. Padahal, olahraga itu penting. Meski harus hati-hati, ada jenis olahraga yang pas untuk penderita lupus.

Ya, olahraga bagi penderita lupus bisa menyakitkan, menyebabkan nyeri sendi dan tubuh. Namun, beberapa penelitian justru membuktikan bahwa olahraga membawa beberapa manfaat bagi penderita lupus, antara lain:

  1. Menyehatkan tubuh

Olahraga dapat memperkuat otot dan mencegah kekakuan sendi. Penderita lupus dapat melakukan olahraga low-impact, yang mencakup fleksibilitas, kekuatan, aerobik, dan body awareness.

Latihan fleksibilitas di sini mencakup pelemasan (stretching) dan pergerakan (range of motion). Latihan kekuatan meliputi angkat beban dan latihan resistensi. Yang termasuk latihan aerobik (kardio) termasuk menari, berenang, bersepeda, dan berjalan. Sedangkan body awareness mencakup tai chi, yoga, dan pilates, yang fungsinya untuk meningkatkan postur, keseimbangan, dan koordinasi.

  1. Mengendalikan kelelahan

Fatigue atau kelelahan merupakan salah satu gejala umum dari lupus. Sebanyak 80 persen pasien lupus mengeluhkan rasa lelah, lesu, dan lamban. Nah, olahraga dapat meningkatkan energi. Berbagai studi menunjukkan bahwa latihan fisik bisa meredakan atau memperbaiki keluhan tersebut.

  1. Mencegah kenaikan berat badan

Bagi semua kalangan, olahraga bisa membantu menurunkan atau mencegah kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan, terlebih obesitas, bisa lebih berbahaya pada pasien lupus.

Obesitas pada penderita indeks massa tubuhnya (IMT) yang lebih rendah, yaitu 26,8, sedangkan pada orang normal obesitas terjadi pada IMT 30. Artinya, kenaikan berat badan lebih berisiko pada penderita lupus.

  1. Meningkatkan kesehatan mental

Studi membuktikan bahwa 60 persen penderita penyakit kronis juga mengalami depresi. Menurut sebuah studi yang tertuang dalam jurnal “British Journal of Sports Medicine” menunjukkan, dengan berolahraga hanya 20 menit dalam seminggu dapat meningkatkan kesehatan mental.

Bahkan, hanya dengan melakukan aktivitas sehari-hari seperti berkebun, mengajak jalan-jalan anjing peliharaan di kompleks rumah, atau mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari juga dikaitkan dengan tingkat stres yang lebih rendah.

  1. Mencegah efek samping dari beberapa obat-obatan lupus

Obat lupus seperti steroid dapat menyebabkan kenaikan berat badan akibat peningkatan nafsu makan. Obat tersebut juga diketahui membuat tekanan darah, kolesterol, dan gula darah naik. Semua efek samping itu bisa dicegah dengan berolahraga secara teratur.

Olahraga yang pas untuk penderita lupus dan tips amannya

Olahraga pada penderita lupus tak bisa seleluasa orang biasa. Program harus dibuat secara saksama dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, karena olahraga yang berlebihan justru bisa berbahaya. Perhatikan beberapa hal ini:

  • Pentingnya konsultasi ke dokter

Setiap penderita punya toleransi yang berbeda terhadap olahraga. Konsultasi dengan dokter memungkinkan penderita mengetahui kondisi fisik, sehingga akan disesuaikan dengan jenis olahraganya.

  • Olahraga secara perlahan dan stabil

Berolahragalah secara perlahan, stabil, dan naikkan intensitas ketika Anda merasa sanggup. Jika olahraga terlalu keras, justru yang dirasakan adalah nyeri sendi dan kelemahan otot.

  • Lakukan olahraga low-impact

Seperti yang disebut sebelumnya, jenis olahraga yang cocok untuk penderita penyakit autoimun ini adalah berenang, berjalan, yoga, atau peregangan. Joging, angkat beban, atau olahraga high-impact boleh saja dilakukan, tetapi hanya dengan izin dokter.

  • Membuat jurnal olahraga

Mencatat aktivitas olahraga bisa memantau progres kemampuan Anda. Alhasil, Anda akan makin semangat dalam berolahraga.

  • Tidak olahraga sendirian

Olahraga tentunya akan lebih menyenangkan jika dilakukan bersama-sama. Ajak pasangan, teman, atau anggota keluarga lain. Namun, pastikan mereka tahu batasan-batasan Anda.

Meski gejala lupus bisa membuat penderitanya merasa nyeri dan kesakitan, tetapi jangan sampai itu membuat penderitanya menjauhi olahraga. Pemilihan olahraga yang pas untuk penderita lupus bisa mengendalikan gejala, sekaligus menyehatkan fisik dan mental. Itu semua tentu saja bisa meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Selamat Hari Lupus Sedunia!

(RN/ RVS)

OlahragaGejala LupusHari Lupus Seduniapenderita lupusOlahraga untuk LupusNyeri SendiLupuspenyakit autoimun

Konsultasi Dokter Terkait