Brain fog bukanlah sebuah penyakit, melainkan istilah yang digunakan untuk gejala dari kondisi medis tertentu. Banyak faktor yang menyebabkannya, termasuk infeksi COVID-19.
Infeksi coronavirus menyebabkan peradangan di otak yang memengaruhi kemampuan neuron di otak dalam berkomunikasi satu sama lain, sehingga menghasilkan kabut otak.
Namun, tidak hanya infeksi virus corona. Situasi pandemi kemudian isolasi sosial yang menyebabkan stres dan kecemasan juga dapat memicu terjadinya brain fog.
Lantas, seperti apa gejala dari brain fog dan bagaimana cara mengatasinya? Untuk dapat mengetahuinya, simak penjelasan berikut ini.
Kenali Tanda-Tandanya
Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, brain fog secara umum didefinisikan sebagai kondisi ketika seseorang mengalami hilangnya konsentrasi atau fokus dalam suatu hal.
Dilansir dari Medical News Today, jika Anda memiliki kabut otak, Anda mungkin mengalami kesulitan dengan fungsi kognitif, seperti:
- Merasa bingung.
- Merasa lelah.
- Berpikir lebih lambat dari biasanya, dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas sehari-hari atau tugas yang sederhana.
- Menjadi mudah terganggu.
- Mengalami kesulitan mengatur pikiran.
- Kelupaan, seperti melupakan tugas sehari-hari atau kehilangan pemikiran.
- Kesulitan menemukan kata.
Tidak hanya itu, pada beberapa kasus, otak berkabut juga menyebabkan gejala seperti sakit kepala dan kelelahan mental.
Artikel Lainnya: Kenali Tanda Tubuh Anda Perlu Istirahat
Cara Mengatasi Brain Fog
Menurut Dokter Devia, kondisi ini bisa diatasi dengan cara mencari tahu terlebih dahulu penyebabnya.
“Sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter agar bisa dicari tahu dan diatasi sesuai dengan penyebabnya,” ucap dr. Devia.
Namun, Anda dapat melakukan hal di bawah ini untuk mengurangi gejala yang timbul akibat kabut otak.
1. Tidur Cukup
Memiliki waktu tidur yang cukup sangat penting bagi otak dan tubuh Anda. Tidur cukup dapat membantu membersihkan racun yang dapat berkontribusi pada kabut otak.
Pastikan untuk mendapat waktu tidur yang cukup, yaitu sekitar tidur tujuh hingga sembilan jam setiap malam.
Hindari menggunakan perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, atau televisi sebelum Anda tidur.
2. Mencoba Hal Baru
Mencoba hal baru dapat membantu meningkatkan produksi zat kimia di otak yang disebut norepinefrin.
Zat ini merangsang otak untuk bekerja dengan optimal, sehingga menurunkan risiko Anda terkena brain fog.
Cobalah mengambil rute yang berbeda saat pergi bekerja, mendengarkan jenis musik yang berbeda-beda, atau melakukan kegiatan yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya.
Artikel Lainnya: Makanan-makanan yang Berpotensi Mengganggu Konsentrasi Anda
3. Hindari Multitasking
Multitasking dapat menguras energi dan menurunkan produktivitas Anda. Terutama, ketika Anda mencoba melakukan dua aktivitas yang membutuhkan fokus penuh.
Cobalah berlatih memfokuskan perhatian pada satu hal saja. Saat kehilangan fokus, lakukan aktivitas dengan lebih perlahan sambil kembali memusatkan perhatian pada aktivitas tersebut.
4. Melatih Memori Otak
Jika Anda cenderung pelupa, coba asah memori Anda untuk mengingat hal-hal kecil. Misalnya, jika seseorang memberi tahu Anda nama mereka, mengatakannya kembali kepada mereka dapat membantu Anda mengingatnya.
5. Istirahat Mental
Brain fog juga dapat disebabkan oleh stres dan depresi. Jadi, jagalah mental Anda tetap sehat dengan rancang batasan pada hal-hal yang dapat membuat Anda lelah secara mental.
Anda bisa mencoba mengambil istirahat mental, yaitu ketika Anda tidak memikirkan hal yang membuat Anda stres. Meditasi juga dapat membantu mengurangi stres dan merilekskan otak dan tubuh Anda.
Artikel Lainnya: Suka Bekerja Multitasking? Jangan Dibiasakan, Ini Dampak Buruknya
6. Terlibat Aktif Secara Sosial
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dapat meningkatkan suasana hati, memori, dan kognisi Anda.
Aktif dalam kegiatan yang Anda sukai juga dapat menurunkan risiko mengalami stres yang merupakan penyebab kabut otak.
7. Terlibat dalam Pemikiran Mendalam
Latih pikiran Anda dengan meluangkan sedikit waktu untuk berpikir mendalam setiap hari. Misalnya, jika Anda telah membaca sebuah artikel, luangkan waktu 10 menit untuk memikirkan isi artikel tersebut.
8. Terapkan Pola Hidup Sehat
Tips terakhir adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Misalnya, berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makan makanan yang sehat.
Hindari pula alkohol dan konsumsi obat-obatan yang tidak sesuai anjuran dokter, karena dapat merusak indra dan berdampak buruk pada otak.
Itulah tadi beberapa cara untuk mengatasi brain fog. Jika Anda mengalami gejala seperti di atas, bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat saran perawatan yang tepat.
Konsultasi dengan dokter dapat Anda lakukan dengan mudah melalui layanan LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(PUT/AYU)
Referensi:
Wawancara dr. Devia Irine Putri
Very Well. Diakses 2021. What Is Brain Fog?
Healthline. Diakses 2021. 6 Possible Causes of Brain Fog.
WebMd. Diakses 2021. Reasons You May Have Brain Fog.
Medical News Today. Diakses 2021. What to know about anxiety and brain fog.
:format(webp)/article/4miOci88AhEO35B79rV3Z/original/041136100_1639628553-Brain-Fog.jpg?w=256&q=100)