Kanker sinus paranasal dan rongga hidung merupakan salah satu tipe kanker leher dan kepala yang tergolong langka. Melansir National Cancer Institute, penyakit ini terjadi ketika sel-sel ganas (kanker) terbentuk di jaringan sinus paranasal dan rongga hidung.
Tipe sel kanker yang paling umum ditemukan pada penyakit ini adalah karsinoma sel skuamosa. Kanker terbentuk di sel-sel tipis dan datar yang melapisi bagian dalam sinus paranasal dan rongga hidung.
Keberadaan kanker sinus paranasal dan rongga hidung biasanya ditandai dengan beberapa gejala umum, seperti mimisan, penurunan penciuman, hingga mengalirnya lendir ke bagian belakang hidung dan tenggorokan.
Apabila Anda mengalami beberapa gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Apa saja pemeriksaan yang dijalani? Simak uraiannya berikut ini.
Artikel Lainnya: Awas, Infeksi Sinus Bisa Bikin Sakit Gigi!
Pemeriksaan untuk Kanker Sinus Paranasal dan Rongga Hidung
:format(webp)/article/qYq6dCeh4CFUhyZvli-JM/original/061997500_1571395768-Efektivitas-Terapi-Gurah-untuk-Atasi-Sinusitis-By-Emily-Frost-Shutterstock_1099461335.jpg?w=256&q=100)
Pemeriksaan di area sinus paranasal dan rongga hidung dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini. Adapun beberapa tes atau prosedur yang digunakan, antara lain:
-
Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda umum kesehatan, termasuk tanda penyakit, seperti benjolan atau hal lain yang terlihat tidak biasa. Pada pemeriksaan ini, dokter akan meninjau kebiasaan dan riwayat penyakit pasien di masa lalu juga akan dilihat.
-
Pemeriksaan Hidung, Wajah, dan Leher
Dokter akan melihat bagian dalam hidung untuk memeriksa area yang tidak normal. Wajah dan leher juga akan diperiksa untuk melihat benjolan atau pembengkakan kelenjar getah bening.
-
Nasoskopi
Nasoskopi merupakan prosedur untuk mencari area yang tidak normal di dalam hidung menggunakan alat nasoskop. Alat tersebut berbentuk seperti tabung tipis dengan cahaya dan lensa yang digunakan untuk melihat.
Alat khusus pada nasoskop juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan. Sampel itu akan diperiksa oleh ahli patologi untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya tanda-tanda kanker.
Artikel Lainnya: Adakah Dampak Swab Test pada Penderita Sinusitis?
-
Laringoskopi
Pada prosedur ini, dokter akan memeriksa laring dengan cermin atau laringoskop untuk memeriksa area yang tidak normal. Laringoskop adalah instrumen tipis seperti tabung dengan cahaya dan lensa untuk melihat bagian dalam tenggorokan dan kotak suara.
Alat ini juga bisa digunakan untuk mengambil sampel jaringan yang kemudian diperiksa untuk melihat tanda-tanda kanker.
-
Pemeriksaan dengan Sinar-X
Sinar-X merupakan jenis pancaran energi yang dapat menembus tubuh, sehingga dapat menghasilkan gambar pada area dalam tubuh. Pemeriksaan dengan sinar-X untuk penyakit ini dilakukan di bagian kepala dan leher.
-
CT Scan
CT scan merupakan prosedur untuk mendapatkan serangkaian gambar bagian dalam tubuh dengan detail. Pengambilan gambar pada CT-scan dilakukan dari beberapa sudut.
Kemudian komputer yang terhubung dengan mesin X-ray akan membuat citra hasil pemindaian. CT scan juga dilakukan untuk menentukan stadium atau tingkat kanker.
-
Biopsi
Biopsi merupakan prosedur pengangkatan sel atau jaringan tubuh pasien. Sampel tersebut kemudian akan diperiksa oleh ahli patologi dengan menggunakan mikroskop. Biopsi dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda kanker.
Biopsi terdiri dari tiga jenis, yaitu:
- Fine Needle Aspiration (FNA): pengangkatan jaringan atau cairan menggunakan jarum tipis.
- Biopsi insisional: pengangkatan bagian dari area jaringan yang tidak terlihat normal.
- Biopsi eksisi: pengangkatan seluruh area jaringan yang tidak terlihat normal
-
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan prosedur pencitraan yang melibatkan penggunaan magnet, gelombang radio, serta komputer. Tujuannya adalah membuat serangkaian gambar bagian dalam tubuh dengan detail.
Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk menentukan stadium atau tingkat keparahan kanker.
Artikel Lainnya: Daun Sirih untuk Bantu Mengatasi Sinusitis, Efektifkah?
Pengobatan Kanker Sinus Paranasal dan Rongga Hidung
Pasien yang didiagnosis mengidap kanker sinus paranasal dan rongga hidung, harus segera menjalani pengobatan.
Terdapat tiga jenis pengobatan standar yang dapat dilakukan, yaitu operasi, radioterapi, dan kemoterapi. Pengobatan juga bisa meliputi kombinasi ketiganya.
Pengobatan yang dijalani akan bergantung pada beberapa faktor, seperti stadium kanker, seberapa jauh penyebaran, usia penderita, serta kondisi kesehatan pasien.
Dokter Muhammad Iqbal Ramadhan menyampaikan, untuk menunjang pengobatan yang telah dilakukan, penderita kanker sinus paranasal dan rongga hidung perlu memperbaiki pola hidup.
“Perbaikan gaya hidup seperti tidur yang cukup dengan 6-8 jam sehari, mengkonsumsi gizi seimbang, dan aktivitas fisik yang ringan hingga sedang,” ujarnya.
Menjalani gaya hidup sehat sebaiknya juga dilakukan setelah pengobatan. Tujuannya untuk mengurangi risiko sel kanker muncul kembali.
Lebih lanjut mengenai kanker sinus paranasal dan rongga hidung atau masalah kesehatan lain bisa Anda tanyakan lewat fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(PUT/JKT)