Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kali tidak memiliki gejala.
Meski begitu, penyakit tersebut bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan lain yang lebih serius, misalnya penyakit jantung, serangan jantung, stroke, dan lainnya.
Penyakit hipertensi pada wanita yang tidak dikelola dengan baik bahkan disebut bisa menyebabkan masalah disfungsi seksual.
Hipertensi dan Disfungsi Seksual pada Wanita
:format(webp)/article/h5pISPwmsnHNNnnwnVSSr/original/059424600_1560996098-Penyebab-Disfungsi-Seksual-pada-Wanita-By-Aaron-Amat-Shutterstock.jpg?w=256&q=100)
Studi yang dimuat dalam The Journal of Sexual Medicine menyebut, wanita yang mengalami hipertensi lebih berisiko mengalami disfungsi seksual apabila dibandingkan dengan orang yang sehat.
Pada studi yang dipublikasikan di Current Hypertension Report, wanita dengan hipertensi juga memiliki risiko disfungsi sosial.
Kendati demikian, temuan dalam penelitian tersebut masih kontroversial alias belum dapat dipastikan sepenuhnya.
Pasalnya, dalam studi tersebut disebutkan bahwa faktor usia juga dapat memengaruhi disfungsi seksual pada wanita.
Artikel Lainnya: Penyebab Disfungsi Seksual pada Wanita
Terlepas dari itu, peneliti menyatakan bahwa hipertensi dapat mengurangi sirkulasi darah ke vagina. Hal ini mengurangi kadar oksida nitrat, yang membuat otot relaks.
Sebagai akibatnya, wanita bisa mengalami penurunan gairah seks, kesulitan orgasme, dan vagina kering.
Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes, selain disebabkan oleh penyakit itu sendiri, penggunaan obat hipertensi pada wanita juga bisa membuatnya mengalami masalah seksualitas.
Melansir Mayo Clinic, terdapat 2 jenis obat hipertensi yang bisa meningkatkan risiko disfungsi seksual pada wanita. Obat tersebut adalah diuretik dan beta blockers.
Keduanya dapat menurunkan kadar zinc dalam tubuh, sehingga membuat testosteron pada wanita berkurang. Padahal, testosteron memiliki banyak manfaat bagi wanita, misalnya menjaga kesehatan vagina dan meningkatkan libido.
Artikel Lainnya: Diabetes Bisa Picu Masalah Seksual pada Wanita
Pengobatan Disfungsi Seksual pada Wanita
Disfungsi seksual dapat menurunkan kualitas berhubungan intim dengan pasangan. Walau begitu, kondisi ini masih bisa diatasi.
Berikut ini beberapa perawatan untuk wanita yang mengalami disfungsi seksual:
-
Arousal Techniques
Arousal techniques merupakan metode yang cukup sederhana. Anda hanya perlu membicarakannya dengan pasangan untuk menemukan cara untuk meningkatkan gairah seksual.
Cobalah untuk melakukan aktivitas seksual yang berbeda dari biasanya. Anda bisa mencoba melakukan pijatan atau menggunakan alat bantu seks.
-
Terapi Hormon
Banyak sekali jenis terapi hormon yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Guna meningkatkan kadar testosteron agar gairah seksual tetap optimal, berkonsultasilah kepada dokter untuk mengetahui jenis terapi hormon yang paling sesuai.
-
Mengurangi Nyeri
Saat hubungan seksual menyebabkan nyeri, terdapat beberapa cara untuk menguranginya. Anda bisa mengeksplor beragam posisi seks yang menurut Anda nyaman.
Selain itu, penggunaan pelumas dan teknik relaksasi sebelum berhubungan intim juga bisa membantu.
Meski belum dapat dipastikan, wanita yang hipertensi tetap harus waspada terhadap risiko disfungsi seksual. Guna mencegah kondisi tersebut dan dampak buruk lainnya, pastikan untuk mengelola penyakit darah tinggi dengan tepat.
Berkonsultasilah lebih lanjut kepada dokter terkait cara mengelola hipertensi dengan tepat melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)
Referensi:
National Health Service. Diakses 2022. High blood pressure (hypertension)
Mayo Clinic. Diakses 2022. High blood pressure and sex: Overcome the challenges
The Journal of Sexual Medicine. Diakses 2022.Systematic Review and Meta-Analysis for Sexual Dysfunction in Women With Hypertension
Current hypertension Report. Diakses 2022. Sexual Dysfunction in Women with Hypertension: a Systematic Review and Meta-analysis
Healthline. Diakses 2022. All About Testosterone in Women
Cleveland Clinic. Diakses 2022. Sexual Dysfunction in Females
Ditinjau oleh dr. Sara Elise Wijono, MRes
:format(webp)/article/xRAMUJw-5yn4eDTjSJZh8/original/073315000_1644981763-Wanita-Hipertensi.jpg?w=256&q=100)