Gigi Mulut

Penyakit Gusi Bisa Sebabkan Alzheimer?

Krisna Octavianus Dwiputra, 30 Jan 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa penyakit gusi bisa berujung pada penyakit Alzheimer.

Penyakit Gusi Bisa Sebabkan Alzheimer?

Alzheimer sering dikaitkan dengan usia tua dan genetik. Akan tetapi, sebuah studi baru mengungkapkan hal yang mengejutkan, bahwa penyakit Alzheimer juga bisa dipicu oleh penyakit gusi. Benarkah itu memang berpengaruh besar?

Dalam sebuah studi yang dimuat di jurnal Science Advances pada Januari 2019 ini, para peneliti menemukan bahwa bakteri yang bertanggung jawab untuk penyakit gusi juga berkontribusi terhadap pengembangan penyakit Alzheimer.

Para peneliti tergabung dalam Cortexyme, Inc., sebuah perusahaan farmasi yang bertujuan untuk mengembangkan terapi baru untuk penyakit Alzheimer. Mereka melakukan studi tersebut pada hewan percobaan, yakni tikus-tikus.

“Agen infeksi diketahui terlibat dalam pengembangan dan perkembangan penyakit Alzheimer sebelumnya, tetapi dulu bukti penyebabnya belum meyakinkan,” kata penulis utama studi Dr. Stephen Dominy.

Bakteri yang meningkatkan toksin pada otak

Para peneliti memusatkan perhatian pada satu bakteri, yakni Porphyromonas gingivalis. Bakteri itu adalah jenis bakteri yang mendorong perkembangan penyakit gusi.

Menurut catatan para peneliti, bakteri P. gingivalis juga muncul dalam otak orang-orang yang didiagnosis penderita Alzheimer. Hal ini pun membuat para peneliti semakin penasaran terkait hubungannya.

Ketika diuji coba pada tikus, tim peneliti menemukan bahwa infeksi bakteri P. gingivalis menyebabkan produksi protein beta-amiloid yang lebih besar di otak tikus. Beta-amiloid adalah penanda penyakit Alzheimer di otak. Pada kondisi neurodegeneratif seperti Alzheimer, protein beracun menumpuk secara berlebihan sehingga membentuk plak yang mengganggu komunikasi antara sel-sel otak.

Para peneliti kemudian mengamati gingipain, enzim beracun dari P. gingivalis. Mereka menemukan bahwa - baik pada otak manusia maupun pada otak tikus - kadar gingipain yang tinggi terkait dengan kemunculan dua protein yang bernama tau dan ubiquitin. Keduanya telah lama dihubungkan dengan penyakit Alzheimer.

drg. Wiena Manggala Putri dari KlikDokter mengamini studi tersebut. Menurutnya, bakteri P. gingivalis yang menyebabkan kerusakan gigi dan gusi memang bisa menyebar ke mana-mana, termasuk otak. "Pada akhirnya hal itu bisa merusak sel-sel otak," ujarnya.

Setelah diketahui bahwa bakteri memang berpengaruh, Dr. Dominy dan rekan mencoba merancang serangkaian terapi molekul kecil untuk menghalangi aktivitas gingipain P. gingivalis. Ini semua agar nantinya ketika penyakit gusi muncul, bakteri itu tidak merusak otak.

Dalam percobaan pada tikus, para peneliti akhirnya mengidentifikasi senyawa yang disebut "COR388" sebagai penghambat gingipain yang paling efektif. COR388 mampu mengurangi kehadiran P. gingivalis di otak dan menurunkan peradangan saraf. Tahun ini, para peneliti akan melakukan percobaan klinis yang lebih besar untuk melihat efek COR388 pada penderita Alzheimer ringan maupun sedang.

Menjaga kesehatan gusi

Hasil penelitian di atas membuat Anda semua harus lebih memperhatikan kondisi kesehatan gusi Anda. drg. Callista Argentina dari KlikDokter menyarankan hal-hal ini agar kondisi gusi Anda selalu sehat:

  • Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin

“Jika tidak ada keluhan, lakukan pemeriksaan minimal setiap 6 bulan sekali. Jika ada keluhan, jangan tunda pemeriksaannya,” kata drg. Callista.

  • Gunakan benang gigi (dental floss) dengan benar

Salah memakai benang gigi akan menyebabkan makanan yang terselip di sela-sela gigi malah masuk ke dalam saku gusi di antara gigi. Hal ini lama-kelamaan akan menyebabkan radang gusi. Cara menggunakan dental gloss adalah dengan mengarahkan dental floss membentuk huruf C. “Jika tidak memahami cara penggunaannya, lebih baik pilih interdental brushes. Fungsinya sama dengan dental floss, tapi penggunaannya lebih mudah.”

  • Hindari merokok

Selain buruk untuk kesehatan jantung, drg. Callista mengatakan bahwa merokok juga dapat mengurangi aliran darah ke dalam mulut. “Hal ini membuat Anda berisiko untuk mengalami penyakit jaringan penyangga gigi dan kanker mulut.”

  • Ganti sikat gigi tiap 3 bulan sekali

“Mulut Anda penuh dengan jutaan bakteri. Jadi setiap menyikat gigi, bakteri akan pindah ke sikat gigi,” jelas drg. Callista.

  • Pilih sikat gigi yang berbulu lembut

Menurut drg. Callista, sikat gigi dengan bulu yang kasar dapat melukai gusi. Karena itu, pilihlah sikat gigi yang berbulu lembut dan memiliki ujung yang kecil.

Menurut sebuah studi baru, penyakit gusi dapat berhubungan dengan penyakit Alzheimer. Peneliti menemukan bahwa bakteri yang berkontribusi terhadap penyakit gusi juga dapat memengaruhi pengembangan penyakit Alzheimer. Karena itu, tidak ada cara yang lebih baik daripada menjaga kesehatan gusi serta mulut Anda secara keseluruhan.

[RS/ RVS]

Tikuspenyakit gusikesehatan gigi dan mulutinfeksiDemesiaPorphyromonas GingivalisAlzheimer

Konsultasi Dokter Terkait