HomeInfo SehatGigi Mulut9 Efek Samping Kawat Gigi yang Harus Kamu Tahu
Gigi Mulut

9 Efek Samping Kawat Gigi yang Harus Kamu Tahu

drg. Wiena Manggala Putri, 26 Okt 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Di balik kegunaannya, penggunaan kawat gigi atau behel ternyata juga memiliki dampak negatif. Mulai dari risiko timbulnya nyeri hingga resorpsi akar.

9 Efek Samping Kawat Gigi yang Harus Kamu Tahu

Saat ini, kawat gigi atau behel bukanlah hal yang asing bagi masyarakat. Bahkan, selain untuk kerapian gigi, beberapa orang memakai behel hanya untuk kebutuhan penampilan (fashion).

Namun, selain memberikan manfaat, behel gigi juga bisa membawa efek samping pada gigi.  

Fungsi alat ortodontik tersebut sebenarnya dapat digunakan pada beberapa kasus. Contohnya, menutup celah lebar di antara gigi, meningkatkan kemampuan bicara dan mengunyah, serta mengatasi gigitan yang tidak tepat.

Selain itu, penggunaan kawat gigi dapat menyelaraskan gigi geligi yang terlihat maju atau mundur agar dapat selaras dalam satu lengkung rahang.

Meski begitu, ada dampak negatif dari penggunaan behel untuk kesehatan mulut. Berikut adalah efek samping kawat atau behel gigi yang perlu kamu waspadai: 

1. Rasa Nyeri

Timbulnya rasa nyeri adalah efek samping yang sering terjadi saat pakai kawat atau behel gigi. Hal ini dikarenakan adanya tekanan yang diberikan pada gigi.

Umumnya, rasa nyeri muncul beberapa hari setelah pemasangan kawat gigi, lalu akan menghilang setelah 1-2 hari pasca pemasangan. 

Nyeri tersebut biasanya lebih terasa pada gigi depan dibandingkan pada gigi belakang.

Untuk mengatasi rasa nyeri yang muncul, kamu diperbolehkan untuk minum obat antinyeri.

Artikel Lainnya: Perhatikan Ini Sebelum Pasang Kawat Gigi

2. Sariawan di Bibir dan Gusi

Sariawan terjadi karena pada awal pemasangan kawat gigi, mulut akan melakukan adaptasi dengan adanya behel. 

Nah, bibir dan pipi bagian dalam yang berkontak dengan behel biasanya akan mengalami gesekan yang bisa menimbulkan luka atau lecet, bahkan sariawan

Kamu bisa menempelkan wax atau lilin ortho untuk mengatasinya. Alat tersebut akan menutupi behel sehingga sariawan atau lukanya dapat sembuh.

Namun, jika ada kawat yang terlalu panjang atau tajam, apalagi sampai menusuk bibir hingga berdarah, maka sebaiknya hubungi dokter gigi kamu untuk pemotongan dan pengasahan kawat tersebut.

3. Resorpsi Akar

Ini merupakan efek samping dari pasang kawat gigi yang perlu kamu waspadai.

Resorpsi akar dapat melibatkan satu atau beberapa gigi. Sampai saat ini, belum diketahui pasti apa yang menyebabkan resorpsi akar. 

Namun, biasanya kondisi ini terjadi dalam pemakaian kawat gigi yang sudah terlalu lama. Jika dibiarkan saja, maka kematian gigi bisa terjadi. 

Keadaan ini juga dapat menjadi parah bila pasien mengalami penyakit periodontal. Tentunya, kondisi ini akan mengganggu dan melemahkan jaringan penyangga gigi sehingga pasien dapat kehilangan gigi tersebut. 

4. Perubahan Warna Gigi

Selama menggunakan kawat gigi, perubahan warna pada gigi bisa saja terjadi. Hal ini merupakan salah satu efek samping kawat atau behel gigi yang dapat memengaruhi estetika gigi pasien.

Kondisi tersebut terjadi terutama pada kawat gigi yang tidak bisa dilepas pasang. Penyebabnya adalah noda dari makanan dan minuman di sekitar alat ortodontik yang mungkin sulit dibersihkan. 

Hasilnya, warna gigi pun dapat menjadi kekuningan dan akan terlihat saat selesai perawatan behel gigi. 

Artikel Lainnya: Usia Berapa Anak Boleh Memakai Kawat Gigi?

5. Dekalsifikasi

Menjaga kebersihan gigi serta perawatan gigi secara teratur sangatlah penting, terutama bagi pengguna behel. Bila tidak diperhatikan, ada berbagai kondisi kesehatan yang dapat mengintai. 

Salah satunya meningkatkan risiko dekalsifikasi, yang berupa tanda putih pada gigi atau karies gigi. Karena itu, kamu perlu waspada dengan efek samping menggunakan kawat gigi yang satu ini. 

Dekalsifikasi terjadi karena berkurangnya kandungan kalsium pada gigi. Penyebabnya berasal dari zat asam yang diproduksi oleh bakteri-bakteri dari sisa makanan dan minuman yang terjebak di antara alat ortodontik.

Namun, bagi pengguna kawat gigi, dampak negatif ini dapat dicegah dengan menyikat gigi secara teratur, menerapkan pola makan rendah gula, serta pemberian fluor dosis tinggi.

6. Gigi Berlubang

Masalah yang satu ini berkaitan dengan proses dekalsifikasi. Bila proses dekalsifikasi enamel terus berlanjut, maka akan terjadi lubang pada gigi. 

Kondisi tersebut bisa menjadi lebih parah apabila pemakaian kawat gigi terlalu lama dan pasien tidak rutin menjaga kebersihan mulutnya.

Gigi berlubang tentu dapat mengganggu jalannya perawatan kawat gigi. 

Apabila pembersihan gigi pasien kurang baik, lubang gigi akan bertambah luas dan dalam akibat penumpukan bakteri, khususnya di sekitar behel gigi dan bagian yang sulit dibersihkan (misalnya sela-sela gigi). 

7. Penyakit Periodontal

Penyakit periodontal merupakan salah satu bahaya yang mungkin terjadi akibat pemakaian kawat gigi. 

Kondisi ini diakibatkan oleh kebersihan mulut yang kurang baik, serta minimnya kedisiplinan untuk kontrol behel gigi.

Penyakit periodontal bisa disebabkan oleh kesulitan membersihkan bagian sela-sela gigi atau yang dekat dengan behel. Akibatnya, sisa makanan masih tertinggal dan terjadilah akumulasi plak.

Awalnya, akan terjadi radang gusi. Namun jika tidak dirawat, lama-kelamaan kondisi akan berlanjut menjadi penyakit periodontal.

Artikel Lainnya: Merapikan Gigi dengan Invisalign atau Kawat Gigi, Ini Bedanya!

8. Gigi Berubah Kembali seperti Semula

Ini merupakan efek samping memakai kawat atau behel gigi yang bisa terjadi. Pengguna dapat mengalami pergerakan gigi di mana gigi kembali ke posisi semula. 

Kondisi ini bisa terjadi jika pasien tidak rutin kontrol behel. Namun, bisa juga terjadi pasca kawat gigi dilepas.

Selain itu, bila pasien tidak memakai retainer secara teratur sesuai anjuran dokter gigi, maka gigi dapat dengan mudah kembali seperti semula (relaps). 

Untuk mencegahnya, pastikan kamu menggunakan alat retainer setidaknya enam jam pada malam hari.

9. Alergi

Bahan yang digunakan pada perawatan ortodontik umumnya punya potensi menyebabkan reaksi alergi pada pasien. Bahan tersebut seperti nikel, lateks, resin akrilik, dan kromium.

Beberapa gejala dari reaksi alergi pada nikel adalah hiperplasia gingiva, gingivitis, deskuamasi bibir, sindrom mulut terbakar, metalik rasa, cheilitis angular, dan periodontitis

Di samping itu, alat ortodontik lepasan yang terbuat dari resin akrilik juga dapat menyebabkan hipersensitivitas tipe IV, di mana respons alergi yang muncul terjadi lebih lambat.

Artikel Lainnya: Untuk Pemula, Ini Tips Merawat Gigi dengan Behel

Memakai kawat gigi atau behel memang tak lepas dari efek samping atau bahaya. Namun, kamu bisa mencegahnya dengan pemeriksaan dan perawatan yang tepat. 

Selain itu, kedisiplinan pasien juga merupakan faktor penting dalam kesuksesan perawatan.

Yang terpenting, perawatan ortodontik ini harus dilakukan oleh seorang dokter gigi profesional atau spesialis ortodontik. Hal ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kesalahan diagnosis dan meminimalkan risiko efek samping. 

Tanya dokter spesialis seputar perawatan gigi atau masalah kesehatan gigi dan mulut yang kamu alami. Baca juga informasi kesehatan lainnya dengan download aplikasi KlikDokter. Mari #JagaSehatmu selalu!

[RS]

behelKawat gigi

Konsultasi Dokter Terkait