HomeInfo SehatDiabetesPrediabetes Makin Banyak Dialami Remaja dan Dewasa Muda, Apa Penyebabnya?
Diabetes

Prediabetes Makin Banyak Dialami Remaja dan Dewasa Muda, Apa Penyebabnya?

dr. Alvin Nursalim, SpPD, 29 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kondisi kadar gula darah di atas normal tapi tak setinggi penderita diabetes disebut sebagai prediabetes. Kondisi ini banyak dialami remaja dan dewasa muda.

Prediabetes Makin Banyak Dialami Remaja dan Dewasa Muda, Apa Penyebabnya?

Diabetes adalah penyakit yang tidak tiba-tiba menyerang. Kondisi ini menunjukkan beberapa tanda atau gejala yang bisa diantisipasi, yakni prediabetes, yang ternyata makin banyak dialami oleh remaja dan dewasa muda.

Prediabetes adalah satu tahap sebelum seseorang terdiagnosis diabetes. Seseorang dikatakan mengalami prediabetes jika memiliki kadar gula darah di atas normal, tetapi belum setinggi kadar gula darah pada kelompok diabetes.

Walau belum menjadi diabetes, tetapi kondisi prediabetes tidak boleh disepelekan. Pasalnya, disebutkan bahwa satu dari empat orang dengan kondisi prediabetes akan berkembang menjadi diabetes dalam rentang waktu 3-5 tahun.

Prediabetes dapat menunjukkan beberapa gejala seperti:

  • Kelebihan berat badan.
  • Pigmentasi kulit terutama di bagian ketiak atau belakang leher.
  • Hasrat untuk makanan yang manis-manis secara berlebihan akibat gula darah yang tidak stabil.
  • Buang air kecil lebih sering.
  • Merasa cepat lelah.
  • Penglihatan kabur.

Artikel lainnya: Apakah Diabetes Bisa Disembuhkan?

Bila mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Karena, bila memang terbukti prediabetes, Anda yang dibantu dengan dokter bisa mencegahnya menjadi diabetes.

Penyebab Prediabetes pada Remaja dan Dewasa Muda

Faktanya, angka prediabetes semakin bertambah dan makin banyak menyerang usia yang lebih muda. Padahal, bila kondisi tersebut berkembang jadi diabetes, terdapat risiko berbagai komplikasi kronis seperti penyakit jantung dan stroke.

Ada fakta yang memprihatikan, bahwa di tengah kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia malah mengalami kemunduran dalam angka penderita prediabetes. Di Indonesia, angkanya kian menanjak dan dialami oleh 10 persen populasi.

Beberapa kondisi yang menjadi penyebab prediabetes adalah:

  • Kerja hormon insulin untuk mengontrol kadar gula darah terganggu.
  • Jumlah hormon insulin yang tidak cukup.
  • Tubuh tidak merespons insulin dengan benar.

Sementara itu, yang menjadi faktor risiko kondisi prediabetes antara lain:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Riwayat keluarga dengan diabetes.
  • Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Mengalami gangguan kolesterol seperti HDL rendah, kolesterol tinggi, atau trigliserida tinggi.
  • Usia di atas 40 tahun.
  • Melahirkan anak dengan berat badan lebih dari 4 kg.

Berbagai faktor risiko tersebut dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Tingginya angka kegemukan pada orang-orang dengan prediabetes perlu menjadi perhatian. Obesitas adalah salah satu indikator diabetes dan setiap anak perlu diingatkan untuk menjaga berat badan idealnya. Mengukur indeks massa tubuh secara rutin adalah cara paling efisien untuk melakukan ini.

Artikel lainnya: 12 Jenis Diabetes Melitus yang Mungkin Mengintai Anda

Agar Tidak Mengalami Prediabetes, Lakukan Ini

Walaupun angka penderita prediabetes terus naik, tapi jangan cemas, karena kondisi ini sebetulnya bisa dicegah dengan langkah-langkah ini:

  1. Mencapai Berat Badan Ideal

Jika punya berat badan berlebih, menurunkan berat badan adalah kunci untuk menurunkan risiko prediabetes.

Penelitian menunjukkan bahwa menurunkan berat badan sebanyak 5-10 persen dari bobot tubuh cukup untuk mengembalikan kadar gula darah ke kisaran normal, atau setidaknya menunda onset terjadinya diabetes.

  1. Konsumsi Makanan Sehat

Agar upaya menurunkan berat badan sukses, batasi porsi makan Anda, hitung kebutuhan kalori harian, serta kurangi konsumsi makanan yang tinggi akan lemak jenuh. Pilih protein rendah lemak dan jangan lupa meningkatkan asupan buah dan sayur.

Perbanyak sayuran dalam menu, terutama sayuran yang tidak mengandung zat tepung seperti bayam, brokoli, wortel, dan kacang hijau. Konsumsi setidaknya 1-3 porsi dalam sehari. Selain itu, batasi konsumsi nasi putih atau pertimbangkan untuk beralih ke nasi merah.

  1. Aktif Bergerak dan Rutin Olahraga

Upayakan untuk punya kehidupan yang aktif. Misalnya dengan memilih naik tangga daripada menggunakan lift atau eskalator, jalan kaki atau bersepeda ke kantor bila memungkinkan, parkir kendaraan di tempat yang agak jauh untuk memperbanyak berjalan kaki, dan sebagainya.

Usahakan untuk melakukan aktivitas aerobik selama 30 menit sebanyak 5 kali seminggu (150 menit per minggu). Agar optimal, bisa juga mengombinasikan latihan aerobik dengan latihan angkat beban untuk meningkatkan massa otot.

  1. Stop Merokok

Merokok meningkatkan risiko berbagai penyakit, salah satunya adalah diabetes. Orang yang merokok memiliki peningkatan risiko sebesar 30-40 persen untuk menderita diabetes tipe 2 daripada orang-orang yang tidak merokok.

  1. Cukupi Kebutuhan Tidur

Kurang tidur bisa menjadi salah satu penyebab berat badan bertambah. Tubuh pun akan lebih sulit untuk menggunakan insulin secara efektif.

Latih diri untuk tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari, termasuk saat hari libur. Agar kualitas tidur tak terganggu, hindari menonton televisi atau memandangi gawai sebelum tidur dan hindari minum kopi setelah lewat jam makan siang.

  1. Rutin Cek ke Dokter

Untuk tahu apakah kadar gula darah kembali normal dan stabil, Anda disarankan untuk sering-sering memeriksakan diri ke dokter agar kondisi kesehatan tetap terpantau.

Itulah penyebab prediabetes yang banyak dialami remaja dan dewasa muda, yaitu kelebihan berat badan, hipertensi, dan gangguan kolesterol yang biasanya merupakan akibat dari gaya hidup tidak sehat. Untuk mencegah prediabetes atau membuat kondisi tersebut berkembang menjadi diabetes, lakukan lima tips di atas agar terhindar dari diabetes dan komplikasinya yang berbahaya!

(RN/RPA)

DiabetesPrediabetes

Konsultasi Dokter Terkait