Diabetes

Mana Lebih Bahaya, Gula Darah Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah?

dr. Melyarna Putri, 09 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kadar gula darah seseorang bisa tinggi, namun juga bisa rendah, tergantung gaya hidup dan pola makannya. Mana yang lebih berbahaya?

Mana Lebih Bahaya, Gula Darah Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah?

Gula darah secara medis merupakan definisi dari jumlah kandungan gula atau zat glukosa dalam darah. Menjaga kadar gula dalam tubuh tak hanya penting bagi penderita diabetes, tetapi juga bagi orang yang sehat.

Sebab, kadar gula darah yang normal penting bagi kinerja dan kesehatan tubuh Anda. Bila terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka akan timbul keluhan yang mengganggu. Ketahui kondisi mana yang lebih berbahaya agar Anda dapat lebih waspada.

Saat gula darah terlalu tinggi

Menurut American Diabetic Association, kadar gula darah dikatakan terlalu tinggi apabila melebihi angka 200 mg/dL. Hal ini dapat terjadi pada 2 kondisi, yaitu saat tubuh Anda tidak memiliki insulin yang cukup atau saat tubuh Anda tidak bisa menggunakan insulin dengan baik.

Dokter biasanya menyebut kondisi yang pertama dengan diabetes tipe 1. Karena jumlah insulin yang tidak cukup di dalam tubuh, maka terjadilah penumpukan gula di dalam darah.

Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan komplikasi berat mengancam nyawa, seperti ketoasidosis diabetes dan hiperosmolar hiperglikemik. Gejalanya mulai dari mudah mengantuk sampai dengan penurunan kesadaran dan koma.

Sedangkan, kondisi yang kedua disebut diabetes tipe 2, disebabkan oleh gaya hidup yang tidak tepat, misalnya kebiasaan minum alkohol, konsumsi makanan manis, jarang berolahraga, dan obesitas.

Akibat gaya hidup ini,  insulin yang seharusnya bertugas menurunkan gula di dalam darah menjadi tidak lagi sensitif mengenali kenaikan kadar gula darah. Akibatnya, terjadilah penumpukan di dalam darah.

Meski demikian, Anda tak perlu cemas. Bila Anda memiliki kadar insulin yang cukup dan tidak terdapat gangguan fungsi dari insulin, umumnya tubuh dapat menjaga kadar gula darah selalu di bawah 200 mg/dL, walaupun Anda baru saja mengonsumsi makanan yang manis.

Lalu, bagaimana bila gula darah terlalu rendah?

Gula darah yang terlalu rendah atau hipoglikemia bisa terjadi ketika kadar gula darah Anda berada di bawah 70 mg/dL. Kadar gula darah yang rendah ini berisiko menyebabkan berbagai organ tubuh mengalami kelainan fungsi, terutama pada bagian otak.

Pasalnya, otak merupakan organ yang sangat peka terhadap kadar gula darah yang rendah, sebab glukosa merupakan sumber energi utama bagi otak.

Saat Anda mengalami hipoglikemia, Anda akan merasakan gejala pusing, bingung, badan terasa lelah dan lemah, sakit kepala, tidak mampu berkonsentrasi, jantung berdebar-debar, keluar keringat dingin, gangguan penglihatan, kejang, hingga penurunan kesadaran sampai dengan koma.

Bila tak segera diatasi, hipoglikemia juga bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Biasanya, gejala hipoglikemia berat sering dialami oleh penderita diabetes dengan kebiasaan berikut ini:

  • Penggunaan obat-obatan diabetes yang tidak diimbangi asupan karbohidrat yang tepat.
  • Aktivitas fisik yang berat namun tidak diimbangi dengan asupan makanan yang memenuhi kebutuhan karbohidrat.
  • Puasa dengan manajemen nutrisi yang tidak tepat.

Namun, Anda yang bertubuh sehat pun juga perlu berhati-hati. Sebab, hipoglikemia juga dapat menyerang apabila Anda menjalani puasa jangka panjang tanpa persiapan nutrisi yang tepat. Selain itu, kekurangan suplai makanan dalam jangka panjang di suatu daerah juga rentan mengakibatkan kelaparan atau starvasi, sehingga gula darah pun turun secara drastis.

Mana yang lebih berbahaya?

Gula darah terlalu tinggi maupun terlalu rendah pada dasarnya sama-sama berbahaya bila tidak segera diatasi. Keduanya juga bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa.

Perbedaannya, gejala gula darah rendah dapat ditangani dengan lebih mudah bila seseorang sudah merasakan gejala. Penanganan awal yang dapat dilakukan di rumah yaitu dengan makan atau minum sesuatu yang manis dengan segera.

Sedangkan untuk kasus gula darah tinggi lebih susah dideteksi sendiri, karena membutuhkan pemeriksaan lab lengkap, dan penanganannya pun harus ditangani oleh dokter di rumah sakit.

Baik gula darah yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah, keduanya nyatanya sama-sama membahayakan nyawa Anda. Oleh sebab itu, pemantauan kadar gula darah normal sangat penting, terutama bagi Anda yang memiliki diabetes.

Periksakan kadar gula darah Anda secara rutin, minimal setiap 6 bulan sekali. Namun, khusus Anda yang memiliki diabetes, lakukan pencatatan gula darah setiap hari dan buat catatannya di buku pribadi Anda, sebagai pengingat untuk menjalankan gaya hidup sehat, menjaga asupan dan rutin berolahraga.

[NP/ RVS]

Gaya Hidup SehatInsulinOtakgula darahGlukosa DiabetesObesitasHipoglikemia

Konsultasi Dokter Terkait