Orang yang pernah terkena COVID-19 mungkin memiliki antibodi yang kuat terhadap virus corona. Namun, beberapa penelitian menyatakan hal itu tak menjamin penyintas COVID tidak bisa kembali terinfeksi.
Melansir laman resmi CDC, vaksinasi bagi penyintas COVID tetap diperlukan. Pasalnya, belum diketahui berapa lama tubuh bisa terlindungi dari infeksi setelah sembuh.
Lantas, kapan waktu yang tepat bagi penyintas COVID-19 untuk divaksinasi?
Artikel lainnya: Heboh Metode aaPRP untuk Terapi COVID, Apakah Itu?
Waktu yang Tepat bagi Penyintas COVID-19 Divaksinasi
:format(webp)/article/lIMoh3WwSuc53otcqxbQJ/original/027380600_1616644859-Wanita_Lebih_Rentan_Mengalami_Efek_Samping_Vaksin_COVID-19.jpg?w=256&q=100)
Beberapa penyintas menerima antibodi monoklonal atau plasma konvalesen selama terinfeksi virus corona. Dalam hal ini, ia harus menunggu selama 90 hari sebelum mendapatkan vaksin COVID-19 kembali.
Melansir laman Cleveland Clinic, Amerika Serikat, pakar penyakit menular dr. Kristen Englund, MD, mengatakan antibodi monoklonal dapat membuat seseorang tidak dapat mengembangkan respons yang bagus dan kuat terhadap vaksin.
Oleh sebab itu, sebaiknya penyintas yang ingin divaksinasi menunggu selama 90 hari sampai antibodi monoklonal keluar dari sistem imun.
Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes, memang dalam medis sebenarnya tidak ada aturan yang mengharuskan seseorang menunggu beberapa lama untuk menerima vaksin.
Namun, ia mengatakan bila mengikuti aturan dari Kementerian Kesehatan RI, penyintas COVID-19 bisa menerima vaksin kembali setelah 3 bulan.
“Kalau dari pemerintah memang dianjurkan menunggu 3 bulan. Kemungkinan dipilih 3 bulan karena dianggap masih ada kekebalan setelah sembuh COVID-19. Tapi, setelah itu kekebalannya mungkin menurun sehingga sebaiknya tetap vaksin,” ucap dr. Sara.
Dokter Sara juga menjelaskan, orang yang terinfeksi virus corona setelah menerima vaksin dosis pertama tidak perlu vaksinasi ulang. Dosis kedua dapat dilanjutkan setelah 3 bulan dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Artikel lainnya: Mirip, Begini Cara Membedakan Gejala COVID-19 dan Flu Perut
Benarkah Penyintas COVID-19 Hanya Butuh Satu Dosis Vaksin?
:format(webp)/article/6g3Wz9yzHdJMKjCqaRDGk/original/076732900_1614765244-Syarat-Penderita-Asma-Bisa-Vaksinasi-COVID-19-by-ANTARA-FOTO-Fikri-Yusuf.jpg?w=256&q=100)
Masih dari laman Cleveland Clinic, beberapa laporan studi menyarankan orang yang telah terinfeksi COVID-19 hanya membutuhkan satu dosis vaksin.
Hal ini karena orang-orang yang telah terpapar SARS-CoV-2 cenderung meningkatkan respons imun yang kuat terhadap satu suntikan mRNA. Jadi, mereka dianggap tidak membutuhkan dosis kedua.
Dosis tunggal vaksin mRNA setelah infeksi mencapai tingkat antibodi yang sama terhadap pengikatan reseptor protein lonjakan (spike protein). Temuan ini dibandingkan dengan vaksinasi dosis ganda pada orang yang tidak pernah terpapar SARS-CoV-2. Namun, hal ini masih sebatas penelitian.
Jika Anda ragu untuk menerima vaksin kembali setelah sembuh dari COVID-19, bicarakan dengan dokter mengenai kondisi tubuh.
Gunakan aplikasi Klikdokter untuk mendapatkan beragam info penting seputar vaksinasi COVID-19. Anda juga bisa langsung konsultasi lebih cepat lewat Live Chat dokter.
(FR/JKT)