Covid-19

Terapi ECMO Kurangi Risiko Kematian Pasien COVID-19

Tri Yuniwati Lestari, 03 Mar 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Terapi ECMO ditemukan dapat bermanfaat mengurangi angka kematian pasien COVID. Simak lebih lanjut manfaat terapi ECMO di sini.

Terapi ECMO Kurangi Risiko Kematian Pasien COVID-19

Terapi ECMO (Extracorporeal Membrane Oxygenation) adalah terapi dukungan yang diberikan kepada pasien penyakit jantung dan paru-paru.

Terapi ini biasanya diberikan setelah pasien mengalami serangan jantung, atau ketika jantung tidak lagi mampu memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal.

Penelitian menemukan, manfaat terapi ECMO juga bisa dirasakan pasien coronavirus dan menjadi bagian dari terapi COVID.

Fungsi Terapi ECMO untuk Pasien COVID-19

Studi mengenai penggunaan ECMO untuk pasien COVID dilakukan oleh para peneliti dari Vanderbilt University Medical Center, AS. Penelitian telah diterbitkan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine.

Dalam riset, mereka melihat kekurangan mesin ECMO di fasilitas kesehatan bisa berdampak buruk bagi pasien virus corona.

Hampir 90 persen dari 55 pasien yang dirujuk untuk mendapatkan terapi ECMO, tetapi tidak menerimanya dilaporkan meninggal. Pasien diketahui masih berusia muda dengan beberapa masalah kesehatan lainnya.

Sementara, 43 persen dari 35 pasien yang menerima ECMO meninggal. Artinya, risiko kematian bagi pasien yang menerima terapi tersebut lebih rendah sekitar 50 persen, dibandingkan yang tidak.

Artikel Lainnya: Heboh Metode aaPRP untuk Terapi COVID, Apakah Itu?

Mesin ECMO untuk pasien dengan infeksi coronavirus digunakan dalam situasi perawatan kritis, ketika jantung dan paru-paru pasien rusak parah dan membutuhkan bantuan oksigenasi jaringan tubuh.

Mesin ECMO menggantikan tugas jantung dan paru-paru untuk sementara. Hal ini memungkinkan kedua organ tersebut untuk beristirahat dan menyembuhkan infeksi yang ada.

Mesin bekerja dengan memompa darah keluar dari tubuh, menghilangkan karbon dioksida, dan mengirimkan darah beroksigen kembali ke tubuh.

Terapi COVID ECMO hanya diberikan kepada pasien yang telah memenuhi syarat, atau mereka yang menggunakan ventilator dan menerima intervensi medis lain.

Dilansir dari News Medical Life Sciences, sebuah meta-studi (2020) menemukan hasil positif mengenai penggunaan ECMO untuk pasien COVID-19.

Peneliti memeriksa hasil dari 492 pasien yang dirawat di sejumlah unit perawatan intensif. Perkiraan risiko kematian sekitar 31 persen setelah 60 hari pasien menerima perawatan ECMO. 

Artikel Lainnya: Ini Suplemen dan Obat Terapi COVID-19 Sesuai Tingkat Gejala

Hasil tersebut sebanding dengan tingkat keberhasilan ECMO untuk ARDS (acute respiratory distress syndrome) atau sindrom gangguan pernapasan akut yang tidak terkait dengan COVID.

Meski begitu, asisten profesor kedokteran Vanderbilt University Medical Center, dr. Jonathan Casey, mengatakan manfaat terapi ECMO untuk COVID-19 masih menjadi perdebatan.

Karena, masih ada beberapa pasien yang meninggal meskipun telah mendapatkan perawatan tersebut. 

Terlepas dari itu, dr. Casey mengatakan terapi ECMO untuk pasien coronavirus dinilai dapat meningkatkan peluang hidup.

Menurut dr. Theresia Rina Yunita, ECMO memang telah digunakan sebagai terapi pada pasien dengan ARDS yang disebabkan oleh COVID-19 dan hipoksemia.

Namun, tidak ada bukti pasti ECMO dapat meningkatkan hasil klinis pada pasien virus corona. Studinya masih harus dilakukan lebih lanjut.

“Studi menunjukkan hasil yang berbeda-beda pada tiap pasien yang diterapi ECMO. Hal ini disebabkan banyak faktor yang memengaruhi, seperti keparahan penyakit, adanya komorbid, dan lain-lain,” ucap dr. Theresia.

Artikel Lainnya: Alasan Oseltamivir dan Azithromycin Tak Dianjurkan sebagai Obat COVID

Ventilasi Mekanik sebagai Metode Perawatan Lainnya

Ventilasi mekanik lebih sering diberikan kepada pasien COVID-19 yang mengalami ARDS. Alat ini cenderung lebih membantu kerja paru-paru ketimbang jantung.

Ventilasi mekanik digunakan untuk mengoksigenasi darah pasien COVID-19 dengan ARDS.

Namun, alat tersebut juga memiliki kekurangan. Tingkat kematian pasien coronavirus yang menggunakannya pun tetap tinggi.

Penggunaan ECMO dan ventilasi mekanik biasanya tidak bersamaan. Pasien bisa menerimanya bila telah mendapat persetujuan dokter dan ada ketersediaan fasilitas.

Bila ingin tanya lebih lanjut seputar terapi COVID-19, konsultasi dengan dokter lebih cepat via LiveChat di aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

Referensi:

  • Wawancara dr. Theresia Rina Yunita.
  • The Lancet. Diakses 2022. ECMO in COVID-19: do not blame the tool.
  • USA Today. Diakses 2022. Nearly 90% of COVID patients who didn't get critical care therapy they needed died despite being young and healthy, study says.
  • Journal of Cardiothoracic and Vascular Anesthesia. Diakses 2022. ECMO in COVID-19 Patients: A Systematic Review and Meta-analysis.
  • News Medical Life Sciences. Diakses 2022. How is ECMO Being Used to Treat Severe COVID-19?

 Ditinjau oleh dr. Theresia Rina Yunita

virus corona
infeksi virus