Covid-19

Studi: Vaksin Pfizer dan AstraZeneca Tak Ampuh Usai Tiga Bulan

Tri Yuniwati Lestari, 20 Agu 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Studi menemukan efikasi vaksin Pfizer dan AstraZeneca menurun setelah 3 bulan pascavaksinasi. Apakah masih mampu cegah COVID-19? Ketahui di sini.

Studi: Vaksin Pfizer dan AstraZeneca Tak Ampuh Usai Tiga Bulan

Vaksin Pfizer dan Astrazeneca merupakan beberapa contoh jenis vaksin yang dianggap ampuh dalam mencegah infeksi virus corona. Sejumlah negara pun telah menjalankan vaksinasi menggunakan vaksin tersebut.

Namun, sebuah studi baru-baru ini menemukan vaksin Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca mengalami penurunan efektivitas dan tidak dapat mencegah varian Delta setelah 90 hari pascavaksinasi.

Para peneliti menilai tingkat kemanjuran vaksin Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca turun beberapa persen setelah tiga bulan. Banyak peneliti akhirnya menilai booster atau dosis ketiga dibutuhkan.

Artikel Lainnya: Risiko Suntik Vaksin Kosong bagi Kesehatan Tubuh

1 dari 2

Efektivitas Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Menurun Setelah 3 Bulan

Sebuah studi oleh Universitas Oxford, Inggris, menemukan perlindungan dari dua vaksin COVID-19 yang paling umum digunakan di Inggris terhadap varian Delta melemah dalam waktu tiga bulan.

Peneliti mengumpulkan sekitar 380.000 orang dewasa yang dipilih secara acak antara 1 Desember 2020 sampai 16 Mei 2021. Peneliti menganalisis lebih dari 3 juta sampel tes swab yang dikumpulkan di seluruh Inggris.

Dari hasil penelitian ditemukan efektivitas vaksin Pfizer atau AstraZeneca menurun 90 hari setelah dosis kedua. Efektivitas vaksin Pfizer menjadi 75 persen (dari 85 persen), sementara AstraZeneca 61 persen (dari 68 persen).

Penurunan efektivitas lebih menonjol pada orang-orang berusia di atas 35 tahun.

Selain itu, peneliti juga menemukan orang yang terinfeksi setelah dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau AstraZeneca lebih berisiko tinggi terkena varian baru. Hal ini termasuk varian Delta dibanding varian virus corona aslinya.

Studi mengungkap mereka yang terinfeksi setelah menerima dua dosis vaksin Pfizer atau AstraZeneca kemungkinan juga lebih berisiko menulari orang lain.

Temuan dari Universitas Oxford ini menunjukkan perlindungan vaksin COVID-19 dapat berkurang dari waktu ke waktu.

Para peneliti melihatnya sebagai acuan untuk memberikan booster atau dosis ketiga dalam menghadapi peningkatan infeksi mutasi Delta.

Artikel Lainnya: Banyaknya Varian Virus COVID-19, Bagaimana Cara Jaga Imun Tubuh?

2 dari 2

Perlukah Mengecek Jumlah Antibodi Setelah Vaksinasi?

Menurut dr. Devia Irine Putri, saat ini tidak ada rekomendasi untuk memeriksakan kadar antibodi secara rutin setelah menerima vaksin. Karena, pemeriksaan antibodi bisa saja menjadi rancu. 

Untuk pemberian dosis ketiga, dr. Devia mengatakan bisa saja dibutuhkan untuk penguat bagi sebagian orang. Namun, hal ini harus berdasarkan pemeriksaan dari dokter atau vaksinator mengenai kebutuhan dosis ketiga.

Temuan tentang penurunan efikasi vaksin setelah vaksinasi masih dalam penelitian. Jadi, belum dapat dipastikan apakah hal ini bisa terjadi pada semua orang.

“Belum diketahui mengapa terjadi penurunan efektivitas vaksin pada sebagian orang. Studi yang dilakukan Universitas Oxford hanya melibatkan grup kecil, tidak diketahui seberapa cepat antibodi setiap orang bisa turun,” jelas dr. Devia.

“Tapi, para peneliti meyakini setiap respons tubuh berbeda dalam menyimpan memori sel T. Meski kadar antibodinya rendah, tubuh tetap punya kemampuan untuk menyimpan memori dalam jangka panjang. Jadi, bisa turut membantu mengurangi risiko keparahan penyakit virus corona,” lanjutnya.

Ikuti terus informasi mengenai vaksin COVID-19 di aplikasi Klikdokter. Anda juga dapat konsultasi langsung lebih cepat lewat LiveChat dokter.

(FR/AYU)

virus corona
infeksi virus