HomeInfo SehatCovid-19Perlu Tahu, Ini Penyebab Hasil Tes COVID-19 Salah
Covid-19

Perlu Tahu, Ini Penyebab Hasil Tes COVID-19 Salah

Aditya Prasanda, 08 Feb 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kesalahan input data pasien hingga kontaminasi silang dapat menyebabkan hasil tes COVID-19 keliru. Ketahui alasannya lewat ulasan berikut.

Perlu Tahu, Ini Penyebab Hasil Tes COVID-19 Salah

Lonjakan kasus positif virus corona di Indonesia berdampak terhadap hasil tes COVID-19 di sejumlah laboratorium.

Tidak sedikit laporan mengenai kesalahan data status pasien yang terinfeksi coronavirus. Hal ini tidak hanya merugikan pasien secara personal, namun turut memengaruhi keabsahan data kasus virus corona nasional.

Setidaknya, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan hasil skrining coronavirus keliru, di antaranya:

1. Kesalahan Data Entry

Disampaikan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, pada pekan awal Februari 2022, terdapat lonjakan tes pemeriksaan COVID-19 di Indonesia. 

Laporan tersebut tercatat di dalam PeduliLindungi, sebuah aplikasi pelacakan kontak digital kasus virus corona yang digunakan secara resmi di Indonesia.

Menkes Budi mengatakan terdapat sekitar 500 ribu tes coronavirus yang tercatat di dalam PeduliLindungi pada Februari 2022. Jumlah tersebut naik nyaris dua kali lipat, di mana biasanya skrining COVID-19 yang tercatat berkisar 250 ribu-300 ribu.

Artikel Lainnya: Ketahui Tes Molekuler Isotermal untuk Deteksi COVID-19

Lonjakan pemeriksaan virus corona menyebabkan petugas data entry laboratorium kewalahan untuk memasukkan hasil tes pasien. Terlebih, untuk memasukkan data ke PeduliLindungi, petugas harus melakukannya secara manual.

Akibatnya, terdapat banyak kesalahan data pasien yang tercatat dan dilaporkan melalui PeduliLindungi.

Untuk mengurangi kesalahan input data, Menkes Budi mengatakan pihaknya  segera melakukan perbaikan sistem. Hal ini bertujuan agar hasil tes COVID-19 pasien di laboratorium langsung tercatat otomatis ke dalam PeduliLindungi.

Berdasarkan studi yang dimuat JAMA Network pada Januari 2022, sistem data yang komprehensif sangat penting. Hal ini guna mengidentifikasi potensi masalah secara cepat akibat kesalahan tes skrining.

2. Alat Tes COVID-19 Rusak

Tes antigen COVID-19 merupakan salah satu jenis tes cepat untuk mendeteksi keberadaan antigen, yaitu zat asing, dalam hal ini SARS-CoV-2. Infeksi virus corona dapat memicu tubuh menghasilkan antibodi spesifik.

Disampaikan dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, tes antigen bisa menghasilkan positif palsu. Positif palsu merupakan hasil skrining yang menunjukkan bahwa pasien positif COVID-19, padahal tidak terinfeksi virus corona sama sekali.

“Salah satu sebabnya karena perangkat alatnya kurang memadai,” jelas dr. Iqbal. Kerusakan alat terbukti sebagai salah satu faktor umum penyebab munculnya hasil positive false.

Masih mengutip riset dari JAMA Network, sebanyak 3 hasil positif palsu dari 1 batch antigen terjadi karena masalah manufaktur, seperti alat antigen yang cacat ataupun rusak sebelum diujikan.

Kerusakan alat antigen juga bisa disebabkan oleh penyimpanan alat yang tidak sesuai prosedur.

Ketika alat antigen rusak, maka hasil tes yang dihasilkan berisiko menimbulkan negative false alias negatif palsu. Artinya, hasil skrining pasien suspek COVID-19 negatif, padahal sebenarnya dia terinfeksi coronavirus.

Artikel Lainnya: Ini Fakta Reagen, Bagian Terpenting dari Tes PCR

3. Waktu Pengambilan Spesimen

Waktu pengambilan spesimen juga dapat memengaruhi hasil skrining COVID-19. Hal ini terutama berlaku ketika petugas mengambil beberapa spesimen sekaligus.

Pasalnya, kondisi tersebut dapat menyulitkan petugas untuk menentukan waktu inkubasi yang tepat bagi setiap spesimen. Akibatnya, risiko kesalahan hasil pemeriksaan kian besar.

4. Hasil Tes Antigen Tidak Terlalu Akurat

Dokter Dani Zander, kepala Pathology and Laboratory Medicine UC Health di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa tes antigen tidak memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi seperti PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi keberadaan coronavirus.

Karenanya, hasil tes positif maupun negatif palsu sangat mungkin terjadi. Terlebih, ketika permintaan skrining COVID-19 melonjak.

Hal ini juga terjadi di Indonesia yang menggunakan tes antigen untuk memeriksa keberadaan virus corona secara massal.

Artikel Lainnya: Bahaya Menggunakan Alat Tes COVID-19 Bekas Orang Lain

5. Kontaminasi Silang

Alat tes antigen maupun PCR dapat mengalami kontaminasi silang. Kontaminasi silang terjadi ketika zat asing (bakteri, virus, atau jamur) di sekitar alat skrining COVID-19 mengontaminasi perangkat tersebut. Hal ini bisa menyebabkan kesalahan hasil tes PCR maupun antigen.

Kontaminasi silang dapat terjadi karena ruangan laboratorium tempat penyimpanan alat kurang higienis, alat tidak didesinfeksi secara memadai, maupun peralatan medis tidak digunakan secara tepat.

Kontaminasi silang mungkin pula terjadi akibat petugas tidak mengganti sarung tangan ketika menangani pasien yang berbeda.

Itu dia sederet penyebab kesalahan hasil tes COVID-19. Jika ingin tanya lebih lanjut seputar virus corona, konsultasi ke dokter via LiveChat.

(OVI/AYU)

Referensi:

  • Wawancara dr. Muhammad Iqbal Ramadhan
  • JAMA Network. Diakses 2022. False-Positive Results in Rapid Antigen Tests for SARS-CoV-2.
  • UC Health. Diakses 2022. Reasons for a False Positive or False Negative COVID-19 Test Result.
Antigencovidtes covid-19PCR

Konsultasi Dokter Terkait