Covid-19

Pegawai Kemendikbud RI Jadi Suspect COVID-19, Ini Penjelasannya

Tamara Anastasia, 09 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Meski masih berstatus suspect infeksi COVID-19, sebanyak lima belas pegawai Kemendikbud telah diminta untuk lakukan isolasi mandiri.

Pegawai Kemendikbud RI Jadi Suspect COVID-19, Ini Penjelasannya

Kabar tak mengenakkan datang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Beberapa waktu lalu, Kemendikbud menggelar rapid test untuk para pegawainya.

Hasilnya, diketahui sebanyak lima belas pegawai diduga menjadi pasien positif virus corona.

Bagaimana Pegawai Kemendikbud Bisa Jadi Suspect Virus Corona?

Pelaksana Tugas Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam, membenarkan bahwa ada lima belas pegawai yang jadi suspect terinfeksi virus corona.

Meski begitu, ia tidak mengatakan bahwa pegawai-pegawai tersebut benar positif virus corona, lantaran masih jadi suspect.

Selain itu, lima belas pegawai Kemendikbud itu juga baru satu kali melakukan tes, sehingga masih butuh beberapa kali tes lagi untuk menentukan status mereka.

Dokter Devia Irine Putri menjelaskan, suspect sendiri adalah orang yang masih terduga menjadi pasien positif virus corona.

Umumnya, orang-orang yang jadi suspect juga tidak menunjukkan gejala sakit. Jadi, butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui status orang tersebut.

Diduga Banyak OTG, Kemendikbud Sarankan Isolasi Mandiri

Lima belas orang yang jadi suspect positif virus corona diminta untuk melakukan isolasi mandiri. Meski tidak bergejala dan masih dalam keadaan sehat, pihak Kemendikbud tetap meminta para pegawainya itu untuk isolasi mandiri.

Karena belum ada status yang pasti, para suspect pun bisa disebut sebagai OTG. Perlu Kamu ketahui, OTG memang jadi salah satu sumber penularan yang sangat berbahaya.

Hal ini karena ia yang sebenarnya sudah positif COVID-19 juga tidak sadar bahwa dirinya telah terinfeksi, karena tidak menunjukkan gejala penyakit.

“Orang yang ditetapkan jadi suspect memang harus melakukan isolasi mandiri. Ini dikarenakan jika ia memang terbukti positif virus corona, maka ia tidak jadi carrier untuk orang lain, sehingga penularan virus corona pun akan sangat minim terjadi,” ujar dr. Devia.

“Biasanya orang itu akan isolasi mandiri selama empat belas hari. Tapi, jika hasil tesnya keluar lebih lama, maka semakin lama juga masa isolasi mandiri yang dijalani suspect,” lanjutnya.

Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa

Tak Ada #KemendikbudLockdown, Tapi Pembatasan Jam Kerja

Walau ada pegawai yang jadi suspect virus corona, Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Evy Mulyani, mengatakan tidak ada lockdown di kantor Kemendikbud.

Hanya saja, akan ada pendekatan piket dengan kebijakan yang sangat efektif agar para pegawai lainnya tetap terjamin kesehatannya.

Tidak hanya itu, seluruh karyawan yang berada di gedung yang sama dengan para suspect juga diminta untuk melakukan sistem bekerja dari rumah (WFH) sampai jangka waktu yang ditentukan.

Menanggapi hal ini, dr. Devia setuju bila karyawannya memang diberikan kebijakan bekerja dari rumah. Hal ini bertujuan untuk mencegah atau memutus rantai penularan virus corona di gedung Kemendikbud.

Namun, jika hasil tes para suspect nantinya menunjukkan status positif, maka sebaiknya gedung Kemendikbud harus lockdown sementara waktu, agar contact tracking lebih mudah dilakukan.

“Tapi balik lagi, jika memang ada kebijakan yang menetapkan tidak boleh lockdown dan harus masuk kantor, maka para pegawai yang masuk wajib mengikuti sistem kerja shift. Ini berguna untuk mengurangi jumlah orang dalam satu kantor, agar tidak ada interaksi yang terlalu banyak juga,” kata dr. Devia.

Selain itu, untuk menjamin keamanan dan kesehatan para pegawai, seluruh unit di lingkungan Kemendikbud akan disterilisasi dan melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala.

Bila Kamu memiliki gejala seputar COVID-19, jangan ragu memeriksakan diri. Semakin cepat diperiksa, semakin cepat juga penanganannya.

Bila ingin konsultasi dokter, pakai fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait