Sejak berlabuh di Yokohama, Jepang, pada 3 Februari lalu, ribuan orang terjebak di kapal pesiar Princess Diamond. Per Minggu (16/2), ada tambahan 70 kasus positif coronavirus, menjadikan total infeksi di kapal tersebut sebanyak 356 orang.
Kapal pesiar tersebut merupakan konsentrasi terbesar kasus virus coronavirus baru COVID-19 di luar daratan (mainland) Tiongkok. Sebanyak 3.700-an orang terjebak di dalamnya akibat pemberlakuan karantina. Dikabarkan, masa karantina berakhir pada hari Rabu (19/2).
Kenapa Jumlah Kasus Positif di Kapal Pesiar Princess Diamond Makin Banyak?
Penyebab meningkatnya angka penularan novel coronavirus baru di kapal pesiar tersebut belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang mungkin mendukung virus tersebut terus menyebar di dalam kapal yang dikarantina, meliputi:
-
Sirkulasi dan Kualitas Udara yang Tak Baik
Kondisi ini bisa membuat penyebaran virus di kapal meluas. Ada penelitian oleh Ryan Kennedy, asisten profesor di Johns Hopkins University Bloomberg School of Public Health melaporkan, kualitas udara di kapal pesiar sangat buruk dibandingkan dengan udara di Beijing atau Santiago.
Bahkan, sistem pembuangan mesin kapal pesiar mengandung unsur-unsur berbahaya, seperti logam dan hidrokarbon aromatik polycyclic.
-
Kondisi Penumpang dan Awak Kapal
Kelelahan, kecemasan, atau stres berlebih dan ditambah asupan gizi yang kurang bisa bikin daya tahan tubuh menurun, sehingga lebih rentan terkena penyakit.
-
Banyak Lansia
Bila melihat pemberitaan media, cukup banyak lansia yang merupakan penumpang kapal pesiar Princess Diamond.
Seperti yang Anda tahu, sistem imun lansia cenderung lebih lemah ketimbang orang-orang yang masih di usia produktif.
Selain itu, lansia juga umumnya memiliki penyakit kronis, sehingga efek infeksi akan semakin parah dan meningkatkan komplikasi berbahaya yang dapat mengancam nyawa.
-
Lingkungan yang Sempit
Karena lingkup karantina yang sempit, kesempatan untuk menyentuh fasilitas umum yang sudah terkena virus corona juga semakin besar.
Artikel lainnya: Tanda-tanda Seseorang Sudah Sembuh dari Virus Corona
Apa Kabar WNI di kapal pesiar Princess Diamond?
Mengutip CNN Indonesia, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengatakan, hingga saat ini, hasil tes dari 78 WNI yang merupakan awak kapal yang ada di kapal Diamond Princess adalah negatif COVID-19.
Wah, kok, bisa?
Dari KlikDokter, dr. Devia Irine Putri mengatakan, sama halnya dengan jenis virus lainnya, virus corona hanya bisa menginfeksi orang-orang dengan daya tahan tubuh rendah.
Meski tidak diketahui secara pasti di mana lokasi mereka saat di kapal dan apakah berinteraksi dengan penderita atau tidak, tapi dari kacamata medis, ada kemungkinan daya tahan tubuh WNI di sana cukup bagus dan kuat.
“Selain itu, ada kemungkinan juga mereka tidak berinteraksi dengan penderita, sehingga tidak terkena droplet (cairan yang keluar saat batuk atau bersin) atau memegang benda yang sudah terinfeksi virus. Bisa juga mereka sudah mengantisipasi dari awal dengan pakai masker dan rajin cuci tangan, di luar soal daya tahan tubuh yang kuat,” kata dr. Devia menjabarkan berbagai kemungkinan.
“Untuk sekarang, belum diketahui pasti, ya. Mungkin saja mereka tetap menjaga asupan makan mereka dan tetap beristirahat. Lalu, mungkin juga lebih tahan stres.
Artikel lainnya: 9 Orang di Hongkong Terinfeksi Virus Corona setelah Berbagi Makanan!
Stres itu sendiri, kan, mampu menurunkan imunitas tubuh. Orang-orang yang cenderung ‘paranoid’ tanpa melakukan usaha pencegahan malah bisa mengalami penurunan imunitas,” lanjutnya.
Sebagai informasi tambahan, KBRI di Tokyo terus mengirim bantuan logistik berupa makanan instan dan suplemen kepada WNI yang masih berada di Diamond Princess, sebagai upaya untuk menjaga daya tahan tubuh WNI di kapal pesiar tersebut.
Beberapa negara sudah bergerak untuk mengevakuasi warganya dari kapal tersebut. Namun, dilansir dari Liputan6.com, “KBRI Tokyo diinformasikan ABK kita di kapal pesiar tersebut bahwa mereka memutuskan untuk menyelesaikan masa karantina mereka di kapal tersebut," ujar Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah pada hari Senin (17/2).
Update kasus coronavirus COVID-19
Data real-time dari Johns Hopkins per Senin (17/2) menyebut, angka infeksi virus corona secara global mencapai 71.350 orang, 1.775 kematian, dan 11.136 dilaporkan pulih.
Satu kasus positif baru ditemukan di Mesir pada hari Sabtu (13/2), yang merupakan kasus virus corona yang pertama dilaporkan di benua Afrika.
Mayoritas korban jiwa tetap di area Tiongkok daratan, khususnya Provinsi Hubei. Di luar itu, kasus kematian bertambah satu di Taiwan (setelah sebelumnya dilaporkan di Filipina, Hong Kong, dan Jepang) dan satu lagi di Prancis.
Semoga saja penyebaran novel coronavirus COVID-19 bisa segera ditekan dan diatasi. Tak perlu panik, tapi tetap waspada dengan menjaga kebersihan diri dengan rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menerapkan pola makan sehat, tidur cukup, serta pakai masker bila sedang sakit atau saat berada di keramaian.
(RN/RPA)