Covid-19

Jenis Obat yang Bisa Menurunkan Efikasi Vaksin Virus Corona

Tamara Anastasia, 09 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Vaksin COVID-19 efektif meringankan gejala infeksi virus corona. Namun, ada golongan obat yang justru bisa menurunkan efikasi vaksin itu sendiri.

Jenis Obat yang Bisa Menurunkan Efikasi Vaksin Virus Corona

Vaksin virus corona menjadi salah satu harapan bagi masyarakat dunia untuk mengakhiri pandemi. Vaksin ini nantinya akan membantu tubuh membentuk antibodi yang bisa menangkal dan meringankan gejala COVID-19.

Hanya saja, ada beberapa obat yang justru diklaim bisa menurunkan efikasi vaksin COVID-19. Apa saja, ya?

Obat yang Menurunkan Efikasi Vaksin COVID-19

Vaksin COVID-19 memang efektif dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap paparan coronavirus. Sayangnya, interaksi vaksin COVID-19 dengan beberapa obat dianggap bisa menurunkan efikasi vaksin virus corona.

Berikut adalah beberapa obat yang disebut dapat menurunkan efikasi vaksin virus corona.

1. Obat Imunosupresif

Melansir Healthline, Dr. Beth Wallace, seorang rheumatologist di Michigan Medicine, mengatakan, obat imunosupresif biasanya digunakan untuk mengatasi kondisi respons imun yang berpotensi merusak tubuh sendiri.

Obat semacam ini biasa digunakan penderita autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Sistem kekebalan penderitanya melihat bagian-bagian tertentu dari tubuh pasien, seperti sendi, sebagai ancaman. Saat sistem kekebalan tubuh mulai menyerang bagian tubuh sendiri, kerusakan pun dapat terjadi.

Artikel lainnya: Efikasi dan Efektivitas Vaksin COVID-19, Ini Bedanya

Masih menurut Wallace, sebagian besar obat imunosupresif tidak digunakan selain oleh orang dengan kondisi kronis ini. Namun, salah satu jenis obat imunosupresif yang sangat umum digunakan adalah steroid, termasuk juga obat seperti prednison serta dexametason.

Obat-obatan ini juga dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi masalah, seperti ruam alergi, bronkitis, dan infeksi sinus.

“Hal ini bisa menjadi masalah karena steroid amatlah imunosupresif. Karena itu, kami belajar bahwa steroid dosis rendah bisa meningkatkan risiko infeksi, serta mengurangi respons seseorang terhadap vaksin, termasuk vaksin COVID-19,” kata Wallace.

Hal senada juga dikatakan oleh dr. Astrid Wulan Kusumoastuti. Menurutnya, vaksin memiliki tujuan untuk memicu terbentuknya respon imun tubuh terhadap kuman terkait.

Di sisi lain, obat imunosupresan bekerja dengan menekan sistem imun untuk mengurangi peradangan. Artinya, keduanya memiliki cara kerja yang justru berlawanan.

2. Obat Anti-inflamasi

Melansir Times of India, obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen, sering digunakan untuk meredakan nyeri, mengurangi peradangan, dan menurunkan suhu tinggi.

Obat ini sering digunakan oleh orang-orang yang menderita sakit kepala, nyeri haid, keseleo, pilek, dan radang sendi. Namun, NSAID juga dapat menghambat sistem respons kekebalan tubuh sekaligus dapat mengurangi kemanjuran vaksinasi.

Artikel lainnya: Efikasi Vaksin Sinovac 50 Persen, Ini Artinya

Butuh waktu bagi tubuh untuk membangun perlindungan setelah vaksinasi. Konsumsi obat-obatan seperti ibuprofen atau acetaminophen sebelum divaksinasi bisa menurunkan efektivitas. Sebab, obat-obatan tersebut dapat mencegah tubuh Anda memproduksi antibodi.

Obat-obatan jenis ini menekan respons imun. Tubuh pun tidak dapat menghasilkan respons imun yang baik setelah suntikan diberikan. Setelah Anda mendapat vaksinasi, Anda bisa minum parasetamol, yang merupakan obat analgesik dan antipiretik.

3. Obat Pain Killer

Untuk menghindari rasa sakit sebagai efek samping, banyak orang yang sengaja minum pain killer sebelum vaksinasi. Padahal, CDC tidak menyarankan orang minum obat pereda nyeri, seperti Motrin, Advil, atau Tylenol, sebelum divaksinasi COVID-19.

Mengapa? Ketika Anda minum pain killer atau obat penghilang rasa sakit, tubuh akan menghasilkan efek penurunan respons antibodi.

Artikel lainnya: Bakal Digunakan di Indonesia, Ini Dia Vaksin COVID-19 Sinopharm

Alasan penurunan respons kekebalan itu belum benar-benar diketahui. Yang jelas, Direktur Peneliti Vaksin di Mayo Clinic, Dr. Gregory Poland, berpendapat lebih baik menderita efek samping daripada membuat vaksin kurang efektif.

Haruskah Berhenti Minum Obat Sebelum Vaksin?

Apakah itu artinya kita tidak disarankan mengonsumsi obat-obatan sebelum atau sesudah vaksinasi COVID-19? Sebenarnya, tidak semua obat punya efek yang bertentangan dengan sistem kerja vaksin.

Parasetamol, misalnya, bisa dikonsumsi setelah vaksinasi. Bila Anda mengalami demam setelah vaksinasi, obat tersebut bisa menjadi pilihan.

Tapi sebaiknya Anda tetap berkonsultasi dengan dokter perihal obat yang tepat. Dokter nantinya akan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Jangan sampai obat yang Anda minum malah mengurangi efektivitas vaksin. Hal itu justru akan merugikan.

Dapatkan konsultasi kesehatan langsung dengan dokter melalui fitur Live Chat 24 Jam dari Klikdokter.

[HNS/JKT]

virus coronavaksin

Konsultasi Dokter Terkait