Berita Kesehatan

Keprihatinan Perdospi tentang Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610

Ayu Maharani, 30 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 mengundang keprihatinan Perdospi. Berikut ini rekomendasi Perdospi tentang SDM Kedokteran Penerbangan.

Keprihatinan Perdospi tentang Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia (Perdospi) angkat bicara atas kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang terjadi pada Senin (29/10/2018) pagi. Mereka menyatakan keprihatinannya dan masih menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNTK) mengenai penyebab pesawat Lion Air jatuh tersebut.

Menurut Perdospi, pada umumnya kecelakaan dalam dunia penerbangan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. "Dalam kecelakaan pesawat terbang, umumnya penyebab adalah multifaktorial, jarang sekali yang menjadi penyebab tunggal," kata Ketua Umum Perdospi 2018-2021, Dr dr Wawan Mulyawan SpBS, SpKp melalui rilis resmi dari Perdospi.

Terlepas dari penyebab pesawat Lion Air JT 610 jatuh, Perdospi merekomendasikan tiap maskapai penerbangan untuk memiliki sumber daya manusia dengan spesialisasi Kedokteran Penerbangan. Hal ini sebagai upaya meminimalkan kecelakaan pesawat dari sisi human factor.

Perdospi kerahkan SDM untuk menginvestigasi

Dijelaskan oleh dr. Wawan pada rilis pers kemarin, Perdospi memang berfokus pada upaya pencegahan kecelakaan pesawat dari sisi human factor. Mereka merekomendasikan adanya pemantauan kesehatan secara konsisten terhadap para pilot, baik di Balai Kesehatan Penerbangan sebagai Designated Aviation Medical Examiner (DAME), maupun di kementerian, bandara, dan maskapai penerbangan.

Perdospi pun telah mengerahkan tiga anggotanya ke KNKT untuk menjadi investigator di bidang human factor. Tiga anggota Perdospi yang dimaksud adalah dr Hidayat, SpB, SpKP, dr Djunadi, MS, SpKP, dan dr Herman Muljadi, MS, SpKP. Mereka diminta untuk tetap siaga jika sewaktu-waktu harus diberangkatkan ke lokasi kecelakaan.

Sebagai organisasi yang berada di bawah naungan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sejak tahun ‘90-an, Perdospi memiliki 54 dokter lulusan pendidikan dokter spesialis kedokteran penerbangan yang tersebar di Balai Kesehatan Penerbangan Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, dan di maskapai dan universitas terkemuka lainnya.

Keprihatinan perdospi terhadap kecelakaan Lion Air JT 610

Di luar ada atau tidaknya faktor kesalahan manusia dari kasus jatuhnya pesawat Lion Air, Perdospi tetap menyatakan keprihatinannya terhadap kecelakaan tragis tersebut. Berkaitan dengan info yang diterima oleh pihak Perdospi, kelihatannya pesawat masih dalam fase lepas landas dan belum mencapai ketinggian di level yang direncanakan. Namun, kecelakaan saat lepas landas memang merupakan penyebab kecelakaan pesawat terbanyak kedua setelah mendarat.

"Berdasarkan data yang ada dalam kecelakaan saat take-off, umumnya dari multifaktorial yang ada, penyebab terbanyak adalah technical error. Walaupun, lebih kecil kemungkinan, faktor manusia masih mungkin terjadi," kata dr. Wawan.

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 yang membawa 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, dan 2 bayi itu hilang kontak pada pukul 06.33 WIB meski baru 13 menit mengudara. Setelah pesawat dipastikan jatuh, Tim SAR gabungan dari Basarnas dan TNI Angkatan Laut menemukan beberapa bagian pesawat tersebut (tidak utuh) di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Ada atau tidak adanya faktor kesalahan manusia dalam musibah kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 tersebut, rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia (Perdospi) mengenai adanya SDM Kedokteran Penerbangan di tiap maskapai sangat penting untuk dijadikan pertimbangan. Dan semoga, kecelakaan pesawat udara di Indonesia tidak terulang kembali, sehingga tetap bisa memberikan rasa aman saat bepergian jauh dengan naik pesawat.

[RS/ RVS]

Lion AirliputanPesawat JatuhKecelakaan PesawatLion Air JatuhLior Air JT 610PerdospiPerhimpunan Dokter Penerbangan

Konsultasi Dokter Terkait