Tips Parenting

Bolehkah Ajak Anak Lihat Pemotongan Hewan Kurban?

Nonton penyembelihan hewan kurban bisa menyebabkan anak trauma dan takut. Apa hal ini wajar? Bagaimana cara mengatasinya?

Bolehkah Ajak Anak Lihat Pemotongan Hewan Kurban?

Tak terasa, Idul Adha 1445 H akan segera tiba. Pemerintah menetapkan 17 Juni 2024 sebagai libur Hari Raya Idul Adha 2024. Momen spesial ini identik dengan penyembelihan hewan kurban, tradisi yang penuh makna dan nilai-nilai keislaman.

Tapi, pernahkah Kamu bertanya-tanya, bolehkah mengajak anak melihat proses penyembelihan hewan kurban?

Membawa anak menyaksikan penyembelihan hewan kurban merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dilakukan. Momen ini bisa menjadi peluang berharga untuk mengajarkan nilai-nilai agama dan kasih sayang pada anak.

Berniat untuk mengajarkan nilai agama, anak justru jadi takut dan menangis saat proses pemotongan hewan kurban. Ketakutan ini bahkan bisa berlanjut menjadi trauma di usia dewasa. Jika demikian, apa yang harus orang tua lakukan?

Artikel lainnya: Trauma pada Anak Bisa Ganggu Karakternya Saat Dewasa

Bolehkah Orang Tua Mengajak Anak Lihat Hewan Kurban Dipotong?

Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi., sebenarnya tidak ada yang salah dengan mengajak anak untuk melihat hewan kurban dipotong. Hanya saja, sebagai orang tua, Kamu harus bisa menyesuaikan kondisi atau kemampuan anak dalam melihat proses pemotongan hewan kurban.

“Pada anak di bawah umur, sebaiknya tidak diajak dulu melihat proses pemotongan hewan kurban. Ini dikarenakan pemotongan hewan bisa menimbulkan persepsi yang berbeda.

Misalnya, anak jadi berpikir ‘Kok, jahat, ya, memotong hewan?’ atau ‘Apa menyakiti hewan itu diperbolehkan’,” ujar Ikhsan.

“Pemotongan hewan (saat Iduladha) itu juga, kan, eksplisit, ya. Jelas sekali lehernya dipotong, dikuliti, darahnya jadi kemana-mana. Ini bisa buat sebagian anak jadi takut. Kalau anaknya takut, orang tua jangan paksa untuk lihat, ini bisa berbahaya bagi kesehatan mentalnya,” tambah Ikhsan.

Apabila sang anak memang ingin melihat dan tidak merasa terganggu dengan proses pemotongan, jelas ini tidak masalah bagi mereka. Sebagai antisipasi, Ikhsan menyarankan agar anak yang diajak nonton penyembelihan hewan kurban sudah berusia 11 tahun ke atas.

Sebab, pada usia ini, mental anak sudah mulai kuat dan bisa bedakan mana yang baik dan buruk. “Namun balik lagi, kondisi setiap anak itu berbeda. Jadi, jangan paksa anak menonton proses pemotongan, jika anak tidak mau dan takut melihatnya,” lanjut Ikhsan.

Artikel lainnya: Kiat Ampuh Mengatasi Trauma pada Anak

Anak Jadi Trauma, Apa Ini Normal?

Anak Jadi Trauma, Apa Ini Normal?

Apapun yang membuat si kecil menjerit ketakutan, ini bisa buat mereka jadi trauma. Sama seperti penyembelihan hewan kurban, kegiatan ini juga bisa menimbulkan takut yang berujung trauma pada anak Kamu.

Misalnya, anak jadi takut untuk memelihara hewan, takut melihat darah, atau bahkan jadi tidak mau makan daging sapi atau kambing karena teringat dengan proses pemotongan hewan kurban.

Jika hal ini sampai terjadi pada anak Kamu, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua agar meminimalisir dampak trauma itu. Berikut cara yang disarankan oleh Ikhsan:

  • Orang tua diharapkan bisa mengerti kondisi traumatik yang dialami oleh anak. Dengan memarahi dan membentak, ini bukan cara yang baik untuk mengajarkan mereka mengendalikan rasa takutnya.
  • Orang tua diharapkan tidak menghakimi ketakutan sang anak. Meski niat Kamu baik, yakni untuk mengajarkan nilai agama, pilihlah cara lain yang buat anak jadi tidak ketakutan. Salah satunya bisa dengan menonton kartun bertema Iduladha. Umumnya gambar seperti darah atau adegan penyembelihan pada kartun dibuat menjadi animasi menarik untuk anak-anak. Dengan demikian, diharapkan anak bisa mengerti dan memahami makna ajaran agama tersebut.
  • Beri penjelasan pada anak, bahwa pemotongan kurban ini merupakan salah satu ajaran yang dianut oleh agama Islam, terutama saat merayakan Iduladha. Beri tahu bahwa proses ini adalah mulia dan bisa memberikan manfaat bagi yang melakukannya.
  • Jangan paksa anak untuk melihat pemotongan kurban untuk kedua kalinya. Jika sekiranya anak sudah lupa dengan kejadian tahun sebelumnya, Kamu mungkin bisa mencobanya kembali. Bila anak masih ingat dan menangis ketika diajak pergi nonton potong hewan kurban, jangan paksa mereka.
  • Minta bantuan tenaga profesional seperti psikolog untuk memberikan treatment traumatic pada anak agar dampaknya tidak berkepanjangan.
  • Lakukan kegiatan menyenangkan yang bisa mengalihkan rasa trauma anak. Kamu bisa mengajak anak langsung bermain mainan atau makan makanan kesukaannya.

Artikel lainnya: Kesehatan Mental Anak Sejak Dini Harus Diperhatikan, Ini Alasannya!

Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Ajak Anak Lihat Potong Kurban

Jika ini adalah tahun pertama anak melihat potong kurban, ada beberapa pertimbangan yang perlu Kamu pikirkan sebelum mengajak si kecil lihat potong kurban. Misalnya, berikut ini

  • Pastikan Kamu mengetahui ketakutan terbesar anak. Jika anak takut melihat darah atau jeritan keras, sebaiknya hindari mengajak anak ke tempat-tempat pemotongan hewan kurban. Ini karena jelas di sana akan ada banyak darah dan jeritan hewan yang mungkin bisa membuat anak cemas dan ketakutan.
  • Tanyakan pada anak, apakah mereka ingin melihat potong hewan kurban? Kamu bisa menjelaskan makna Iduladha bagi umat Islam. Apabila si kecil tidak ingin ikut, jangan paksa mereka. Saat mereka punya keinginan ikut dan penasaran dengan proses potong hewan kurban, silakan saja jika Kamu ingin mengajaknya.
  • Jika ini kali pertama anak melihat proses potong hewan kurban, pastikan anak melihatnya dari jauh terlebih dahulu. Ada kemungkinan saat melihat proses penyembelihan dari dekat menimbulkan rasa ngeri pada diri anak.

Nah, itulah beberapa tips mengajak anak melihat pemotongan hewan kurban. Selamat merayakan Iduladha, dan selamat menikmati hidangan yang nanti sudah tersedia di rumah Kamu!

Jika Kamu ada pertanyaan seputar tema diatas Kamu bisa gunakan layanan Tanya Dokter untuk chat dengan psikolog dan buatlah jadwal konsultasi dengan Psikolog.

Kamu bisa gunakan semua layanan kesehatan KlikDokter dengan Download aplikasi KlikDokter di PlayStore dan AppStore.

kesehatan mental anak