Saat mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI), biasanya ibu akan membiasakan si kecil duduk di bangku makannya sendiri. Bangku yang digunakan bayi saat mengonsumsi MPASI-nya adalah high chair.
Namun, tidak semua anak akan menggunakan high chair dalam waktu lama. Lantas, kapan anak tidak perlu lagi menggunakan high chair?
Manfaat Duduk di High Chair Saat MPASI
Sebelum mengetahui kapan si kecil siap duduk di bangku makan biasa, ketahui terlebih dahulu manfaat duduk di high chair.
Dokter Muhammad Iqbal Ramadhan mengatakan, “Manfaat duduk di high chair adalah memberikan orangtua kesempatan untuk mengajarkan tata cara makan yang benar. Kemudian orangtua bisa mengawasi anak lebih mudah dan membuat anak lebih mandiri saat makan.”
:format(webp)/article/Fsv2JP1jjK_3t1v4_RYsl/original/076760400_1614853898-Bolehkah-Menambah-Bawang-untuk-MPASI-Bayi-by-Lee-Canva.jpg?w=256&q=100)
Selain itu, beberapa tipe high chair dapat diletakkan di atas kursi atau bangku meja makan biasa.
Hal ini memungkinkan bayi untuk ikut bergabung saat waktu makan serta menciptakan suasana kedekatan dalam keluarga.
“Saat MPASI pertama kali, mungkin anak akan membuat makanan berantakan. Nah, dengan menggunakan high chair dapat memudahkan orangtua membersihkan area makan bayi yang berantakan tadi,” tambah dr. Iqbal.
Artikel Lainnya: Cara Menstimulasi Anak Belajar Duduk
Lalu, Kapan Anak Bisa Duduk di Kursi Makan Biasa?
Dijelaskan oleh dr. Iqbal, usia tidak menjadi tolok ukur untuk menentukan kapan anak sudah bisa duduk di bangku makan biasa.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua sebelum mengganti tempat duduk anak dari high chair ke kursi makan biasa.
Berikut tanda-tanda anak sudah siap duduk di bangku makan biasa:
1. Sudah Tidak Berantakan saat Makan
Hal pertama yang dapat diperhatikan sebelum memindahkan anak dari high chair ke kursi biasa adalah kerapihannya saat makan.
Jika si kecil sudah bisa makan tanpa berantakan, mampu memegang sendok dengan benar, atau makanannya tidak berjatuhan, Anda bisa menempatkan ia di kursi makan biasa.
“Biasanya di umur 2 sampai 4 tahun, anak sudah mulai bisa memegang sendok sendiri dan memasukan makanan tepat ke mulutnya. Sehingga orangtua bisa melihat ini menjadi tanda bahwa anak telah bisa makan sendiri, meski tetap harus diawasi,” ucap dr. Iqbal.
2. High Chair Sudah Sempit atau Tidak Muat
Anda bisa memindahkan si kecil ke kursi biasa ketika high chair anak sudah sempit atau kekecilan.
Bila sabuk high chair terlalu kencang atau bikin si kecil sesak, ibu bisa memindahkan anak ke kursi makan biasa. Sabuk pengaman yang terlalu kencang dapat membuat bayi tidak nyaman saat makan.
Selain itu, perlu diketahui bahwa umur tidak dapat menentukan berat badan anak. Oleh karena itu, umur tidak bisa dijadikan patokan untuk menentukan kapan anak tidak memerlukan high chair lagi.
Artikel Lainnya: Kapan Bayi Boleh Duduk di Kursi Makan Sendiri?
3. Rewel saat Makan
Orangtua harus peka apabila anak mulai rewel saat duduk dan makan di high chair. Kemungkinan, kondisi rewel disebabkan karena ia tidak nyaman atau ingin duduk bersama dengan anggota keluarga lainnya.
Meski demikian, ibu tidak bisa menuruti kemauan anak begitu saja. Ibu tetap perlu memperhatikan perilaku anak saat makan.
Jika si kecil mencoba memanjat atau berusaha keluar dari high chair, ibu perlu berhati-hati karena hal ini bisa membuat anak terjatuh. Oleh sebab itu, selalu dampingi anak saat makan meski berada di high chair.
4. Anak Memahami dan Mematuhi Perkataan Anda
Menurut dr. Iqbal, tanda lain bahwa anak siap duduk di bangku makan biasa adalah ketika mereka sudah paham saat diberitahu atau diberi arahan oleh orangtua.
Untuk mengetahui kesiapan anak, ibu perlu melakukan pengamatan dan percobaan. Bila anak bisa memahami instruksi atau kata-kata Anda dengan baik saat makan, maka ibu bisa mencoba menempatkan si kecil di kursi biasa saat makan bersama.
Bila memiliki pertanyaan lain seputar kesehatan dan perkembangan anak, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter melalui layanan Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(OVI/AYU)