Kesehatan Bayi

Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan saat Merawat Bayi Baru Lahir

Tamara Anastasia, 11 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bayi 40 hari belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna. Untuk itu, Anda perlu menghindari beberapa hal ini saat merawat bayi baru lahir.

Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan saat Merawat Bayi Baru Lahir

Melihat bayi tumbuh menjadi anak yang sehat tentu menjadi dambaan bagi setiap orang tua. Tapi bagaimana jadinya jika bayi yang baru dilahirkan justru meninggal karena kelalaian sang Ibu?

Ini seperti kasus meninggalnya bayi berusia 40 hari berinisial AH beberapa waktu lalu. Bayi mungil tersebut tewas setelah mengonsumsi potongan pisang oleh ibunya sendiri. Karenanya, penting bagi para orang tua untuk mengetahui hal-hal yang tidak disarankan saat merawat bayi baru lahir

Bayi Hanya Boleh Minum ASI

Menurut berbagai sumber, kasus kematian AH murni karena kelalaian dan ketidaktahuan sang ibu. Si ibu tidak tahu bahwa bayi berusia 40 hari hanya boleh diberikan ASI sebagai makanan sehari-harinya. Padahal, hal ini sudah sering diimbau oleh beberapa lembaga kesehatan.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan program ASI eksklusif yaitu selama 6 bulan. Selama waktu tersebut, bayi hanya boleh mengonsumsi ASI sebagai asupan makanan utamanya. Nantinya, program ini bisa dilanjutkan hingga umur 2 tahun sambil didampingi MPASI. 

Menurut dr. Arina Heidyana dari KlikDokter, pemberian ASI ini penting dilakukan oleh ibu. Ini karena ASI merupakan satu-satunya makanan yang hanya boleh diberikan bayi sampai usia 0-6 bulan. 

“Selain karena nutrisinya yang baik, sistem pencernaan bayi pun juga belum terbentuk dengan sempurna. Itu sebabnya, bayi tidak bisa mengonsumsi makanan lainnya selain ASI. Ini termasuk juga air putih, nasi, buah dan sayur, ” ujar dr. Arina pada KlikDokter.

“ASI yang diproduksi oleh ibu khusus dibuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya setelah dilahirkan. Komposisi nutrisi di dalam ASI bisa berubah-ubah untuk menyesuaikan kebutuhan tumbuh kembang bayi. Oleh karena itu, ASI adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir,” tambahnya. 

ASI juga mengandung nutrisi berlimpah salah satunya kolostrum yang di dalamnya terdapat antibodi. Zat ini dipercaya bisa meningkatkan kekebalan tubuh bayi untuk melawan kuman penyebab penyakit. 

Artikel Menarik: Bagaimana Merawat Bayi Baru Lahir dengan Benar

Karena alasan tersebut, banyak penelitian menemukan bayi yang diberikan ASI eksklusif lebih jarang terjangkit penyakit, seperti pneumonia (infeksi paru), dan diare. Meski tidak semua ibu bisa menyusui anaknya, pada kondisi tertentu kebutuhan nutrisi sang bayi terpaksa dipenuhi dengan susu formula khusus bayi. 

Susu formula atas indikasi medis dapat diberikan sejak dini. Namun perlu diingat, pemberian susu formula terhadap bayi atas perintah dokter, dan harus dengan pemilihan susu yang tepat.

Jangan Berikan Makanan Padat Sebelum Bayi Berusia 6 Bulan!

Bayi yang berusia di bawah 6 bulan hanya boleh diberikan ASI atau susu formula jika memang diperlukan. Jika orang tua memberikan makanan-makanan padat saat usia tersebut, maka akan ada risiko yang bisa muncul. Salah satu dampak yang paling menyeramkan adalah kematian, seperti yang dialami oleh bayi AH. 

“Risiko tersedak itu sangat mungkin terjadi. Pasalnya, anak belum bisa mengunyah dan menelan dengan benar makanan padat. Bisa saja terjadi aspirasi. Makanan harusnya masuk ke dalam kerongkongan, justru masuk ke dalam saluran napas. Ini menyebabkan bayi jadi tersedak dan sulit untuk bernapas,” jelas dr. Arina. 

Selain risiko tersedak, masalah pada sistem saluran pencernaan pun juga bisa terjadi. Apalagi orang tua memaksakan anaknya untuk makan makanan padat sebelum usianya di atas 6 bulan. Tak heran, anak justru sering mengalami diare, sembelit mencret, perut kembung, dan keluhan sakit perut lainnya.

Pemberian MPASI 

Memasuki usia enam bulan, pemberian ASI saja tidak cukup untuk memenuhi asupan nutrisi si kecil. Karena itu, orang tua perlu memberikan makanan lainnya yang disebut dengan Makanan Pendamping ASI atau MPASI dengan tetap memberikan ASI sebagai menu utamanya.

Pada tahap awal MPASI, Anda bisa memberikan bubur susu, pure buah dan sayuran yang telah direbus atau kukus untuk si kecil. Sebagai pilihan sayur dan buah, Anda bisa memberikan pisang, apel, pir, alpukat, wortel, kentang dan juga ubi. Rasa sayur dan buah yang manis biasanya lebih buat anak tertarik untuk mencicipi makanan padat.

Anda bisa memberikan finger food berupa buah-buahan lunak, seperti alpukat atau pisang sebagai camilan sehatnya. Agar sistem pencernaan anak tidak kaget, Anda bisa memberikan satu porsi makan terlebih dahulu. Selanjutnya, ibu bisa menambahnya secara bertahap hingga mencapai pola makan ideal bagi anak. 

Nah, agar terhindar dari kasus yang menimpa bayi AH, selalu jaga dan rawat anak Anda dengan baik. Jika ada pertanyaan seputar perawatan bayi baru lahir, jangan ragu untuk bertanya pada dokter dan ahlinya. 

[RPA/AYU]

MPASIASIMerawat Bayi

Konsultasi Dokter Terkait