Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakKesehatan BayiFlat Head Syndrome, Penyebab Kepala Bayi Datar
Kesehatan Bayi

Flat Head Syndrome, Penyebab Kepala Bayi Datar

dr. Nadia Octavia, 11 Apr 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Flat head syndrome merupakan cikal-bakal dari kepala bayi datar. Yuk, kenalan dengan kelainan ini.

Flat Head Syndrome, Penyebab Kepala Bayi Datar

Banyak orang tua cemas ketika mendapati kepala bayi tampak datar atau gepeng. Dalam dunia medis, kepala bayi datar disebut dengan flat head syndrome. Memang, keadaan ini tidak berbahaya atau mengganggu tumbuh kembangnya, namun tetap dapat membuat para orang tua khawatir.

Apa itu flat head syndrome?

Tulang tengkorak manusia tidak sepenuhnya simetris. Namun, pada bayi yang mengalami flat head syndrome, tulang tengkorak yang tidak simetris ini terlihat jelas dan sangat mengganggu penampilannya. Tulang tengkorak tampak mendatar pada salah satu sisi, dan disebut dengan positional plagiocephaly.

Apakah penyebab flat head syndrome?

Tulang tengkorak bayi memiliki karakteristik yang unik. Terbuat dari beberapa tulang dan dipisahkan oleh sutura (rongga di antara tulang), tulang tengkorak bayi dapat “beradaptasi” saat kepala bayi yang besar harus melewati jalan lahir.

Oleh sebab itu, orang tua sering mendapati kepala berbentuk kerucut atau tidak simetris pada bayi yang baru lahir. Hal itu karena tulang tengkorak bayi yang masih lunak, untuk menyesuaikan tumbuh kembang otak nantinya.

Flat head syndrome atau positional plagiocephaly biasanya dialami di bulan-bulan awal bayi baru lahir; ketika bayi hanya bisa telentang dan belum bisa mengubah posisi tubuhnya sendiri. Tekanan pada kepala bayi karena berbaring dengan satu posisi secara terus-menerus akan membuat kepala yang masih lunak tersebut menjadi tidak simetris atau gepeng pada salah satu sisi.

Apakah flat head syndrome berbahaya?

Flat head syndrome umumnya tidak berbahaya dan tidak mengganggu tumbuh kembang otak bayi. Namun, orang tua tetap harus waspada dan memperhatikan dengan saksama apakah kondisi ini disebabkan oleh kelainan tulang pada tengkorak bayi atau tidak. Sebab, pada kondisi tertentu, flat head syndrome dapat terjadi akibat pemendekan otot leher atau otot leher terpuntir (torticollis).

Bayi yang mengalami torticollis tidak mampu menengok, sehingga kepalanya cenderung berada di satu posisi yang konstan saat tidur atau berbaring. Akibatnya, kepala bayi menjadi tidak simetris atau gepeng di salah satu sisi.

Bagaimana cara mencegah flat head syndrome?

Flat head syndrome dapat dicegah, dan pada umumnya bisa hilang dengan sendirinya saat usia bayi mulai menginjak 6 bulan. Untuk tindakan pencegahannya, Anda bisa mencoba beberapa cara berikut:

  • Ubah posisi bayi secara rutin, terlebih jika si Kecil mengalami torticollis. Misalnya saat bayi sedang tidur, ubah posisinya agak miring ke kiri atau ke kanan. Atau, di saat usia bayi mulai tengkurap, Anda bisa membantu memosisikan tubuhnya secara telungkup. Tetap ingat untuk selalu mengawasi si Kecil, ya!
  • Gunakan bantal khusus untuk mencegah flat head syndrome.
  • Gendong bayi lebih sering.
  • Jika diperlukan, bayi bisa diberikan helm khusus untuk pencegahan flat head syndrome.

Flat head syndrome alias kepala bayi datar memang tidak berbahaya. Namun, tak ada salahnya jika Anda ingin membawa si Kecil ke dokter, guna memastikan apakah kondisi tersebut disebabkan oleh keadaan normal atau penyakit tertentu. Anda tak ingin si Kecil mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, bukan?

[NB/ RVS]

BayiAnakkepalakepala bayiFlat Head Syndrome

Konsultasi Dokter Terkait