Kesehatan Bayi

Bolehkah Bayi di Bawah 1 Tahun Diberi MPASI Roti Tawar?

dr. Jessica Florencia, Sp.PK, 02 Des 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Roti tawar memang lembut, tapi bolehkah memberikan roti tawar untuk bayi? Mama dan Papa, cari tahu jawabannya berikut ini, ya.

Bolehkah Bayi di Bawah 1 Tahun Diberi MPASI Roti Tawar?

Si kecil genap berusia 6 bulan, artinya saatnya memulai MPASI! Pastinya Mama dan Papa ingin memberikan nutrisi terbaik untuknya. Nutrisi MPASI cukup berpengaruh besar pada perkembangan, pertumbuhan, kemampuan anak bertahan hidup, dan muncul atau tidaknya penyakit kronis saat dewasa. 

Pada masa MPASI, kapasitas perut bayi hanya bisa menampung makanan dalam jumlah sedikit, tetapi kebutuhan nutrisinya banyak. Oleh karena itu, MPASI haruslah padat gizi untuk memaksimalkan pemenuhan nutrisinya di kala kapasitas perutnya masih sangat kecil. 

Semakin bervariasi makanannya, tentunya si kecil menjadi tidak mudah bosan. Salah satu nutrisi yang harus diberikan untuk MPASI adalah karbohidrat, misalnya dari roti tawar.

Namun, beberapa orangtua kerap ragu memberikan roti tawar untuk bayi. Tak perlu bingung, simak info seputar roti tawar untuk MPASI dan aturannya!

Amankah Konsumsi Roti Tawar untuk Bayi?

Dampak Kesehatan Akibat Sering Makan Roti Tawar Putih

Bolehkah bayi makan roti tawar? Ya! Roti tawar justru menjadi salah satu pilihan sumber karbohidrat yang bergizi dan alternatif camilan sehat. Roti juga termasuk contoh makanan pokok yang boleh diberikan sejak awal MPASI berdasarkan buku panduan WHO. 

Roti tawar pada umumnya terbuat dari tepung gandum, kecuali roti tawar yang berlabel “gluten free”. Roti juga biasanya ditambahkan bahan lain seperti telur, minyak, mentega, margarin, ragi, air, atau susu. 

Melihat bahan-bahan pembuat roti yang sehat tersebut, bayi boleh makan roti tawar khususnya sejak ia berusia 6 bulan.

Namun, roti mengandung bahan yang berpotensi menjadi alergen (pemicu alergi), yaitu gandum, telur, dan susu. Apabila belum ada bukti bayi punya alergi terhadap bahan-bahan ini, menunda memperkenalkan bahan-bahan ini malah akan memperbesar risiko alergi

Para ahli menyarankan untuk memperkenalkan bahan makanan berpotensi alergi sedini mungkin, yaitu saat memulai MPASI, baik saat usia 4 bulan ataupun saat bayi berusia 6 bulan

Perhatian lainnya terletak pada gluten di dalam gandum, sehingga banyak orang mencari opsi gluten free. Padahal, apabila bayi tidak memiliki alergi atau intoleransi terhadap gluten. Karena itu, tidaklah perlu menghindari gluten sebagai MPASI. 

Karena, penelitian menunjukkan, pencernaan manusia mampu mencerna gluten, bahkan sejak lahir. 

Sama seperti memperkenalkan makanan penyebab alergi, para ahli juga menyarankan untuk memperkenalkan gluten sedini mungkin, yaitu pada bayi usia 4 bulan hingga saat bayi berusia 7 bulan, untuk menghindari intoleransi dan penyakit Celiac

Artikel lainnya: 10 MPASI Penambah Berat Badan Bayi yang Sehat

Berikan Roti Tawar untuk MPASI Bayi, Ini Aturannya

Roti Tawar

Tentunya ada aturan bagi bayi untuk makan roti tawar, yaitu:

1. Variasi

Bayi makan roti tawar tentu boleh saja. Namun, roti mengandung kalori untuk energi, tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan protein dan mineral yang memadai. Karena itu, roti perlu dikombinasikan dengan bahan makanan lain agar nutrisi bayi tercukupi. 

Bayi memerlukan kombinasi dari kelompok makanan berikut ini agar nutrisinya tercukupi: 

  • ASI atau susu formula 
  • Sumber karbohidrat (salah satunya roti) 
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian 
  • Susu sapi dan produk turunannya 
  • Protein hewani (daging, ikan, unggas, hati) 
  • Telur 
  • Buah dan sayur kaya vitamin A 
  • Buah dan sayuran bervitamin lain 

Semakin bervariasinya makanan bayi setiap hari, semakin terpenuhi pula nutrisi yang dibutuhkannya. 

2. Tekstur 

Tekstur MPASI perlu disesuaikan agar tidak menyebabkan bayi tersedak dan makanan dapat masuk dengan jumlah yang memadai. Seiring bertambahnya usia bayi, tekstur makanan semakin perlu ditingkatkan untuk merangsang otot mengunyah bayi. 

Dari usia 6-12 bulan, tekstur MPASI dinaikkan bertahap dari puree (bubur saring), mashed (lumat), minced (cincang halus), chopped (cincang kasar), hingga sudah bisa tekstur makanan keluarga pada usia 1 tahun. Sementara itu, finger food sudah dapat diperkenalkan sejak bayi berusia 9 bulan

Mama dapat memberikan roti tawar untuk MPASI dengan cara merendam roti dengan cairan, misalkan susu. Kemudian, sesuaikan teksturnya, apakah bubur saring, lumat, dan sebagainya. 

Hati-hati, roti tawar utuh dapat menggumpal di dalam mulut bayi dan berisiko menyebabkan tersedak. 

Jika ingin memberikan roti tawar untuk bayi dalam bentuk utuh (tidak dilumatkan), sebaiknya roti tawar dipanggang dulu agar tidak membentuk gumpalan di mulut bayi. 

Bagian kulit roti tawar dapat mengeras saat dipanggang. Sebaiknya buang dulu pinggiran roti tawar.

Artikel lainnya: Biskuit Bayi Membantu Pertumbuhan Gigi Anak? Ini Faktanya

3. Keamanan

Bayi boleh makan roti tawar, tetapi pastikan roti tawar aman untuk bayi, yaitu tidak mengandung madu dan kacang-kacangan atau biji-bijian. Madu belum boleh dikonsumsi bayi kurang dari 1 tahun karena bahaya racun botulisme. 

Sementara, pemberian kacang-kacangan dan biji-bijian yang tidak disesuaikan teksturnya alias utuh dapat menimbulkan bahaya tersedak pada bayi. 

4. Pilih Roti Rendah Gula, Garam, dan Bebas Pengawet 

Asupan garam dan gula pada bayi harus dibatasi. Jadi, pilihlah roti tawar yang rendah gula dan garam. Pilih juga roti tawar yang dibuat dengan bahan-bahan alami, serta tidak mengandung zat aditif seperti pengawet dan pengembang kimia. 

Apabila orangtua tidak dapat mengenali zat-zat pada bagian komposisi, kemungkinan roti tersebut mengandung zat aditif yang tidak dibutuhkan bayi. Konsumsinya malah bisa menambah beban metabolismenya.

Yuk, mulai memberikan roti tawar untuk bayi! Perhatikan tips dan aturan roti tawar untuk MPASI di atas agar kesehatan si kecil tetap terjaga.

Bila Mama dan Papa ingin konsultasi dokter anak lebih lanjut, pakai layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

(FR/JKT)

Kesehatan BayiRoti TawarBayi

Konsultasi Dokter Terkait