Kesehatan Bayi

BAB Bayi Tak Lancar? Lakukan Ini!

dr. Theresia Rina Yunita, 17 Feb 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ketika BAB bayi lancar itu merupakan salah satu tanda pencernaannya sehat. Namun, jika BAB bayi tak lancar, lakukan hal-hal ini!

BAB Bayi Tak Lancar? Lakukan Ini!

Jika aktivitas buang air besar atau BAB bayi teratur, tentu ini adalah salah satu pertanda bayi dalam kondisi sehat. Namun, jika BAB bayi tak lancar, apalagi susah BAB selama berhari-hari, tentu orang tua bisa khawatir. Jika ini terjadi, apa yang seharusnya dilakukan?

Pertama-tama, ketahuilah bahwa sulit BAB atau konstipasi pada bayi yang berusia di bawah 1 tahun merupakan hal normal, sehingga jangan sampai panik. Pasalnya, sulit BAB ini disebabkan karena sistem pencernaan bayi yang masih beradaptasi terhadap susu atau ASI yang harus ia cerna.

Berbagai penyebab bayi susah BAB

Penyebab bayi sulit BAB yang paling sering ditemui adalah sebagai berikut:

1. Bayi dengan susu formula

Bayi yang mengonsumsi susu formula lebih rentan mengalami konstipasi. Hal ini dikarenakan protein yang terkandung dalam susu formula menyebabkan pergerakan usus menjadi lebih jarang.

Selain itu, bisa juga dikarenakan jenis susu formula, cara penyajian, dan merek susu formula itu sendiri yang tidak cocok dengan bayi Anda. Oleh karena itu, pemilihan susu formula sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter spesialis anak Anda.

Sedangkan pada bayi yang ASI eksklusif, tidak ada batasan khusus kapan bayi dikatakan konstipasi atau diare. Frekuensi BAB bayi sangat bervariasi, mulai dari 4-10 kali sehari atau bisa jadi hanya sekali dalam 3-14 hari.

2. Kurang aktivitas

Kurangnya aktivitas atau kurang bergerak bisa memicu konstipasi pada bayi dan anak. Karenanya, buatlah bayi lebih banyak bergerak. Ini akan membantu pergerakan usus menjadi lebih aktif, sehingga bayi pun akan terhindar dari konstipasi.

3. Makanan padat

Bayi yang diberi makanan padat terlalu dini dapat menyebabkan usus sulit mencerna. Maka dari itu, Anda disarankan memulai makanan pendamping ASI (MPASI) di usia 6 bulan dengan jenis makanan bertekstur halus terlebih dulu.

4. Adanya penyakit tertentu

Sulit BAB, atau bahkan tidak bisa BAB sama sekali, juga dikaitkan dengan beberapa penyakit salah satunya adalah penyakit Hirschprung. Penyakit ini merupakan kelainan bawaan yang ditemukan pada bayi. Kelainan terdapat pada usus besar (kolon), berupa tidak adanya saraf pada salah satu bagian usus besar yang menyebabkan kontraksi usus terganggu.

Perlu diketahui, seiring bertambahnya usia, frekuensi BAB bayi akan makin berkurang. Ini disebabkan karena pencernaan bayi sudah mulai bisa mencerna makanan yang lebih kompleks, serta semakin banyak nutrisi yang terserap.

Tips mengatasi bayi yang sulit BAB

Jika bayi sudah beberapa hari belakangan mengalami sulit BAB, Anda bisa melakukan tips di bawah ini:

  • • Gerakkan kaki bayi

Lakukan gerakan seperti mengayuh sepeda. Caranya, letakkan bayi di atas tempat tidur yang nyaman. Pegang pergelangan kaki bayi sebelah kiri, lalu lakukan gerakan mengayuh. Lakukan juga di kaki kanannya. Tujuan gerakan ini adalah untuk merangsang usus agar berkontraksi, juga mencegah bayi kembung akibat gas yang terperangkap.

  • Pijat perut bayi

Lakukan pemijatan secara perlahan dan lembut di perut bayi dengan pola memutar searah jarum jam, dari tengah pusar keluar. Anda dapat menggunakan minyak telon ataupun minyak kayu putih yang dapat memberikan efek hangat untuk membantu proses BAB bayi.

  • Mandi air hangat

Mandi atau berendam dengan air hangat dapat merangsang tubuh bayi lebih relaks dan memicu kontraksi usus.

  • Perbanyak sayur dan buah untuk ibu menyusui

Untuk Anda yang sedang memberikan ASI eksklusif, perbanyak konsumsi buah dan sayur atau makanan berserat lainnya. Ini akan membantu bayi mendapatkan nutrisi serat yang penting bagi pencernaannya.

  • Sesuaikan takaran susu formula

Untuk bayi yang minum susu formula, perhatikan petunjuk takaran pengenceran susu.

  • Perhatikan jenis susu dan merek

Beberapa jenis susu dan merek susu formula mempengaruhi pencernaan bayi. Pada bayi yang mengalami sulit BAB, susu formula dapat diganti dengan merek lain yang lebih cocok.

  • Konsumsi banyak serat dan minum air putih

Untuk bayi yang sudah beranjak dewasa alias yang sudah masa MPASI, dapat direkomendasikan untuk memperbanyak makan sayur, buah, dan minum air putih.

Nah, jika Anda menganggap BAB bayi tak lancar, jangan langsung menganggap bayi mengalami konstipasi. Coba perhatikan dulu kondisi bayi. Jika tekstur tinja bayi keras dan kering, masih lancar buang air kecil, perutnya keras saat disentuh, atau menangis saat BAB, Anda boleh curiga ia konstipasi. Untuk penanganan yang tepat, Anda disarankan untuk membawanya ke dokter spesialis anak.

(RN/ RVS)

BABpencernaanBayiBAB BayiPencernaan BayiBayi Konstipasi

Konsultasi Dokter Terkait