Kesehatan Bayi

7 Gangguan Kesehatan yang Rentan Dialami Bayi Obesitas

dr. Dyah Novita Anggraini, 22 Jan 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bayi yang gemuk tak melulu bikin gemas. Bisa jadi ia sebenarnya mengalami obesitas sehingga berisiko terkena beragam gangguan kesehatan.

7 Gangguan Kesehatan yang Rentan Dialami Bayi Obesitas

Sebagian orang tua ingin memiliki bayi dengan badan gemuk dan pipi yang tembam, supaya tampak lucu dan menggemaskan. Sayang, harapan tersebut sangat bertentangan dengan medis. Sebab, anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan.

Tidak dimungkiri, lemak memang menjadi salah satu zat yang berperan penting dalam tumbuh kembang bayi. Namun, jika kadar lemak di dalam tubuh bayi lebih dari yang seharusnya, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Bayi akan berbagai masalah kesehatan, seperti:

1. Proses Tumbuh Kembang yang Lebih Lambat

Bayi yang obesitas akan memiliki beban tubuh yang lebih berat, sehingga dirinya lebih malas bergerak. Jika keadaan ini terus berlanjut, maka laju perkembangan bayi tersebut akan mengalami hambatan daripada anak seusianya.

2. Penyakit Jantung

Bayi yang mengalami obesitas akan memiliki kadar lemak yang tinggi, sehingga darah yang diperlukan juga lebih banyak. Jika permintaan darah meningkat, secara otomatis jantung akan bekerja lebih keras dibandingkan normalnya.

Beban kerja jantung yang terus dipaksa lama-kelamaan akan menyebabkan pembesaran dinding jantung. Kondisi ini akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan penyakit jantung pada anak.

3. Penyakit Diabetes

Bayi obesitas akan memiliki kadar gula darah yang cenderung tinggi. Hal ini membuat tubuh bayi kesulitan untuk mengolahnya, sehingga ia berisiko lebih tinggi untuk mengalami diabetes mellitus tipe 2 di kemudian hari.

4. Asma

Lemak yang berlebihan di sekeliling paru akan membuat organ ini menjadi lebih sensitif. Alhasil, peradangan pada sistem pernapasan lebih mudah terpicu, sehingga asma tak bisa dihindari lagi.

5. Gangguan Bernapas saat Tidur

Timbunan lemak di dalam tubuh bayi yang obesitas dapat menghambat saluran pernapasan. kondisi ini akan menyebabkan gangguan bernapas saat tidur atau sleep apnea, dengan gejala anak mengorok dan terkadang henti napas saat tidur. 

6. Gangguan pada Tulang

Obesitas yang terjadi sejak bayi akan memberikan beban tambahan pada tulang, khususnya di area kaki, untuk menopang berat tubuh. Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada tulang jika tidak ditangani sejak dini.

7. Gangguan Hormonal

Berat badan berlebih menyebabkan gangguan pada produksi hormon di dalam tubuh. Kondisi ini berakibat pada peningkatan risiko penyakit yang berhubungan dengan hormonal saat anak dewasa nanti.

Penyebab dan Deteksi Dini Obesitas pada Bayi

Diet Aman untuk Bayi Obesitas (Oksana-Kuzmina/Shutterstock)

Obesitas pada bayi dapat berujung pada beragam masalah kesehatan yang tidak main-main. Oleh karena itu, setiap orang tua dituntut untuk selalu waspada dan berupaya mencegah terjadinya kondisi tersebut pada si buah hati.

Adapun beberapa penyebab obesitas yang patut Anda waspadai, di antaranya:

1. Keturunan

Orang tua yang mengalami obesitas sangat mungkin untuk mewariskan kondisi yang dialaminya pada anaknya kelak.

2. Diabetes saat Hamil

Bayi yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes saat hamil akan cenderung mempunyai berat badan lebih dari 4 kilogram.

Artikel lainnya: Asi Mencegah Obesitas Pada Bayi

3. Kegemukan saat Hamil

Penyebab Kegemukan pada Si Kecil  dan Cara Mencegahnya

Ibu yang terlalu gemuk saat hamil lebih mungkin untuk mempunyai bayi dengan berat badan berlebih.

4. Susu Formula

Bayi yang tidak diberikan ASI sejak lahir, melainkan dengan pemberian susu formula, berisiko mengalami overfeeding. Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya berat badan berlebih atau obesitas.

5. Sering Konsumsi Camilan

Bayi usia MPASI yang mengonsumsi camilan secara tidak terkontrol lebih berisiko untuk mengalami obesitas. Hal ini khususnya terjadi jika camilan tersebut berbahan dasar susu formula, berasa sangat manis atau mengandung tinggi gula.

Untuk mendeteksi apakah bayi mengalami obesitas atau tidak, orang tua dapat memperhatikan kurva pertumbuhan yang diberikan saat memeriksakan si Kecil ke dokter atau posyandu. Jika kurva pertumbuhan menunjukkan angka di atas garis normal, berarti si Kecil mengalami obesitas.

Selain berpatokan pada hal tersebut, obesitas pada bayi juga dapat dideteksi dengan mengamati keseharian si Kecil. Apakah ia malas bergerak karena beban tubuhnya? Atau, apakah si Kecil sangat sulit untuk memejamkan mata? Jika semua jabawannya “ya”, itu bisa menjadi pertanda bahwa buah hati Anda mengalami obesitas.

Tanamkan dalam hati bahwa bayi yang gemuk, berisi, dan tembam bukanlah sebuah keadaan yang patut dibanggakan begitu saja. Sebab keadaan tersebut juga bisa menjadi pertanda bahwa buah hati Anda mengalami obesitas, yang jika dibiarkan bisa mengancam kesehatannya.

[NB/ RVS]

kegemukanBerat BadanBayiTumbuh kembangbayi gemukBayi ObesitasObesitasHamil

Konsultasi Dokter Terkait