HomeIbu Dan anakKesehatan BalitaPendidikan Seks pada Balita, Perlukah?
Kesehatan Balita

Pendidikan Seks pada Balita, Perlukah?

HOTNIDA NOVITA SARY, 03 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Sebelum balita dan anak mendapat informasi dari sumber yang salah, orang tua harus mulai memberikan pendidikan seks yang tepat sejak dini.

Pendidikan Seks pada Balita, Perlukah?

Bagi masyarakat Timur, seks bukanlah topik yang mudah dibicarakan secara terbuka. Pendidikan seks bukanlah topik favorit orang tua,  terlebih jika harus membicarakannya dengan balita dan anak-anak. Rasa canggung, tabu, dan kecemasan kalau anak belum memahami kerap menghantui perasaan orang tua.

Pada usia 3-5 tahun, anak-anak memang mulai merasakan identifikasi gender yang kuat. Anak-anak prasekolah juga mulai bertanya-tanya dari mana mereka berasal, kehamilan, serta kelahiran bayi. Terutama bila mereka akan segera memiliki adik baru. Pada usia ini anak-anak juga meniru perilaku orang dewasa, seperti berpelukan, berciuman, dan menggoda.

Oleh karena itu, pendidikan seks pada balita adalah hal yang sangat penting. Dan orang tua berperan sebagai sumber pengetahuan mereka.

“Sebelum anak memperoleh informasi dari sumber yang salah dan merespons dengan pemahaman yang juga salah, orang tua harus mulai memberikan pendidikan seks yang tepat sejak dini,” ucap dr. Sepriani Timurtini Limbong dari Klikdokter.

Pendidikan seks pada anak memiliki berbagai manfaat. Di antaranya menanamkan perilaku seks yang sehat dan bertanggung jawab, menanamkan nilai-nilai moral yang baik, menolong anak memiliki pemahaman yang benar tentang seksualitas, serta membangun keterbukaan komunikasi antara orang tua dan anak, terutama mengenai topik seks.

Waktu memulai pendidikan seks pada balita

Tidak ada kata terlalu cepat untuk memulai pendidikan seks bagi anak. Menurut dr. Sepri, sejak bayi, anak akan menunjukkan ketertarikan pada anggota tubuhnya, termasuk area kemaluannya. Beberapa pakar perkembangan psikologi anak mengatakan, bahwa sejak usia 18 bulan Anda dapat mulai memberikan pendidikan seks.

“Di usia tersebut anak umumnya menyadari adanya perbedaan jenis kelamin dan tampak tertarik dengan organ genitalnya. Ini terlihat saat anak sering memegang atau menggosok alat kelaminnya,” kata dia.

Menurut dr. Sepri, kalau itu terjadi, jangan cepat-cepat memarahi anak. “Beritahu saja bahwa itu adalah organ kemaluannya,” kata dia.

Cara memberikan pendidikan seks pada balita

Banyak ahli percaya, anak-anak yang mendapatkan pendidikan seks dari orang tuanya di awal kehidupan lebih mungkin menghindari perilaku berisiko sebagai remaja di kemudian hari. Jadi bagaimana cara berbicara tentang seks kepada balita 3-5 tahun?

  1. Tenang dan santai

Dilansir dari Baby Center, yang paling baik saat memberikan pendidikan seks kepada anak adalah memberikan fakta yang sebenarnya. Ini agar anak tidak mendapatkan kesan tabu atau memalukan saat berbicara tentang topik seks dengan Anda. Ini cukup sulit dilakukan karena kebanyakan orang tua merasa canggung berbicara tentang seks dengan anak. Strategi terbaik adalah mencoba menjawab pertanyaan dengan baik dan tenang, betapapun memalukannya.

Jika membutuhkan, Anda bisa berlatih jawaban bersama pasangan. Selain itu, berbicaralah tentang seks pada anak dalam situasi yang nyaman. Misalnya di ruang santai di rumah, di ruang bermain, atau saat makan camilan. "Yang penting ketika menyampaikan topik seks, orang tua tidak terlihat cemas," kata Jerome Kagan, profesor psikologi di Harvard University.

  1. Buatlah sederhana

Pada usia 3-5 tahun, jawaban terbaik bagi mereka adalah yang singkat dan tidak rumit. Ketika dia bertanya dia lahir dari mana, Anda bisa menjawab singkat dan jelas, "Kamu dibuat di perut Ibu. Di sanalah kamu tumbuh sampai kamu siap untuk dilahirkan."

Selain itu, gunakan nama yang benar untuk menyebut setiap bagian tubuh mereka, termasuk alat kelamin. Sebutkan penis untuk alat kelamin laki-laki, vagina untuk alat kelamin perempuan ketika balita Anda bertanya. Ini akan mengurangi perasaan bahwa topik tentang seksual itu terlarang dan memalukan.

  1. Dorong minatnya

Tidak peduli apa pertanyaan balita Anda, cobalah untuk tidak “mematahkannya”. Misalnya dengan mengajukan pertanyaan, "Dari mana Anda mendapatkan ide itu?" atau menghindari percakapan dengan, "Kita akan bicara nanti; sekarang saatnya makan siang."

Anak Anda akan mendapatkan pesan bahwa itu adalah pertanyaan tak wajar dan tabu. Sebaliknya, pujilah dia dengan jawaban, “Pertanyaan bagus.” Setelah itu dorong dia untuk terus bertanya apa saja.

  1. Gunakan kesempatan sehari-hari

Tak perlu menunggu anak Anda untuk bertanya, gunakan peluang berbicara tentang seks dalam situasi sehari-hari. Misalnya, bicaralah tentang bagian tubuh privat balita Anda ketika sedang mandi. Banyak pula buku dan video anak yang memberikan kesempatan pada orang tua berbicara tentang bayi yang ada di dalam perut. Anda bisa menggunakan video dan buku itu untuk memasukkan pendidikan seks kepada balita Anda.

  1. Ajarkan privasi

Balita usia 3-5 tahun juga dapat belajar bahwa bagian tertentu pada tubuhnya adalah area pribadi. Mereka akan memahami bahwa tidak ada yang boleh menyentuh area-area itu, kecuali ibu dan ayah; ditambah dokter atau perawat saat sedang pemeriksaan medis.

Jangan lupa untuk selalu membangun komunikasi yang hangat dan akrab saat memulai  pembicaraan mengenai pendidikan seks pada anak. Selain itu, perlu diingat untuk menggunakan bahasa yang sederhana agar balita Anda memahami memahami maksud Anda.

[RVS]

Pendidikan SeksBalitaSeksedukasi seks

Konsultasi Dokter Terkait