Kehamilan

Waspada, Ini Penyebab Gerakan Janin Berkurang pada Ibu Hamil

dr. Sepriani Timurtini Limbong, 26 Mei 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penyebab janin kurang bergerak di dalam kandungan bukan cuma karena ia sedang tidur. Kondisi tersebut juga bisa menandakan sesuatu yang berbahaya, lho. Cek selengkapnya.

Waspada, Ini Penyebab Gerakan Janin Berkurang pada Ibu Hamil

Penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan gerakan janin di dalam kandungan. Aktivitas janin merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kesehatan si kecil sebelum lahir ke dunia.

Gerakan janin sebenarnya sudah mulai berlangsung saat usia kehamilan 12 minggu. Akan tetapi, karena masih sangat lemah, ibu kadang belum dapat merasakannya. 

Gerakan tersebut semakin terasa jelas di usia kehamilan 16‒18 minggu. Apabila Anda mendapati gerakan janin yang aktif, kemungkinan si kecil sedang dalam kondisi baik-baik saja.

Sebaliknya, jika janin dalam kandungan kurang atau tidak bergerak sama sekali, hal ini dapat menjadi tanda dari kondisi berbahaya. 

Apa saja penyebab janin kurang bergerak di dalam kandungan? Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Janin Sedang Tidur

Janin bisa terlelap meski masih berada di dalam kandungan, sehingga gerakannya dapat berkurang. Kondisi ini tidaklah berbahaya dan tak perlu dicemaskan.

Pada dasarnya, janin memiliki waktu tidur selama 20‒40 menit, dan tidak lebih dari 90 menit. Janin tidak akan bergerak selama periode tersebut.

2. Ibu Kurang sensitif terhadap Gerakan Janin

Gerakan janin bisa kurang terasa apabila ibu hamil mengalami kondisi-kondisi, seperti penurunan atau peningkatan jumlah air ketuban.

Selain itu, ibu hamil juga mungkin kurang sensitif terhadap gerakan janin dalam kandungan apabila sedang berposisi duduk atau berdiri. 

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan ibu tidak merasakan gerakan janin. Hal itu antara lain, ibu sedang dalam kondisi sibuk bergerak, punggung janin berada di sisi depan perut, plasenta atau ari-ari berada di sisi depan rahim. 

Artikel Lainnya: Tendangan Bayi di Dalam Perut, Ini Maknanya

3. Efek dari Kebiasaan Sehari-hari

Hal yang juga dapat menjadi penyebab gerakan janin berkurang adalah akibat efek dari kebiasaan sehari-hari. 

Gerakan janin bisa berkurang untuk sementara waktu apabila ibu hamil mengonsumsi obat antinyeri atau obat tidur, merokok, maupun mengonsumsi alkohol.

4. Faktor Stres

Aktivitas padat, kemacetan, tekanan yang datang silih berganti bisa membuat ibu hamil mengalami stres.

Pada kondisi tersebut, tubuh ibu hamil dapat mengeluarkan sejumlah hormon yang turut menyebabkan gerakan janin berkurang. 

5. Kondisi Gizi Ibu Hamil

Beberapa kondisi terkait gizi, seperti berpuasa atau mengalami dehidrasi, juga dapat memengaruhi gerakan janin di dalam kandungan. 

Apabila kondisi-kondisi tersebut tidak diimbangi dengan asupan sehat dan bergizi seimbang, gerakan janin di dalam kandungan akan semakin sulit terdeteksi. 

Artikel Lainnya: Gerakan Janin Berhenti, Ibu Hamil Bisa Lakukan Ini!

6. Selaput Ketuban Pecah Sebelum Waktu Melahirkan

Cairan ketuban menjaga kondisi janin tetap hangat, aman, dan terlindungi. Apabila selaput ketuban bocor atau pecah sebelum waktunya, janin akan mengalami stres, gangguan gizi, dan rentan infeksi. 

Kondisi yang juga dikenal dengan sebutan ketuban pecah dini itu dapat mengurangi bahkan menghentikan gerakan janin di dalam kandungan.

7. Plasenta Terlepas

Plasenta merupakan organ yang memberi makan janin. Plasenta yang normal akan terus menempel pada dinding rahim hingga waktunya melahirkan. 

Jika plasenta terlepas dari dinding rahim, aliran oksigen dan darah ke janin akan terganggu. Keadaan ini dapat membuat janin berhenti bergerak, bahkan meninggal di dalam kandungan apabila tidak segera ditangani.

Artikel Lainnya: Hal yang Dilakukan Bayi di Kandungan Menjelang Persalinan

8. Hipoksia

Hipoksia adalah istilah untuk menggambarkan kondisi tubuh yang sangat kekurangan oksigen. Keadaan ini juga bisa menjadi salah satu penyebab gerakan janin berkurang pada ibu hamil.

Sejatinya, darah dan oksigen dialirkan kepada janin melalui tali pusat. Bila tali tersebut tertekuk atau terpelintir, aliran darah dan oksigen akan terhenti. Akibatnya, janin mengalami hipoksia yang ditandai dengan gerakan berkurang atau berhenti.

Bila Anda mengalami gerakan janin berkurang, cobalah untuk mengatasinya dengan perlahan mengelus perut, minum air dingin, mengonsumsi makanan manis, atau berbaring dengan posisi miring ke kiri. 

Jika gerakan janin masih kurang atau tidak terasa sama sekali, jangan tunda untuk segera berobat ke dokter. Dengan begitu, dokter bisa memeriksa kondisi janin melalui USG guna memantau kesehatan dan mengidentifikasi kemungkinan penyebab gerakan janin berkurang. 

Punya pertanyaan seputar gerakan janin berkurang? Ingin tahu fakta kehamilan lainnya? Anda bisa melakukan konsultasi dokter di aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

KehamilanJanin

Konsultasi Dokter Terkait