HomeIbu Dan anakKehamilanBenarkah Turbulensi Saat Naik Pesawat Bisa Bikin Ibu Hamil Keguguran?
Kehamilan

Benarkah Turbulensi Saat Naik Pesawat Bisa Bikin Ibu Hamil Keguguran?

Ayu Maharani, 19 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Saat naik pesawat kadang terjadi turbulensi. Selain tidak nyaman, kabarnya kondisi ini juga dapat menyebabkan ibu hamil keguguran. Benarkah?

Benarkah Turbulensi Saat Naik Pesawat Bisa Bikin Ibu Hamil Keguguran?

Meski dalam kondisi hamil, ada beberapa kondisi yang mengharuskan ibu hamil naik pesawat. Misalnya saja karena masalah pekerjaan atau keperluan menemui kerabat. Kini bahkan ada tren babymoon, yakni momen ibu hamil traveling untuk merayakan kehamilannya. Meski demikian, ibu hamil harus waspada dengan turbulensi pesawat yang disebut-sebut dapat memicu keguguran. Benarkah demikian?

Turbulensi pesawat dan keguguran

Keguguran merupakan mimpi buruk bagi ibu yang tengah mengandung. Itulah mengapa, ibu hamil akan melakukan berbagai banyak cara agar janin yang ada di dalam perutnya berkembang sempurna dan bertahan hingga waktunya dilahirkan. Segala upaya dilakukan, mulai dari mencukupi kebutuhan nutrisi hingga berhenti melakukan aktivitas berat yang membahayakan kondisi janin.

Sementara itu, ada yang mengatakan bahwa turbulensi saat naik pesawat terbang bisa membuat ibu hamil mengalami keguguran. Menurut dr. Devia Irine dari KlikDokter, benar adanya bahwa turbulensi pesawat dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran, terutama bagi ibu hamil yang masih berada dalam tahap trimester pertama.

Hal ini bisa terjadi karena implantasi janin belum kuat atau belum menempel sempurna. Sehingga, jika si ibu menerima guncangan yang hebat, janin akan terganggu dan berujung pada keguguran.

“Sebenarnya bukan cuma turbulensi pesawat yang memicu keguguran. Guncangan saat kendaraan menerobos jalanan berlubang atau polisi tidur yang tinggi pun bisa meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil trimester pertama.” jelas dr. Devia.

Guncangan tersebut memang tidak langsung membunuh janin, tetapi biasanya, si ibu akan mengeluarkan flek terlebih dahulu. Oleh sebab itu, dr. Devia menyarankan agar ibu hamil di trimester pertama tidak melakukan perjalanan jauh yang berisiko.

“Lebih baik tunggu sampai berada di trimester kedua (antara minggu ke-13 dan 27) karena di usia kandungan ini janin sudah lebih kuat.” tambahnya.

Di sisi lain, jika usia kehamilan sudah lebih dari 36 minggu, sebaiknya Anda juga menunda dulu perjalanan jauh menggunakan pesawat, karena waktu persalinan yang semakin dekat.

Lagipula, berbagai maskapai penerbangan memiliki peraturan berbeda mengenai batas usia kehamilan yang diperbolehkan untuk naik pesawat. Oleh sebab itu, ketahuilah peraturan dari maskapai penerbangan yang Anda pilih terlebih dahulu.

Jika Anda memang diharuskan untuk naik pesawat, mintalah surat keterangan dari dokter untuk memastikan bahwa kondisi kehamilan Anda aman untuk melakukan perjalanan.

Sementara itu, menurut dr. Sara Elise Wijono dari KlikDokter, sebaiknya ibu hamil tidak naik pesawat dengan tergesa-gesa. “Pastikan Anda tiba di bandara lebih awal. Dengan rentang waktu yang cukup panjang menjelang keberangkatan, Anda tidak akan tergesa-gesa dan meminimalkan kemungkinan Anda berlari dan terjatuh mengejar waktu keberangkatan.” jelasnya.

Tips naik pesawat bagi ibu hamil

Kehamilan adalah momen yang ditunggu-tunggu, terutama bagi pasangan yang ingin segera memiliki momongan. Oleh sebab itu, berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjaga kehamilan tetap sehat. Jika ibu hamil ingin bepergian dengan pesawat, sebaiknya lakukanlah hal-hal berikut ini agar perjalanan Anda terasa lebih nyaman.

  • Pilih tempat duduk di area lorong karena area kakinya lebih luas, sehingga ibu hamil akan merasa lebih nyaman saat duduk. Selain itu, duduk di area lorong juga memudahkan Anda saat hendak BAK/ BAB ke kamar mandi.
  • “Ibu hamil umumnya lebih sering BAK, jadi kemudahan akses ke kamar mandi sangat penting.” kata dr. Sara.
  • Jika Anda ingin babymoon, pilih kota atau negara yang tidak terlalu jauh, sehingga Anda tidak terlalu lama berada di pesawat.
  • Gunakan sabuk pengaman sepanjang waktu. Adanya turbulensi kerap kali membuat orang terjatuh, dan kadang membuatnya terluka. Sehingga, akan jauh lebih baik jika ibu hamil menggunakan sabuk pengaman supaya terhindar dari jatuh dan trauma pasca jatuh. Jangan segan juga untuk minta perpanjangan sabuk kepada cabin crew.
  • Gunakanlah alas kaki senyaman mungkin. Sebab, melakukan perjalanan udara lebih dari 4 jam bisa menyebabkan trombosis atau pembekuan darah yang kemudian dapat menyumbat pembuluh darah. Alhasil, pembengkakkan pun sulit untuk dihindari. “Jika memungkinkan, gunakanlah kaus kaki kompresi khusus yang dirancang untuk mencegah trombosis dan lepaskan saat tiba di tujuan.” tambah dr. Sara.
  • Terakhir, usahakanlah untuk membawa makanan dan minuman sendiri agar Anda dapat memenuhi kebutuhan gizi pribadi dan janin dalam kandungan.

Ternyata benar bahwa turbulensi pesawat bisa meninggikan risiko terjadinya keguguran, apalagi jika guncangan hebat tersebut berlangsung cukup lama dan terbilang parah. Maka, hindari bepergian dengan pesawat jika kehamilan Anda masih berada di trimester pertama maupun trimester ketiga. Untuk ibu hamil trimester ketiga yang ingin bepergian dengan pesawat, pastikan bahwa Anda mengantongi surat keterangan dari dokter sebelum terbang dan ketahui betul kebijakan tentang ibu hamil dari maskapai yang Anda pilih.

Bila punya pertanyaan lain seputar topik ini, gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan dokter.

[NP/ RVS]

TurbulensiKehamilanPesawatNaik PesawatTrimester KetigaTrimester PertamaKeguguranIbu Hamil

Konsultasi Dokter Terkait