Sehat dan Bugar

Manfaat Tidur yang Cukup untuk Hubungan Sosial Anda

HOTNIDA NOVITA SARY, 10 Jul 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tak cuma berdampak positif bagi kesehatan Anda, manfaat tidur yang cukup ternyata juga baik untuk hubungan sosial Anda.

Manfaat Tidur yang Cukup untuk Hubungan Sosial Anda

Tidur yang cukup adalah kebutuhan semua orang. Terpenuhinya waktu tidur akan berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental. Tapi tak berhenti di sana, ternyata manfaat tidur yang cukup juga akan mempengaruhi hubungan sosial Anda.

Menurut dr. Nabila Viera Yovita dari KlikDokter, “Ketika tertidur, otak memproses emosi untuk mengenali serta merespons dengan cara yang benar ketika dibutuhkan. Jadi, jangan heran ketika Anda kurang tidur, reaksi emosi cenderung menjadi negatif.”

Hal tersebut tentu berdampak buruk pada relasi Anda dengan orang lain. Lebih dari itu, kekurangan tidur dalam jangka panjang juga meningkatkan risiko untuk mengalami gangguan suasana hati.

“Jika mengalami gangguan tidur seperti insomnia, Anda bahkan memiliki risiko lebih 5 kali lipat untuk mengalami depresi, gangguan cemas, maupun panik,” dr. Nabila menegaskan.

Manfaat tidur cukup bagi hubungan sosial

Dilansir dari Healthline, beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidur yang cukup memang memiliki pengaruh sosial yang positif. Karena itu, para ahli menyarankan Anda selalu memenuhi kebutuhan waktu tidur. Berikut adalah pengaruh positif cukup tidur pada hubungan sosial:

Membantu Anda mendekati orang lain

Sudah lama diketahui bahwa kesepian kerap dikaitkan dengan kurang tidur. Tapi, bisakah kurang tidur menyebabkan kesepian?

Dalam studi baru-baru ini, peneliti memindai otak peserta dalam dua kondisi berbeda. Yang pertama ketika tidur cukup, dan kedua saat kurang tidur malam. Peneliti ingin melihat bagaimana mereka bereaksi terhadap orang asing.

Mereka diminta untuk menonton video orang asing yang mendekatinya dari kejauhan dan menekan tombol ketika mereka merasa orang asing itu terlalu dekat. Sementara itu, peneliti memantau apa yang terjadi di otak mereka.

Hasilnya, partisipan yang mengalami tidur tidak normal, ingin orang itu berhenti pada jarak yang lebih jauh daripada ketika cukup tidur. Otak mereka mencerminkan pola tertentu, yakni bagian yang terkait dengan penolakan sosial menyala lebih kuat ketika kurang tidur.

“Kurang tidur menyebabkan individu menjadi lebih terhindar secara sosial, menjaga jarak sosial yang lebih besar dari orang lain,” para peneliti menyimpulkan.

Selanjutnya

Membuat Anda lebih berempati

Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, bagian-bagian otak yang dikhususkan untuk merasakan empati tidak berfungsi saat Anda kurang tidur. Dalam studi tersebut, peserta usia kuliah melacak kualitas tidur mereka selama dua minggu. Sambil dipindai otaknya, partisipan diperlihatkan sejumlah foto orang dengan ekspresi berbeda, yaitu netral dan tertekan.

Partisipan diminta mencatat seberapa prihatinnya mereka dengan orang-orang yang digambarkan. Para peneliti lalu mengukur perbedaan terkait cara mereka merespons orang yang tertekan dan tidak tertekan untuk sampai pada skor “empati”. Para peneliti juga merekam pola aktivitas otak mereka sambil melihat foto-foto yang berbeda, untuk melihat kaitannya dengan perasaan empati.

Mereka yang melaporkan tidur yang lebih baik secara signifikan lebih berempati terhadap orang-orang yang kesusahan. Mereka juga menunjukkan peningkatan aktivitas di bagian otak yang terkait dengan empati emosional ketika melihat orang yang tertekan.

Lebih sabar dan tidak agresif

Kurang tidur dapat membuat Anda lebih mudah tersinggung. Namun, bisakah itu menyebabkan Anda lebih mudah marah atau lebih agresif?

Sebuah penelitian baru-baru ini mengonfirmasi hal tersebut. Pada awalnya, peserta ditugaskan secara acak untuk tidur cukup atau tidur kurang selama dua hari. Kemudian, mereka diminta untuk melakukan tugas yang sulit sambil mendengarkan suara bernada permusuhan, yang membuat mereka jengkel.

Hasilnya, mereka yang kurang tidur menjadi lebih marah selama tugas dan tidak beradaptasi dengan baik terhadap kebisingan. Kondisi sebaliknya terjadi pada peserta yang tidur cukup.

Meskipun eksperimen belum mengonfirmasi bahwa kurang tidur menyebabkan agresi, orang yang memiliki tidur cenderung menjadi lebih agresif dan ganas. Wanita yang kurang tidur cenderung lebih agresif terhadap pasangannya. Satu studi juga menemukan bahwa anak-anak cenderung menjadi pengganggu di sekolah di kemudian hari jika memiliki masalah tidur.

Tidak berprasangka buruk pada orang lain

Apakah tidur memengaruhi prasangka Anda? Meski tampak mustahil, ketika Anda tahu tidur memengaruhi emosi dan empati, serta keinginan berinteraksi, hal ini akan jadi masuk akal.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa Anda cenderung tidak merasa ditolak ketika tidur lebih nyenyak. Itu berarti bahwa jika Anda takut orang lain mungkin tidak menyukai, Anda terlebih dahulu harus mengecek waktu tidur Anda.

Tidur yang baik juga membuat Anda cenderung tidak memberikan stereotipe pada orang lain. Sebaliknya, kurang tidur membuat Anda menciptakan kesan negatif yang kuat terhadap kelompok sosial tertentu.

Waktu tidur memang tidak selalu berpengaruh pada hubungan sosial. Sebaliknya, hubungan sosial juga dapat memengaruhi tidur Anda. Misalnya saat Anda bertengkar dengan kekasih, didiskriminasi oleh kelompok tertentu, atau merasa ditolak, tidur Anda kemungkinan bakal lebih buruk. Untungnya, Anda dapat memutus siklus itu dengan cukup tidur secara teratur.

Mungkin terdengar sepele, tapi manfaat tidur yang cukup ternyata membantu kelancaran interaksi sosial Anda. Dengan hubungan sosial yang baik, Anda pun akan lebih mudah diterima dan bergaul secara sosial. Mulai sekarang, yuk jaga waktu tidur Anda tetap ideal, yakni sekitar 7-8 jam.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar topik ini, silakan berkonsultasi dengan dokter kami melalui Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Gratis, lho!

[RVS]

Kesehatan FisiktidurWaktu Tidurmanfaat tidurCukup Tidurhubungan sosialInsomnia

Konsultasi Dokter Terkait