Mencuci wajah secara rutin dan teratur merupakan langkah awal untuk memiliki tampilan kulit wajah yang bersih, sehat, dan terawat. Dalam penerapannya, sebagian orang mungkin hanya akan berfokus pada pemilihan sabun pencuci wajah (facial wash) yang tepat. Padahal menurut medis, memperhatikan suhu air saat mencuci wajah juga tak boleh luput dari perhatian.
Faktanya, kombinasi antara sabun pencuci wajah dan penggunaan suhu air yang tepat untuk mencuci wajah adalah dasar dari perawatan wajah yang sempurna. Sebab, kombinasi kedua hal tersebut benar-benar mengoptimalkan proses pembersihan kotoran dari dalam pori-pori, pun mencegah terjadinya masalah pada wajah setelah dicuci.
Suhu air yang tepat untuk mencuci wajah
Memperhatikan suhu air bukan berarti Anda harus repot-repot mengukurnya dengan termometer terlebih dahulu, lho. Anda hanya perlu memiliki wastafel dengan keran air dingin dan air panas. Akan tetapi, jika tidak ada, Anda bisa menggunakan baskom ukuran sedang untuk masing-masing air. Jangan lupa sediakan handuk bersih serta sabun cuci wajahnya, ya!
Untuk lebih memudahkan Anda, berikut adalah panduan mencuci wajah menggunakan suhu air yang tepat:
-
Awali dengan air hangat
Kepada KlikDokter, dr. Citra Roseno mengatakan bahwa proses mencuci wajah yang paling tepat adalah diawali dengan penggunaan air hangat. Anda tidak perlu khawatir dengan kabar yang beredar, sebab menurut medis penggunaan air hangat tidak akan “membuka” pori-pori wajah. Karena pada dasarnya, pori-pori tidak dapat membuka atau menutup dengan semudah itu.
“Air hangat digunakan pada tahap pertama cuci wajah untuk membuat wajah relaks sebelum menerima pijatan dari jari dan sabun. Air hangat juga lebih efektif dalam mengangkat minyak berlebih dan kotoran, sehingga mengawali cuci wajah dengan air hangat akan lebih baik,” jelas dr. Citra.
Penggunaan air hangat untuk mencuci wajah sebenarnya tak jauh beda dengan proses pembersihan alat makan yang kotor dan berminyak. Maksudnya, ketika Anda mencuci alat makan yang kotor dan berminyak dengan air dingin, gumpalan kotoran dan minyak pada alat-alat tersebut lebih sulit dihilangkan sehingga masih terasa lengket setelah dicuci. Akan tetapi, ketika dicuci dengan air hangat, kotoran dan minyak pada alat makan lebih mudah terangkat dan larut sehingga mudah dibersihkan, bukan?
“Tapi ingat, yang disarankan adalah air bersuhu hangat, bukan air yang terlalu panas atau suhunya terlalu tinggi. Karena kalau airnya terlalu panas, Anda justru menyingkirkan minyak alami dari kulit sehingga bikin kulit kering setelahnya,” dr. Citra menegaskan.
Selanjutnya
-
Akhiri dengan air dingin
Usai memberikan pijatan di area wajah dengan sabun, bilaslah wajah Anda dengan air hangat hingga tidak ada lagi sisa sabun dan kotoran yang menempel. Setelah itu, jangan langsung keringkan wajah Anda dengan handuk bersih. Bilaslah lagi wajah Anda menggunakan air dingin sebanyak beberapa kali untuk memberikan efek segar pada kulit. Setelah itu, barulah keringkan wajah menggunakan handuk bersih dengan cara ditepuk-tepuk, bukan digosok. Dan, supaya kulit lebih segar, lembut, dan lembap tanpa kesan berminyak, jangan lupa aplikasikan toner atau krim pelembap setelahnya.
Tidak tahu pasti suhu air yang tepat atau tidak ada air hangat atau air dingin di rumah? Tenang, tak perlu panik. Menurut, dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter, Anda dapat menggunakan air dengan suhu netral sebagai alternatifnya. Intinya, dr. Ega menyarankan Anda untuk tidak mencuci wajah dengan air yang suhunya terlalu tinggi.
Bagi Anda yang memiliki kulit berminyak, penggunaan suhu air yang sesuai dengan cara yang tepat bisa membantu memaksimalkan pembersihan kotoran dan minyak berlebih. Akan tetapi, jika Anda tidak mau terlalu repot atau tidak mengetahui pasti suhu air yang dimaksud, cucilah wajah menggunakan air bersuhu netral. Hal terpenting yang harus selalu diingat, hindari mencuci wajah dengan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin. Anda tak ingin ritual mencuci wajah yang seharusnya membawa “berkah” malah berujung malapetaka, bukan?
(NB/ RVS)