HomeGaya hidupPerawatan PriaKulup Menempel, Kenali Fimosis pada Penis Tidak Disunat
Perawatan Pria

Kulup Menempel, Kenali Fimosis pada Penis Tidak Disunat

Ayu Maharani, 20 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ada risiko di balik penis tidak disunat, yaitu fimosis. Untuk tahu penyebab dan bagaimana cara mengatasinya, cek penjelasan di bawah ini.

Kulup Menempel, Kenali Fimosis pada Penis Tidak Disunat

Pernah dengar soal fimosis? Penyakit ini mengincar pria dengan penis tidak disunat. Tindakan ceroboh saat mengatasi fimosis seorang diri dapat berakibat fatal. 

Agar tak salah langkah dalam menanganinya, berikut penjelasan seputar pengertian, risiko komplikasi, serta cara menangani fimosis yang wajib Anda ketahui. 

 

Apa Itu Fimosis?

Dalam kondisi normal, kulit atau kulup penis yang tidak disunat akan terlepas dari bagian ujungnya (kepala penis). 

Sayangnya, beberapa pria tidak mengalami hal itu. Kulit tersebut tidak dapat ditarik alias menempel di ujung penis. Kondisi ini bisa dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Ketika usia pria sudah mencapai belasan tahun (remaja), seharusnya ia bisa dengan mudah menarik kulupnya. Meski penis tidak disunat, kulup memang akan mengendur di usia pubertas.

Pada usia anak-anak, penyebab penyakit fimosis ini tidak diketahui secara pasti, kemungkinan besar memang terjadi secara alami. 

Sedangkan pada orang dewasa yang tidak disunat,memiliki penyakit diabetes, psoriasis, infeksi atau radang penis, hingga gangguan kulit kronis Lichen sclerosus, bisa meningkatkan risiko fimosis. 

Artikel Lainnya: Kapan Kulup Penis Anak Bisa Terbuka Sempurna?

Apakah Fimosis Berbahaya?

Fimosis yang dialami anak laki-laki tidak berbahaya dan tak memerlukan pengobatan, kecuali jika ia kesulitan buang air kecil. Orangtua bisa menunggu pelonggaran kulup terjadi hingga memasuki usia pubertas. 

Pada masa-masa itu, penis bisa dibersihkan dengan air hangat dan sabun lembut setiap mandi. 

Jangan lupa untuk mengeringkannya dengan handuk bersih dan hindari memberikan bedak di area tersebut. 

Jika ingin mempercepat proses pelonggaran kulup, orangtua bisa berkonsultasi dengan dokter. Biasanya, dokter akan memberikan krim kortikosteroid yang dioleskan di ujung kulup selama kurang lebih sebulan. 

Jika sampai di usia tersebut kulup tidak melonggar, maka satu-satunya cara adalah dengan disunat. 

Pasalnya, dr. Dyah Novita Anggraini mengatakan, kondisi tersebut sudah tidak bisa berubah normal dengan sendirinya

Apalagi, seiring bertambahnya usia, gejala dari fimosis bisa meningkat, yakni kulup bengkak saat buang air kecil. 

Penderita fimosis akan memiliki kepercayaan diri yang rendah saat sudah dewasa dan memiliki pasangan seksual. Karena itulah, penis dengan kondisi fimosis sebaiknya segera disunat. 

Artikel Lainnya: Kondisi Kesehatan yang Menyebabkan Penis Gatal dan Panas

Jangan Menarik Kulup Penis!

Hindari melepaskan kulup yang menempel di ujung penis dengan tangan sendiri. “Hal ini sangat berbahaya dan bisa memicu infeksi dan masalah lainnya, yaitu parafimosis,” kata dr. Dyah Novita.

Kulup yang Anda tarik tidak bisa kembali lagi ke posisi awal, lalu menyebabkan nyeri dan bengkak di ujung penis. 

Parafimosis merupakan kondisi darurat yang mesti segera ditangani dokter. Kalau tidak, jaringan penis akan mati. Sebelumnya, susah buang air kecil dan perubahan warna di ujung penis juga akan terjadi. 

Sama seperti fimosis, pengobatan terbaik untuk mengatasi parafimosis adalah dengan disunat. Lewat metode sunat, seluruh kulup akan dipotong dan diangkat. 

Jika tidak ingin disunat, dokter bisa juga hanya melakukan penyayatan agar kulit penis kembali normal. 

Metode ini harus dikombinasikan dengan penyuntikkan di bagian kepala penis. Tujuannya, untuk menghilangkan cairan yang terjebak di kepala penis.

Artikel Lainnya: Perawatan Tepat Agar Luka Sunat Cepat Sembuh

Penis Tidak Disunat, Fimosis Bisa Berujung pada Balanitis

Meski sunat jadi metode efektif untuk mencegah berbagai keluhan penis termasuk fimosis dan parafimosis, tidak semua pria memilih metode itu. 

Hal yang perlu diingat, jika sunat tidak dilakukan, risiko untuk mengalami fimosis untuk kedua kalinya tetap ada. Kulup penis bisa menempel lagi, bahkan ujung penis mengalami peradangan. 

Dalam dunia medis, meradangnya kepala penis disebut balanitis. Gejalanya, antara lain:

  • Cairan kental akan keluar dari kulup.
  • Sakit dan terasa panas terbakar saat buang air kecil.
  • Kelapa penis memerah dan bengkak.
  • Ada darah di urine.
  • Nyeri panggul bawah. 

Kini Anda sudah mengetahui salah satu risiko dari penis tidak disunat, yakni fimosis, beserta cara mengatasinya. 

Apabila masih ada pertanyaan seputar kesehatan organ genital pria, konsultasikan hal itu pada dokter kami lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi Klikdokter. 

(OVI/AYU)

Kesehatan Penis

Konsultasi Dokter Terkait