KlikDokter.com - Air susu ibu (ASI) tak diragukan lagi memiliki komponen paling sempurna sebagai makanan utama bagi bayi. Sampai saat ini belum ada makanan atau minuman pengganti lain untuk bayi, yang dapat memberikan gizi sebaik ASI.
Fungsi bahan komponen ASI sangat beragam, yakni sebagai anti-infeksi, anti-radang, zat untuk pertumbuhan, dan prebiotik. Selain itu, ASI memiliki kandungan nutrisi yang dinamis, artinya kandungan nutrisinya akan berubah disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi bayi seiring pertumbuhannya.
Anjuran pemberian ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan, artinya bayi tidak mendapat makanan apapun selain ASI sampai dengan usia 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi akan mendapat makanan padat sebagai pendamping ASI. Pemberian ASI kemudian diteruskan sampai anak berusia 2 tahun.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada usia 2 tahun Si Kecil dapat diberikan susu selain ASI sebagai asupan tambahan.Susu yang berada di pasaran umumnya berasal dari sapi. Selain itu, susu yang bisa dikonsumsi oleh manusia ada yang berasal kambing, domba, kuda, banteng, dan unta. Namun susu dari sumber lain selain sapi tidak banyak diproduksi secara massal sehingga sulit didapatkan di pasaran.
Bagaimana dengan susu sapi?
Susu sapi memiliki zat aktif yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak sapi seperti protein, lemak, asam amino, vitamin, dan mineral. Susu sapi juga mengandung imunoglobulin dan sitokin (keduanya merupakan suatu zat yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh), hormon, faktor pertumbuhan, peptida, enzim, dan zat bioaktif lainnya.
Apabila demikian, apakah susu sapi tidak memiliki dampak baik terhadap kesehatan manusia? Ternyata, susu sapi banyak mengandung zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Secara umum, susu sapi mengandung komponen nutrien yang akan dijelaskan pada tabel berikut:
Komponen susu |
Konsentrasi dalam 1 liter susu murni |
Persentase dalam 0,5 liter susu murni bila dibandingkan anjuran asupan harian |
Dampak terhadap kesehatan |
Lemak |
33 g/l |
|
Kaya energi |
Asam lemak tersaturasi |
19 g/l |
|
Menaikkan HDL, LDL, dan kolesterol total. Menghambat pertumbuhan bakteri dan virus |
Asam oleat |
8 g/l |
|
Menstabilkan membran sel |
Asam laurat |
0,8 g/l |
|
Antivirus dan antibakteri |
Asam mirisitat |
3,0 g/l |
|
Menaikkan LDL dan HDL |
Asam palmetat |
8 g/l |
|
Menaikkan LDL dan HDL |
Asam linoleat |
1,2 g/l |
|
Asam lemak omega 6 |
Alpha linolenic a |
0,75 g/l |
|
Asam lemak omega 3 |
Protein |
32 g/l |
30-40% |
Pembentukan asam amino esensial dan protein bioaktif |
Laktosa |
53 g/l |
|
Berperan dalam pembentukan energi |
Kalsium |
1,1 g/l |
40-50% |
Berperan dalam pembentukan masa tulang, gigi, tekanan darah, dan pengontrolan berat badan |
Magnesium |
100 mg/l |
12-16% |
Salah satu terapi dalam asma bagi orangtua |
Zink |
4 mg/l |
18-25% |
Berperan dalam sistem ketahanan tubuh |
Selenium |
37 ug/l |
30% |
Berperan dalam mencegah kanker, alergi |
Vitamin E |
0,6 mg/l |
2% |
Antioksidan |
Vitamin A |
280 ug/l |
15-20% |
Berperan dalam sistem indra penglihatan |
Asam folat |
50 ug/l |
6% |
Berperan dalam sintesis DNA dan metabolisme asam amino |
Riboflavin |
1,83 mg/l |
60-80% |
Mencegah kekurangan riboflavin |
Vitamin B12 |
4,4 ug/l |
90% |
Berperan dalam metabolisme asam folat |
Susu sapi telah diteliti memiliki komponen yang paling mendekati ASI dibandingkan susu dari mamalia lain. Bagaimana dengan susu kedelai? Susu kedelai banyak digunakan sebagai alternatif apabila anak mengalami alergi susu sapi. Susu kedelai juga mengandung fitoestrogen, yaitu zat serupa hormon wanita yang berasal dari tumbuhan. Sehingga penggunaan secara rutin tanpa indikasi kebutuhan tertentu tidak umum dilakukan.
Di samping semua kelebihan susu sapi, tidak bisa diabaikan beberapa zat di dalam susu sapi dapat mencetuskan reaksi alergi pada anak.
Alergi susu sapi dapat ditemui pada 2-3% anak. Kasus alergi susu sapi lebih banyak ditemui pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Pada kasus alergi yang berat, susu sapi dapat menyebabkan reaksi anafilaksis, yaitu suatu reaksi alergi berat yang dapat membahayakan nyawa penderitanya. Susu sapi termasuk ke dalam tiga makanan teratas penyebab alergi setelah kacang dan turunannya.
Meski susu kedelai merupakan sumber nutrisi alternatif bagi para anak yang memiliki alergi terhadap susu sapi, susu kedelai juga dapat menimbulkan reaksi alergi. Memang angka kejadiannya tidak sesering alergi terhadap susu sapi, yaitu sekitar 0,4-1,2%.
Gejala klinis alergiterhadap susu kedelai kurang lebih serupa dengan alergi susu sapi, karena mempengaruhi kulit, sistem pencernaan, dan sistem pernapasan. Gejala kulit yang dialami berupa gatal-gatal dan bentol kemerahan pada kulit. Pada sistem pencernaan dapat berupa gatal pada mulut, mual dan muntah serta diare. Pada sistem pernapasan dapat bergejala gatal dan hidung berair, bersin-bersin, kekambuhan asma, dan pembengkakan tenggorokan.
Setiap zat makanan memiliki komponen yang bermanfaat namun di sisi lain juga dapat merugikan tubuh. Tidak hanya susu saja. Sayuran hijau, misalnya, yang merupakan sumber zat besi yang baik tetapi juga dapat mencetuskan asam urat. Sehingga pengaturan diet yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi sangatlah penting. Usia, jenis kegiatan, penyakit yang menyertai, dan berat badan contohnya, merupakan beberapa faktor yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan sumber makanan yang akan dikonsumsi.
Sumber makanan yang satu akan melengkapi sumber makanan lainnya. Apakah Anda pernah menjumpai anak yang lebih suka minum susu dibandingkan makan? Kasus seperti ini sangat tidak dianjurkan. Memang benar bahwa susu memiliki kandungan zat bergizi, namun seperti yang sudah dijelaskan pada tabel, konsumsi susu saja belum memenuhi kecukupan harian setiap anak. Oleh karena itu, makan tetap merupakan sumber asupan utama bagi anak.