Diet dan Nutrisi

Penanganan Daging dan Produk Olahan Ternak Terinfeksi PMK

Tim Redaksi KlikDokter, 08 Jul 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penanganan daging dan produk olahan PMK penting untuk mencegah lingkungan maupun hewan sehat terkontaminasi virus. Ketahui 5 cara mengolah daging dan produk PMK di sini.

Penanganan Daging dan Produk Olahan Ternak Terinfeksi PMK

Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Aphthovirus. Penyakit akut ini sangat menular, terutama pada hewan berkuku belah, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. 

PMK dapat menyebabkan hewan mengalami lesi atau luka lepuh pada bagian mulut, gusi, lidah, hidung, kuku, hingga puting. Penyakit ini membuat hewan merasa kesakitan yang tak jarang memicu kematian, khususnya pada hewan berusia muda. 

Karenanya, untuk menghindari kerugian ekonomi yang lebih besar, tak jarang peternak memutuskan untuk menyembelih hewan yang terjangkit PMK. Nah, pertanyaannya apakah daging PMK boleh dimakan manusia?

Meskipun pernah ada laporan soal dugaan kasus manusia terinfeksi Aphthovirus usai mengonsumsi produk olahan hewan PMK, tetapi World Organisation for Animal Health (WOAH) menyatakan bahwa penyakit infeksi ini tidak dapat menular ke manusia.

Potensi penularan PMK pada manusia sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Kendati demikian, penting mengetahui penangan daging dan produk olahan ternak PMK yang tepat agar bisa mencegah potensi penularan ke hewan yang sehat, di antaranya:

1. Jangan Cuci Daging, Jika Langsung Dimasak 

Cara mengolah daging PMK yang pertama adalah jangan cuci daging terlebih dahulu, jika kamu hendak langsung memasaknya.

Sebaiknya, rebus daging menggunakan air mendidih, minimal 70 derajat celcius selama 30 menit. Lalu, buang air rebusan dan olah daging sesuai selera.

Cara serupa juga bisa kamu terapkan untuk mengolah jeroan dan bagian tubuh hewan ternak lainnya. 

Merebus menggunakan air mendidih bermanfaat untuk mematikan virus maupun mikroba yang terkandung dalam produk hewan PMK. Cara ini bisa mencegah virus mengontaminasi lingkungan dan menginfeksi hewan yang sehat.

2. Simpan Daging di Suhu Dingin, Jika Tidak Langsung Dimasak

Apabila kamu berniat tidak langsung memasaknya, maka simpan daging di dalam chiller kulkas pada suhu 2-10 derajat celcius. Simpan daging selama 24 jam.

Setelah disimpan seharian, pindahkan daging ke freezer untuk dibekukan. Cara ini serupa dengan tindakan pelayuan (aging) yang bertujuan mengubah daging menjadi kaku dan kehilangan fleksibilitasnya alias rigor mortis. 

Ketika mengalami rigor mortis, pH daging menurun menjadi kurang dari 5,9. Nah, virus penyebab PMK tidak lagi aktif pada pH kurang dari 5,9.

Cara ini bermanfaat mematikan potensi penularan virus melalui daging. Selain itu, perlakuan ini bisa membuat kamu makan daging PMK yang lebih empuk.

 

3. Jangan Mengonsumsi Susu Mentah yang Belum Direbus

Hindari mengonsumsi susu mentah dari ternak PMK yang belum mengalami proses pemanasan atau pasteurisasi. Soalnya, virus PMK dapat ditularkan melalui cairan tubuh hewan, termasuk susu. 

Susu kerap dimanfaatkan pula oleh patogen lain, seperti bakteri untuk berkembang biak. Karenanya, mengonsumsi susu yang belum diproses, bisa menimbulkan masalah kesehatan yang cukup serius.

Sebaiknya, sebelum dikonsumsi, produk susu hewan PMK diolah melalui proses pemanasan atau pasteurisasi dengan suhu 75 derajat celcius selama 15 detik.

Untuk mematikan virus, susu juga bisa diproses menjadi yoghurt. Susu yang diolah jadi yoghurt memiliki pH 3 yang membuat virus penyebab PMK dalam keadaan non-aktif. 

Susu yang diolah lebih aman dikonsumsi dan meminimalkan potensi virus PMK mencemari lingkungan dan menulari hewan yang sehat.

Artikel Lainnya: https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/diet-nutrisi/penting-ini-cara-pilih-dan-mengolah-daging-bebas-pmk

4. Simpan Daging di Wadah Kedap Udara

Berikutnya, penanganan daging dan produk olahan ternak PMK yang perlu diperhatikan adalah wadah penyimpanannya. Gunakan wadah atau pembungkus kedap udara yang bisa ditutup rapat, tidak mudah bocor, ataupun merembes. 

Seperti disampaikan, virus penyebab PMK dapat menular melalui cairan tubuh hewan, termasuk darah, susu, kotoran, ataupun urine.

Dengan memasukkan daging ke dalam wadah kedap udara, potensi virus dalam mencemari lingkungan dan menulari hewan yang sehat bisa diminimalkan.

Cara ini juga berguna untuk mencegah daging dan produk olahan hewan dihinggapi lalat, serangga, atau mikroba lain yang dapat menurunkan kualitas produk dan menyebabkan masalah kesehatan pada manusia.

5. Jangan Buang Jeroan dan Kotoran Ternak Sembarangan

Limbah jeroan dan sisa kotoran hewan PMK tidak boleh dibuang sembarangan. Soalnya, ketika dibuang sembarangan, lingkungan atau saluran air yang jadi tempat pembuangan limbah bisa menjadi media penularan Aphthovirus ke hewan yang sehat.

Lingkungan yang tercemar limbah hewan juga dapat memicu masalah kesehatan pada manusia.

Sebaiknya, sebelum dikubur atau dibuang, kamu perlu merebus atau menyiram limbah dan sisa kotoran ternak menggunakan air mendidih. Cara ini juga bisa diterapkan pada limbah kemasan atau wadah pembungkus produk olahan hewan.

Penyakit mulut dan kuku (PMK) memang bukan jenis penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Meski begitu, penyakit ini termasuk kategori penyakit hewan menular strategis (PHMS). Artinya, PMK dapat menyebabkan angka kesakitan maupun kematian hewan yang tinggi. 

Hal ini bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang besar dan meresahkan masyarakat. Untuk mencegahnya, terapkan 5 penanganan daging dan produk olahan PMK di atas, ya!

Yuk, #JagaSehatmu dan kesehatan hewanmu dengan download aplikasi KlikDokter untuk mengetahui informasi seputar kesehatan manusia dan hewan lainnya. 

Kamu juga bisa berkonsultasi mengenai masalah kesehatan apa pun secara langsung melalui fitur konsultasi dokter online di KlikDokter  

(ADT/JKT)

Referensi:

Kementerian Pertanian. Diakses 2022. Keputusan Menteri Pertanian No. 4026/Kpts/OT.140/4/2013 Tentang Jenis Penyakit Hewan Menular Strategis.

World Organisation for Animal Health. Diakses 2022. Foot and Mouth Disease

Ditulis oleh: drh Jepriadi Kertawinata

daging kambingdaging sapiPenyakit Mulut dan Kuku

Konsultasi Dokter Terkait