HomeGaya hidupDiet dan NutrisiAlasan Mengapa Jangan Langsung Tidur Usai Makan Sahur
Diet dan Nutrisi

Alasan Mengapa Jangan Langsung Tidur Usai Makan Sahur

dr. Sara Elise Wijono MRes, 06 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Usai makan sahur, godaan untuk tidur kembali terkadang sulit untuk ‘ditolak’ karena kantuk yang menggelayut. Tapi, hal ini sebaiknya tidak dilakukan.

Alasan Mengapa Jangan Langsung Tidur Usai Makan Sahur

Waktu sahur merupakan bagian penting dari puasa Ramadan. Sahur adalah ‘senjata’ Anda untuk berpuasa sepanjang hari. Pilihan makanan yang tepat dan bergizi seimbang saat sahur akan membuat waktu puasa tak terasa berat. Di sisi lain, sahur yang ala kadarnya bisa membuat Anda cepat lapar.

Pada awal bulan puasa, tentu saja tubuh akan melakukan penyesuaian dulu akan kebiasaan ‘baru’ ini. Waktu tidur pun akan terganggu karena harus bangun untuk sahur.

Tidak heran banyak orang ingin segera kembali tidur setelah selesai makan sahur. Namun, kebiasaan ini kurang disarankan karena dapat mengganggu kesehatan, terutama pada sistem pencernaan.

Mengganggu Pencernaan

Tubuh mulai mencerna makanan, bahkan saat makanan sedang dikunyah. Begitu makanan ditelan, proses panjang ini akan berlangsung terus.

Selama proses tersebut, tubuh harus menghancurkan makanan yang masuk, menyerap nutrisi yang terkandung dalamnya, lalu membuang sisa-sisa pencernaan. Posisi tubuh tiduran bukanlah posisi optimal bagi saluran pencernaan, yang umumnya bekerja saat Anda posisi tegak.

Bisa jadi tidur malah jadi terganggu akibat pencernaan yang kurang efektif, karena Anda langsung tidur setelah sahur. Jika muncul keluhan seperti kembung atau nyeri perut akibat masalah pada pencernaan, sudah pasti Anda tak bisa tidur nyenyak. Setidaknya, tunggulah dua hingga empat jam setelah makan, sebelum tidur kembali.

Memperburuk Keluhan GERD

Kondisi GERD (Gastro-esofageal Reflux Disease), merupakan kondisi di mana isi lambung (termasuk asam lambung) naik kembali dari lambung ke kerongkongan.

Biasanya, kondisi ini ditandai dengan sensasi rasa panas atau terbakar, baik pada area ulu hati maupun kerongkongan. Saat naik ke kerongkongan, asam lambung dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan yang dilewatinya.

Posisi tiduran dapat memudahkan isi lambung untuk kembali naik, jika dibandingkan dengan posisi tegak. Oleh karena itu sebaiknya hindari kebiasaan berbaring segera setelah makan, terutama jika Anda memiliki keluhan GERD. Bisa-bisa keluhan yang Anda rasakan malah semakin parah.

Meningkatkan Risiko Stroke

Sebuah studi yang menarik dilakukan tahun 2011 di Yunani. Hasilnya, ditemukan bahwa mereka yang menunggu setidaknya satu jam setelah makan untuk kemudian tidur, berpotensi memiliki risiko stroke lebih rendah hingga 66 persen.

Studi yang dilakukan pada sekitar 1000 orang ini membandingkan kebiasaan tidur setelah makan pada populasi sehat, sudah pernah terkena stroke, dan sudah pernah terkena sindrom koroner akut.

Walaupun belum diketahui alasan jelas dari penemuan ini, terdapat beberapa teori yang mungkin menjelaskannya, yaitu:

  • Teori pertama adalah tidur segera setelah makan dihubungkan dengan munculnya GERD, seperti dijelaskan sebelumnya. GERD sendiri berhubungan dengan apnea tidur, yang merupakan salah satu faktor risiko stroke.
  • Teori kedua berhubungan dengan perubahan sementara yang terjadi saat Anda makan. Misalnya perubahan gula darah, kolesterol, dan aliran darah. Semua perubahan tersebut dapat berhubungan dengan risiko stroke.

Jadi, sahur memang momen penting untuk menjalani puasa. Meski mengantuk, pastikan Anda tak melewatkan waktu makan sahur. Jangan lupa, hindari kebiasaan untuk langsung tidur usai makan sahur. Untuk mengantisipasi agar tidak mengantuk sepanjang hari, tidurlah lebih awal selama bulan Ramadan.

(RH)

bulan puasaPuasa Ramadantidursistem pencernaanMakan SahurSahurPuasa 2019

Konsultasi Dokter Terkait