Masalah Jantung dan Pembuluh Darah

Giant Cell Arteritis

dr. Marsita Ayu Lestari, 29 Sep 2023

Ditinjau Oleh

Giant cell arteritis (arteritis temporal) adalah peradangan pembuluh nadi, terutama mengenai pembuluh nadi di atas pelipis. Kondisi ini perlu diatasi karena bisa menyebabkan kebutaan.

Giant Cell Arteritis

Giant Cell Arteritis (Arteritis Temporal)

Dokter Spesialis

Kolaborasi antar multidisiplin kedokteran bergantung pada kondisi penderita, Spesialis terkait: Dokter spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit dalam konsultan reumatologi, spesialis mata, dan spesialis saraf

Gejala

Sakit kepala, nyeri rahang ketika mengunyah atau berbicara, pembuluh nadi di atas pelipis membesar, kehilangan penglihatan, penglihatan ganda, kehilangan pendengaran, nyeri dan kaku pada bahu, demam, kelelahan, penurunan berat badan

Faktor Risiko

Usia > 50 tahun, wanita lebih sering daripada pria, faktor genetik, merokok, infeksi (virus Herpes, parainfluenza virus, Mycoplasma, Chlamydia)

Diagnosis

Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

Pengobatan

Kortikosteroid

Obat

Kortikosteroid

Komplikasi

Kehilangan penglihatan secara permanen, aneurisma aorta, stroke

Kapan harus ke dokter?

Gejala dan tanda giant cell arteritis

Pengertian Giant Cell Arteritis

Giant cell arteritis adalah peradangan pembuluh nadi (arteri). Pembuluh nadi berfungsi membawa darah dari jantung ke jaringan tubuh. Giant cell arteritis atau arteritis temporalterjadi pada pembuluh nadi di daerah kepala, terutama di atas pelipis.

Orang dengan kondisi ini mengalami sakit kepala parah yang persisten diikuti dengan nyeri rahang.

Kondisi ini sering ditemukan pada orang dewasa terutama usia lebih dari 50 tahun. Bila tidak memperoleh penanganan yang tepat, kondisi ini berisiko menyebabkan kebutaan dan stroke.

Penyebab Giant Cell Arteritis

Peradangan pada pembuluh nadi akibat penyakit giant cell arteritis menyebabkan terjadinyapembengkakan. Kondisi ini dapat mengurangi aliran darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi yang penting untuk tubuh.

Penyebab giant cell arteritis (arteritis temporal) belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa penelitian melaporkan bahwa faktor lingkungan dan genetik berperan pada perkembangan kondisi ini.

Faktor Risiko Giant Cell Arteritis

Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko giant cell arteritis:

  • Usia > 50 tahun
  • Wanita lebih sering daripada pria
  • Faktor genetik
  • Merokok
  • Infeksi (virus Herpes, virus parainfluenza, bakteri Mycoplasma, jamur Chlamydia)

Artikel Lainnya: 6 Tanda Serangan Jantung yang Bisa Muncul Sebulan Sebelumnya

Gejala Giant Cell Arteritis

Berikut gejala giant cell arteritis yang umumnya dikeluhkan pasien:

  • Sakit kepala
  • Nyeri rahang ketika mengunyah atau berbicara
  • Pembuluh nadi di atas pelipis membesar
  • Kehilangan penglihatan
  • Penglihatan ganda
  • Kehilangan pendengaran
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan
  • Nyeri dan kaku pada bahu
  • Demam

Artikel Lainnya: 10 Macam Penyakit Jantung yang Paling Sering Terjadi

Diagnosis Giant Cell Arteritis

Untuk mendiagnosis giant cell arteritis, dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dokter akan menanyakan usia, keluhan, riwayat kesehatan penderita dan keluarga, kebiasaan merokok, faktor risiko, dan hal terkait lainnya.

Lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi tanda-tanda giant cell arteritis. Sementara pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik.

Berikut pemeriksaan penunjang yang dipertimbangkan:

  • Pemeriksaan laboratorium: hitung darah lengkap, laju endap darah, albumin, alkali fosfatase, albumin, C-reactive protein (CRP), antibodi antinuklear, dan faktor rheumatoid
  • Pemeriksaan histopatologi (biopsi) arteri temporal
  • Pemeriksaan pencitraan: computed tomography angiography (CTA), magnetic resonance angiography (MRA), ultrasonografi Doppler

Pengobatan Giant Cell Arteritis

Cara mengatasi giant cell arteritis adalah berobat ke dokter. Pengobatan giant cell arteritis umumnya melibatkan kolaborasi antar multidisiplin kedokteran bergantung pada kondisi penderita, seperti dokter spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit dalam konsultan reumatologi, spesialis mata, dan spesialis saraf.

Secara umum, pengobatan giant cell arteritis menggunakan kortikosteroid. Dosis dan jangka waktu penggunaan obat perlu dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter.

Penggunaan kortikosteroid dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan patah ulang. Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk melakukan beberapa tindakan berikut untuk menurunkan risiko efek samping kortikosteroid:

  • Olahraga secara rutin disesuaikan dengan kondisi kesehatan tubuh
  • Mengikuti diet rendah garam
  • Mencukupi vitamin D dan kalsium sesuai rekomendasi dari dokter lewat makanan maupun berjemur

Pencegahan Giant Cell Arteritis

Terkait penyebab giant cell arteritis belum diketahui secara pasti, maka kondisi ini belum dapat dicegah sepenuhnya. Upaya untuk mengurangi risiko giant cell arteritis berhubungan dengan pengendalian faktor yang diduga berisiko menimbulkan kondisi ini, yaitu:

  • Berhenti merokok dan menjauhi asap rokok di sekitar
  • Bila terdapat tanda-tanda infeksi (virus Herpes, virus parainfluenza, bakteri Mycoplasma, jamur Chlamydia), maka berobat ke dokter

Komplikasi Giant Cell Arteritis

Berikut komplikasi giant cell arteritis:

Artikel Lainnya: Makanan Penyebab Penyakit Jantung yang Harus Dihindari

Obat Terkait Giant Cell Arteritis

Berikut obat terkait giant cell arteritis:

Kapan harus ke Dokter?

Segera ke dokter, bila kamu mengalami gejala dan tanda di atas dan untuk mencegah penyakit jantung, periksa secara online dengan Health Tools Cek Risiko Penyakit Jantung. Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi giant cell arteritis, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter! Manfaatkan juga layanan konsultasi kesehatan jantung 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online dan temukan layanan kesehatan jantung di KlikDokter.

(APR)

  1. American College of Rheumatology. Giant Cell Arteritis. 2023. https://rheumatology.org/patients/giant-cell-arteritis Diakses 11 Agustus 2023.
  2. Ness T, Bley TA, Schmidt WA, Lamprecht P. The diagnosis and treatment of giant cell arteritis. Dtsch Arztebl Int. 2013.
  3. Dinkin M, Johnson E. One Giant Step for Giant Cell Arteritis: Updates in Diagnosis and Treatment. Curr Treat Options Neurol. 2021.
  4. Green BN, Johnson CD. Interprofessional collaboration in research, education, and clinical practice: working together for a better future. J Chiropr Educ. 2015.
  5. Ameer MA, Peterfy RJ, Khazaeni B. Temporal arteritis. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459376/ Diakses 11 Agustus 2023.
  6. Chase E, Patel BC, Ramsey ML. Temporal artery biopsy. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470397/ Diakses 11 Agustus 2023.
  7. Mohan SV, Liao YJ, Kim JW, Goronzy JJ, Weyand CM. Giant cell arteritis: immune and vascular aging as disease risk factors. Arthritis research & therapy. 2011.
  8. de Boysson H, Aouba A. An Updated Review of Cardiovascular Events in Giant Cell Arteritis. Journal of Clinical Medicine. 2022.
  9. Cleveland Clinic. Polymyalgia Rheumatica (PMR) and Giant Cell Arteritis (GCA). 2018. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4473-polymyalgia-rheumatica-pmr-and-giant-cell-arteritis-gca Diakses 11 Agustus 2023.
  10. Rinden T, Miller E, Nasr R. Giant cell arteritis: An updated review of an old disease. Cleveland Clinic Journal of Medicine. 2019.
  11. Cleveland Clinic. Temporal Arteritis. 2019. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15674-temporal-arteritis#management-and-treatment Diakses 11 Agustus 2023.
  12. Mayo Clinic Staff. Giant Cell Arteritis. Mayo Clinic. 2022. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/giant-cell-arteritis/diagnosis-treatment/drc-20372764 Diakses 11 Agustus 2023.
  13. Régent A, Mouthon L. Treatment of Giant Cell Arteritis (GCA). J Clin Med. 2022.
  14. Carmona FD, Gonzalez-Gay MA, Martín J. Genetic component of giant cell arteritis. Rheumatology. 2014.