Kesehatan Umum

Alasan Tambahan untuk Berhenti Merokok

KlikDokter, 02 Jun 2014

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Masih bingung cari alasan untuk berhenti merokok? Bosan dengan alasan kesehatan mulai yang terdengar seperti lagu lama dengan kemasan album yang baru?

Alasan Tambahan untuk Berhenti Merokok

Klikdokter.com - Sulit ditampik, tidak sedikit himbauan dan iklan mengenai bahaya dan risiko dari merokok. Anda dapat menemuinya dimana-mana. Hampir di setiap media bahkan kurang lebih 7 tahun belakangan ini, himbauan pemerintah mengenai bahaya merokok dapat kita temui di semua kemasan produk rokok dan iklan produk rokok yang beredar di Indonesia.

Bahkan pemerintah daerah DKI sudah mendukung kebijakan pro-kesehatan dengan pengesahan PERDA no.22 mengenai larangan merokok di tempat umum. Namun pada kenyataaanya apakah masyarakat kian sadar akan bahaya merokok? Agaknya pertanyaan tersebut kita kembali ke diri kita sebagai bagian dari masyarakat.

Apakah Anda sudah berhasil berhenti merokok?

Jika belum, Anda masih bingung cari alasan kuat untuk berhenti merokok? Bosan dengan alasan kesehatan mulai yang terdengar seperti lagu lama dengan kemasan album yang baru?

Coba simak sepuluh alasan berikut ini yang mungkin saja salah satu diantaranya dapat menguatkan tekad Anda untuk berhenti merokok.

Klik 'next' untuk selanjutnya.

 

Alasan Tambahan untuk Berhenti Merokok

Klikdokter.com - Sulit ditampik, tidak sedikit himbauan dan iklan mengenai bahaya dan risiko dari merokok. Anda dapat menemuinya dimana-mana. Hampir di setiap media bahkan kurang lebih 7 tahun belakangan ini, himbauan pemerintah mengenai bahaya merokok dapat kita temui di semua kemasan produk rokok dan iklan produk rokok yang beredar di Indonesia.

Bahkan pemerintah daerah DKI sudah mendukung kebijakan pro-kesehatan dengan pengesahan PERDA no.22 mengenai larangan merokok di tempat umum. Namun pada kenyataannya apakah masyarakat kian sadar akan bahaya merokok? Agaknya pertanyaan tersebut kita kembali ke diri kita sebagai bagian dari masyarakat.

Apakah Anda sudah berhasil berhenti merokok?

Jika belum, Anda masih bingung cari alasan kuat untuk berhenti merokok? Bosan dengan alasan kesehatan mulai yang terdengar seperti lagu lama dengan kemasan album yang baru?

Coba simak sepuluh alasan berikut ini yang mungkin saja salah satu diantaranya dapat menguatkan tekad Anda untuk berhenti merokok.

Klik 'next' untuk selanjutnya.

Alasan 1: Rokok Tidak Membuat Anda Lebih Keren

 

Pernah lihat rocker yang tampil macho dengan memainkan melodi gitar dengan rokok dimulutnya? Seandainya dirinya tahu, bahwa perokok mempunyai 70% risiko gangguan pendengaran dibandingkan dengan yang tidak merokok, dia akan stres berat.

Pemusik mengandalkan pendegaran untuk berkarir, meskipun Beethoven yang berbakat adalah pengecualian. Namun apa daya jika pendengaran rusak karena rokok?

Bicara pemusik, apa daya pula jika seorang penyanyi jika tidak dapat menggapai nada tertentu karena terbatasnya napas lantaran paru-parunya melemah performa karena merokok?

Rokok senantiasa ditandingkan dengan representasi maskulin. Padahal faktanya, esensi kejantanan tidak dapat berfungsi ketika berhadapan dengan penyakit-penyakit yang diakibatkan rokok. 

Contoh kasusnya, Eric Lawson mantan model koboi di salah satu iklan rokok yang populer dengan jargon kejantanan koboi asli Amerika, meninggal karena kanker paru di usia 72 belum lama ini.

Masih berpikir rokok membuat Anda lebih keren?

Klik 'next' untuk selanjutnya.

Alasan 2: Rokok Menyebabkan Kelainan Kulit

 

Pernah lihat model wanita tampil cool di majalah dengan rokok? Seandainya dirinya tahu, merokok setiap hari terkait dengan risiko psoriasis, dia akan pikir 18x untuk membakar rokok daripada kulitnya yang mulus berubah tampil tidak karuan. Dan semakin tinggi jumlah asap rokok per hari yaitu lebih dari 20 asap rokok per hari, akan semakin besar risiko tersebut.

Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderita nya mengalami proses pergantian (kulit) yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang dalam jangka waktu lama atau kambuhan dalam waktu yang tidak menentu. Penyakit ini secara klinis bersifat tidak mengancam jiwa dan tidak MENULAR.

Akan tetapi, penyakit ini dapat muncul pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup dan mengganggu kekuatan mental penderita bila tidak dirawat dengan baik.

Klik 'next' untuk selanjutnya.

Alasan 3: Obat Stres = Rokok? SALAH!

 

Pasti pernah dengar mengenai opini; “kalau lagi stress, justru paling enak ngerokok”, dengan ini maaf sekali, kami sampaikan berita buruk bagi orang yang sedang depresi, sebaiknya menghindari rokok.

Karena aktivitas merokok justru menghambat sirkulasi darah terutama di jari-jari tagan dan kaki pada orang-orang yang sedang putus asa. Pernah terpikir kelumpuhan lokal tangan terjadi pada diri Anda?

Diantara berbagai macam penyakit dari risiko merokok seperti penyakit paru-paru kronis, stroke, dan penyakit jantung kronik,  kanker merupakan salah satu penyakit yang memberikan dampak sangat buruk dan dapat menyebabkan kematian. Kanker ini bisa muncul dalam rongga mulut seperti pada langit-langit, gusi dan lidah.

Sekalipun rokok memberikan Anda rasa rileks ditengah masa tekanan yang Anda alami, pikirkanlah kembali demi esensi kesehatan tubuh Anda dalam jangka panjang.

Klik 'next' untuk selanjutnya.

Alasan 4: Teman Kopi Bukan Rokok

 

“Merokok paling enak ditemani kopi,” namun sayangnya, rokok dan kopi merupakan kombinasi menciptakan “silent killer” paling efisien dan efektif, serangan jantung. Ketika pembuluh darah rusak dan menjadi tersumbat akibat zat racun dari rokok, kafein di kopi membuat aliran darah semakin cepat yang membuat penyumbatan semakin cepat.  Jadi? Masih ingin mempertahankan rasa ‘gurih’ rokok? Mulailah berpikir waras dan jernih dan menjadi manusia sehat yang menghargai tubuh dan pemberian Tuhan yang tak bernilai yang kita miliki ini.

Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami.[](IND/DA)Ditulis oleh:

dr. Indiradewi Hastiningsih

Anggota Redaksi Medis 

Klikdokter.com

 

berhenti merokok

Konsultasi Dokter Terkait