Kesehatan Anak

Anak Sering Tidak Sabar, Bagaimana Menyikapinya?

dr. Atika, 12 Jul 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Emosi bukan jadi solusi tepat saat menghadapi anak yang sering tidak sabar. Inilah strategi yang bisa diterapkan untuk kondisi tersebut.

Anak Sering Tidak Sabar, Bagaimana Menyikapinya?

Anak sering tidak sabar menunggu giliran, mudah marah, dan sulit dikendalikan? Memang lelah menghadapinya, tapi hal ini bisa dibilang normal khususnya pada usia tertentu.

Kira-kira pada usia 18 bulan, anak mulai mengetahui keinginannya. Sayangnya, perkembangan kecerdasan ini belum diimbangi oleh kematangan emosi dan kemampuan berbahasa yang tepat. 

Akibatnya, anak sering bersikap tidak sabar, marah, atau mengamuk ketika keinginannya tidak terpenuhi. Nah, dalam mengatasi anak yang tidak sabaran, orangtua mesti hati-hati bersikap.

Kalau keliru, anak justru mengendalikan emosinya dengan tidak tepat. Ketidaksabarannya mungkin bisa menjadi-jadi.

Yuk, coba beberapa cara mengatasi anak yang tidak sabaran di bawah ini:

1. Mengajarkan Konsep Menunggu

Cara mengatasi anak yang tidak sabaran paling pertama adalah mengajarkan konsep menunggu. Menunggu kadang tidak menyenangkan, jadi wajar ketika anak-anak memunculkan sedikit emosi yang kuat terhadap hal ini. 

Namun, bantuan orangtua untuk memperkenalkan konsep menunggu akan membuat kondisi tersebut lebih mulus. Ketika ada kesempatan yang tepat, kenalkan konsep menunggu kepada anak. 

Misalnya, ketika melihat antrean panjang, jelaskan kepada anak kalau orang-orang sedang menunggu gilirannya dengan tertib. Sebutkan pentingnya menunggu dan menghormati hak orang lain yang sudah datang lebih dahulu.

Lalu, penggunaan media seperti buku atau video seputar budaya mengantre juga sangat baik untuk mengenalkan konsep menunggu. 

Artikel lainnya: Orang Tua Wajib Tahu, Ini Penyebab Anak Menjadi Nakal

Pengenalan ini pun akan semakin seru ketika dilakukan sambil bermain, misalnya dengan role play. Coba ciptakan skenario sedang mengantre menggunakan boneka atau bermain peran secara langsung.

Bila topik menunggu dan mengantre sulit diterima si kecil yang tidak sabaran, jangan lupa persiapkan hal ini. Misalnya, sebelum pergi, katakan bahwa nanti anak mungkin perlu menunggu. 

Sampaikan juga kepada si kecil untuk bersabar dan mengikuti antrean dengan baik sebelum mendapatkan hal yang diinginkan.

 

2. Memahami Perasaan Anak

Bila anak telanjur meledak marah akibat tidak sabar, hal penting yang perlu dilakukan adalah memahami perasaannya. Sampaikan bahwa ayah dan ibu mengerti perasaan tidak nyamannya, dan menganggapnya sebagai hal wajar dan dapat diterima.

Dengan memvalidasi perasaannya, anak merasa diterima sekali pun sedang bersikap kurang menyenangkan. Anak juga akan lebih mudah tenang ketika diajak memahami perasaannya. 

Saat si kecil merasa aman dan perasaannya dianggap valid, lambat laun ia akan lebih mudah memproses ketidaknyamanan saat menunggu.

Bayangkan bila saat tidak sabar, anak malah dimarahi. Anak akan merasa ia tidak dipahami dan mengira perasaannya “berbahaya”. 

Di kemudian hari, perasaan yang ditekan dan tidak diproses tersebut hanya akan meledak sewaktu-waktu. Hal ini malah membuat anak seakan-akan makin sulit bersabar.

3. Kenalkan Konsep Waktu

Terkadang, usianya yang masih sangat kecil dan kemampuan kognitif yang masih berkembang membuat si kecil susah bersabar. 

Misalnya, ketika diminta untuk menunggu sebentar, si kecil akan kesulitan menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan. Akibatnya ia terkesan tidak sabaran dan terus menuntut.

Karena itu, mulailah memperkenalkan konsep waktu secara perlahan kepada anak yang tidak sabar menunggu giliran. Penggunaan jam pasir dapat menjadi cara jitu untuk memberitahu anak seputar berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menunggu.

4. Siapkan Alternatif Kegiatan Ketika Menunggu

Wajar ketika anak bosan saat menunggu. Rasa bosan dapat memicu anak marah dan menjadi agresif. Dengan menawarkan kegiatan alternatif saat menunggu, kondisi ini akan dilalui dengan mudah.

Jangan lupa bawa mainan atau buku favorit anak ketika ia akan dihadapkan pada situasi menunggu. Kondisi akan semakin menyenangkan bila orangtua ikut langsung dan bermain bersama si kecil untuk menemaninya menunggu. 

Artikel lainnya: Kiat Menangani Anak yang Egois

5. Menjadi Teladan dengan Mengatur Emosi Sendiri

Ketika anak tidak sabar, penting untuk tetap tenang. Hal ini kadang sulit, namun ini adalah langkah awal yang harus bisa dikuasai. Karena, ketenangan orangtua akan menjadi contoh bagi anak.

Kendalikan diri ketika menghadapi momen anak tidak sabaran dan mulai marah atau bahkan berteriak. Tarik napas panjang untuk menenangkan diri. 

Bila emosi tersulut dan sulit mengontrol diri, ada baiknya orangtua memisahkan diri sejenak. Kembalilah ketika sudah lebih tenang dan bantu anak untuk mengendalikan dirinya.

6. Bersikap Tegas tapi Lembut dalam Menghadapi Anak

Setiap perasaan yang dirasakan anak patut kita terima dan validasi. Meski begitu, tidak semua perilakunya bisa diterima, lho, termasuk ketika anak tidak sabar bahkan sampai bersikap agresif terhadap diri sendiri atau orang lain. 

Batasan tersebut penting untuk menjaga agar si kecil maupun orang di sekitarnya tetap aman.

Segera hentikan ketika anak menyakiti diri atau orang lain saat marah. Tangkap tangan anak atau peluk ketika berperilaku yang membahayakan. Pindahkan anak ke tempat yang lebih sepi dan tenang, lalu lepaskan ketika kira-kira kondisi sudah lebih aman.

Tetap temani anak dalam melewati kondisi tersebut sambil memahami perasaannya. Ketika anak sudah lebih tenang, sampaikan batasan yang perlu ia ketahui. 

Katakan bahwa tindakan menyakiti diri atau orang lain tidak dapat diterima. Ajarkan si kecil alternatif cara untuk menyalurkan emosi. Misalnya, anak bisa meremas bantal atau boneka ketika kesal menunggu.

Artikel lainnya: Menangani Anak yang Terlalu Aktif dan Tidak Bisa Diam 

7. Minta Bantuan Profesional

Ketika kewalahan membantu anak mengendalikan diri, jangan ragu untuk meminta bantuan ahli. 

Mintalah bantuan profesional ketika frekuensi tantrum dan marah anak terasa sangat berlebihan dan tidak sesuai usianya. Misalnya, anak berusia lebih dari 5 tahun namun masih tantrum beberapa kali setiap harinya.

Konsultasi kepada profesional sangat bermanfaat untuk membantu mengungkap masalah yang mungkin terjadi. Psikolog juga dapat membantu merancang langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk seterusnya. 

Pasalnya, masalah anak yang tidak sabar dan mudah tantrum bisa menyulitkan dirinya sendiri di masa depan. Jadi, hal ini memang tidak boleh diabaikan dan perlu ditangani dengan sangat baik.

Itulah beberapa cara mengatasi anak yang tidak sabaran. Usahakan lakukan dengan sabar dan konsisten, karena langkah tersebut kadang tidak mudah dan butuh waktu.

Jangan lupa meminta dukungan pasangan dan keluarga di sekitar untuk mempermudah upaya mengatasi anak yang tidak sabaran.

Konsultasi dengan psikolog kini lebih praktis lewat aplikasi KlikDokter. Di sini, berbagai info seputar parenting dan tumbuh kembang anak juga bisa didapat lengkap, lho. KlikDokter, solusi untuk #JagaSehatmu dan keluarga!

(FR/JKT)

Tumbuh Kembang Anakpola asuhHari Anak Nasional

Konsultasi Dokter Terkait