Mata

4 Kebiasaan yang Bisa Menjadi Penyebab Ablasi Retina

dr. Seruni Mentari Putri, 06 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ablasi retina atau kondisi lepasnya lapisan saraf bola mata dapat menyebabkan kebutaan mendadak. Kebiasaan sehari-hari apa saja yang dapat memicu masalah kesehatan ini?

4 Kebiasaan yang Bisa Menjadi Penyebab Ablasi Retina

Ada yang bilang mata adalah jendela dunia. Ini sebab melaluinya Anda dapat memandang sesuatu. Namun, tahukah Anda kalau indera penglihatan adalah salah satu organ tubuh penting yang sensitif. Bila tidak dijaga kesehatannya, mata bisa terkena sejumlah gangguan, seperti iritasi, ablasi retina, hingga kebutaan.

Supaya penglihatan Anda tidak terganggu, pastikan untuk menjaga dan merawat kesehatan mata. Jangan lupa juga untuk mengetahui sejumlah gangguannya dan penyebabnya. Misalnya, Anda harus tahu kebiasaan yang dapat memicu terjadinya ablasi retina.

1 dari 2

Apa Itu Ablasi Retina?

Sudah jelas dari namanya, ablasi retina memang gangguan kesehatan yang menyerang bagian retina manusia. Retina adalah lapisan paling dalam bola mata yang terdiri dari sel batang dan silinder. Bagian ini lebih sensitif terhadap cahaya dan berperan dalam mendeteksi bentuk, warna, serta pola.

Di dalam retina, terdapat serat-serat saraf penglihatan yang akan diteruskan ke otak untuk proses penglihatan. Retina ditopang oleh cairan kental berupa gel yang disebut cairan vitreus. Cairan ini mengisi bola mata dan memberikan bentuk bulat pada bola mata.

Ablasi retina sendiri merupakan kondisi ketika retina terlepas dari tempatnya. Hal ini akan menyebabkan penurunan penglihatan mendadak. Bila tidak cepat ditangani, maka dapat terjadi kebutaan. Tindakan operasi merupakan satu-satunya cara menangani ablasi retina.

Artikel Lainnya: Faktor Risiko Penyebab Saraf Mata Lepas

Penyebab Ablasi Retina Bisa Terjadi

Mengetahui ada bagian yang terlepas dari tempatnya, pasti membuat Anda merasa tidak nyaman dan bertanya. Bagaimana bisa hal seperti itu bisa terjadi? Perlu Anda ketahui. ablasio retina dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu berikut ini.

  • Adanya Robekan atau Lubang pada Retina

Kondisi ini paling sering ditemukan. Terbentuknya lubang pada retina terjadi karena proses penuaan. Semakin tua, isi bola mata yang berupa gel (cairan vitreus) akan semakin mencair dan menyusut.

Saat cairan vitreus menyusut, lapisan retina dapat ikut tertarik dan cairan vitreus dapat melewati lubang pada retina. Hal ini menyebabkan lepasnya lapisan retina.

  • Terbentuk Jaringan Parut (Tractional)

Pada tipe ini, lepasnya retina terjadi saat terbentuk jaringan parut pada permukaannya. Jaringan ini mengakibatkan bagian mata tersebut tertarik hingga terlepas. Hal ini sering ditemukan pada penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol.

  • Terdapat Cairan (Eksudatif)

Untuk tipe ini, terdapat cairan yang berkumpul di bawah retina. Keadaan ini sering disebabkan oleh adanya benturan berat pada mata, tumor, dan peradangan pada mata seperti uveitis.

Faktor Penyebab Ablasi Retina yang Harus Dihindari

Sekarang, Anda sudah mengetahui beberapa penyebab terjadinya ablasio retina. Namun, ada sejumlah faktor yang memicu gangguan penglihatan tersebut terjadi. Ini dia beberapa di antaranya.

  • Penuaan usia. Ablasi retina umumnya ditemukan di usia diatas 50 tahun.
  • Riwayat ablasi retina pada mata sebelahnya.
  • Riwayat keluarga yang mengalami ablasi retina.
  • Myopia berat (rabun jauh dengan ukuran kacamata lebih dari minus 6).
  • Riwayat operasi mata (operasi katarak).
  • Riwayat luka berat pada mata akibat benturan.
  • Riwayat sakit mata lainnya seperti retinoschisis, uveitis, atau penipisan pinggir retina (lattice degeneration).

Artikel Lainnya: Tanda-Tanda Ablasi Retina Ini yang Sering Diabaikan, Mengapa?

2 dari 2

Gejala Ablasi Retina

Dilansir dari Mayo Clinic, penderita ablasi retina akan mengalami beberapa gejala yang dapat dirasakan dari penglihatannya, yaitu seperti berikut ini.

  • Melihat ada benang atau titik hitam yang beterbangan (floaters) secara tiba-tiba atau lebih banyak dari sebelumnya.
  • Silau seperti melihat kilatan lampu (flashes).
  • Melihat bayangan hitam seperti tirai di tepi lapang pandang.
  • Pandangan kabur secara tiba-tiba.

Namun, Anda bisa saja mengalami gejala di atas walau bukan menderita ablasi retina. Satu-satunya cara mengetahuinya adalah dengan melakukan pemeriksaan ke dokter mata.

Pemeriksaan yang dilakukan yaitu dengan memberikan obat tetes untuk melebarkan pupil mata, kemudian melihat bagian retina dengan alat khusus berupa oftalmoskop. USG mata juga terkadang dilakukan untuk mendapatkan gambaran retina yang lebih jelas.

Ablasi retina dapat menyebabkan kebutaan permanen bila tidak ditangani dengan cepat. Sebaiknya, segera periksakan ke dokter mata dalam 24 jam pertama Anda mengalami gejala di atas.

Penanganan satu-satunya adalah dengan operasi. Hasil operasi bergantung pada beberapa hal, yaitu lokasi lepasnya retina, seberapa besar bagian retina yang terlepas, berapa lama waktu terjadinya ablasi retina, dan apakah ada riwayat sakit lain seperti diabetes mellitus.

Kebiasaan yang Berpotensi Memicu Ablasi Retina

Ablasio retina tentu bukanlah hal yang dapat disepelekan. Gangguan pada mata ini dapat terjadi dari berbagai kebiasaan buruk yang mungkin sering Anda lakukan. Inilah kebiasaan yang dapat memicu ablasi retina:

  • Membaca di Tempat Gelap

Kebiasaan membaca tulisan di tempat gelap dapat memicu akomodasi yang berlebih pada lensa. Sehingga, dapat memicu terjadinya myopia (rabun jauh). Myopia berat dapat memicu terjadinya ablasi retina.

  • Menggunakan Gadget dalam Waktu yang Terlalu Lama

Alat elektronik berupa ponsel, komputer, atau tablet dapat mengeluarkan blue light yang dapat berbahaya bagi penglihatan dan memicu penurunan visus, yaitu myopia. Myopia yang terus bertambah meningkatkan risiko terjadinya ablasi retina.

  • Kegiatan yang Melibatkan Benturan pada Mata

Beberapa aktivitas fisik atau olahraga seperti tinju dan seni bela diri lainnya memang cukup berisiko bagi kesehatan mata. Adanya benturan atau pukulan langsung di area bola mata dapat menyebabkan ablasi retina. Sebaiknya, gunakan alat pelindung mata yang sesuai bila melakukan kegiatan seperti ini.

  • Penderita Diabetes yang Tidak Rutin Minum Obat

Penyakit diabetes mellitus dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya ablasi retina. Kontrol rutin ke dokter, mengatur pola makan, dan konsumsi obat secara teratur sangat penting untuk mencegah komplikasi pada mata.

Meskipun ablasi retina cukup jarang terjadi, namun penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan secara mendadak. Penanganan yang cepat diperlukan untuk mencegah kebutaan permanen. Pentingnya pencegahan gangguan penglihatan ini dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan di atas.

(FR/AYU)

Mata
Ablasi Retina