Saraf

Mendeteksi Gejala Strok sejak Dini

dr. Karin Wiradarma, 15 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kenali gejala awal strok agar bisa mendapatkan atau memberikan pertolongan sedini mungkin.

Mendeteksi Gejala Strok sejak Dini

Strok adalah penyakit yang mematikan dan dapat menyebabkan kecacatan permanen. Lebih gawatnya, strok bisa datang tiba-tiba tanpa disadari. Karena itu, ada baiknya bagi Anda untuk mengenali gejala awal strok agar bisa mendapatkan atau memberikan pertolongan sedini mungkin.

Pepatah medis mengatakan bahwa time is brain (waktu adalah otak). Artinya, sedini mungkin penderita strok harus mendapatkan pertolongan. Semakin cepat dan tepat pertolongan tersebut, semakin optimal pula hasil dari terapi yang diberikan oleh dokter.

Idealnya, penderita strok harus sudah mendapatkan terapi dari dokter dalam tiga jam sejak serangan strok terjadi. Meskipun sudah lewat dari waktu tersebut, terapi tetap dapat diberikan, namun pada umumnya hasilnya tidak seoptimal apabila diberikan dalam waktu tiga jam pertama.

Gejala & Pertolongan Pertama Strok

Mengingat waktu adalah satu hal penting dalam menangani strok, penting bagi setiap orang untuk mengenali gejala penyakit ini.

Gejala awal strok, antara lain kesulitan berbicara dan menggerakkan tungkai dan lengan, kesulitan memahami perkataan orang lain, kelumpuhan otot wajah yang ditandai dengan kesulitan mengunyah dan menelan, kelumpuhan otot lengan dan tungkai, kebas pada anggota gerak, pandangan kabur, dan sakit kepala.

Apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera minta pertolongan orang terdekat untuk membawa Anda ke rumah sakit. Atau jika Anda melihat seseorang mengalami gejala strok, berikut pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan sembari menunggu bantuan medis:

  • Posisikan pasien dengan benar agar jalan napasnya tetap terbuka, yakni berbaring ke salah satu sisi tubuh dengan kepala tersangga tangan.
  • Periksa napas pasien. Bila pasien tidak bernapas, lakukan resusitasi jantung paru (RJP). Bila pasien tampak sulit bernapas, longgarkan pakaian, dasi, atau syal yang dikenakan pasien.
  • Bila pasien sadar, bicaralah dalam nada yang menenangkan Hindari memberikan apa pun untuk dimakan atau diminum.
  • Hindari memindahkan pasien strok yang menunjukkan kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu anggota tubuh.
  • Amati terus pasien strok kalau-kalau ada perubahan kondisi. Sebagai penolong, siap-siap memberitahu petugas medis apa saja yang Anda lihat dan lakukan sejak serangan stroke terjadi.

Strok Dapat Dicegah

Strok adalah penyakit gangguan pembuluh darah otak. Kondisi ini menghambat aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan otak. Apabila aliran darah terganggu, baik karena sumbatan maupun pecahnya pembuluh darah otak, jaringan otak akan mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi.

Hal tersebut akhirnya dapat menyebabkan kerusakan, bahkan kematian jaringan otak. Kematian jaringan otak tersebutlah yang nantinya akan menyebabkan gejala strok.

Strok dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko, yang sebenarnya dapat dicegah. Beberapa faktor risiko strok yang dapat dicegah, antara lain obesitas, kurang olahraga, mengonsumsi minuman beralkohol terlalu banyak, merokok, memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Meskipun sebenarnya faktor risiko stroke dapat dicegah, tetapi data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan peningkatan penderita strok. Pada tahun 2007, angka kejadian strok mencapai 8,3% per seribu penduduk. Angka ini terus meningkat pada tahun 2013 menjadi 12,1% per seribu penduduk. 

Melihat fatalnya strok pada fungsi tubuh, sangat penting untuk mengenali gejala serta melakukan pencegahan sejak dini dengan menerapkan gaya hidup sehat. Konsumsilah makanan bergizi seimbang, berolahraga rutin, menjauhi rokok dan membatasi alkohol, serta mengelola stres dengan baik. Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan kolesterol, diabetes, dan tekanan darah secara teratur.

[RS/ RH]

Gejala StrokeHari Stroke SeduniaStroke

Konsultasi Dokter Terkait