Ibu Menyusui

4 Mitos Menyesatkan Seputar Menyusui

dr. Grace Valentine, 08 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ada beberapa mitos soal menyusui yang masih banyak dipercaya orang. Apa saja?

4 Mitos Menyesatkan Seputar Menyusui

Seperti saat hamil, banyak orang sekitar yang menyarankan atau melarang Anda melakukan sesuatu pada saat menyusui. Misalnya, wanita hamil dilarang makan sambal agar anaknya tidak diare. Anda salah satu yang percaya akan mitos tersebut?

 Ya, banyak sekali mitos seputar menyusui yang beredar di masyarakat sehingga membuat para ibu kebingungan, terutama ibu baru. Meskipun banyak ibu yang sudah bergaya hidup modern saat ini, tapi masih banyak dari mereka yang percaya dengan mitos tersebut.

 Kali ini, saya akan membahas mitos-mitos menyesatkan seputar menyusui yang masih sering didengar. Berikut di antaranya:

1. “Menyusui akan mengubah bentuk payudara.”

Alasan payudara kendur kerap menjadi alasan wanita tidak mau menyusui. Padahal, menyusui bukanlah satu-satunya faktor yang dapat memengaruhi hal tersebut.

 Sejak masa kehamilan hingga menyusui, ukuran dan bentuk payudara seorang wanita bisa berubah-ubah. Setelah selesai masa menyusui, sebagian wanita tetap memiliki ukuran payudara yang besar, tetapi sebagian lainnya mengalami payudara kendur.

Hal itu disebabkan karena aliran air susu saat menyusui dapat membuat kulit dan jaringan payudara meregang. Ketika masa menyusui sudah lewat dan jaringan payudara tidak lagi menghasilkan atau mengalirkan air susu, beberapa wanita mengalami penyusutan bentuk payudara dan terlihat mengendur.

Selain proses menyusui, payudara kendur disebabkan oleh banyak hal –seperti usia, gravitasi, kelebihan berat badan, merokok, dan faktor genetik. Hal yang penting untuk diketahui, payudara kendur sebenarnya akan tetap terjadi, meski seorang wanita menyusui ataupun tidak.

2. “Bayi yang menyusu terus berarti ASI kurang.”

ASI merupakan makanan utama bayi sampai usianya berumur kurang lebih 6 bulan. Bayi baru lahir biasanya akan lebih sering menyusu dan akan menurun frekuensinya seiring dengan usia bayi yang makin besar, dan ini merupakan hal normal.

Jadi apabila bayi menyusu lebih sering bukan berarti bayi kurang mendapat ASI. Ingatlah bahwa ASI lebih mudah diserap oleh sistem pencernaan bayi, sehingga bayi ASI lebih cepat merasa lapar dibandingkan dengan bayi susu formula.

3. “Payudara kecil tidak dapat memproduksi ASI yang cukup.”

Jika payudara kecil menghasilkan ASI yang lebih sedikit, berarti payudara besar menghasilkan ASI lebih banyak. Namun sayangnya hal ini hanyalah mitos. ASI yang dihasilkan ibu tidak bergantung pada ukuran payudara ibu.

Payudara kecil juga sangat mampu untuk menghasilkan banyak ASI, sama seperti payudara yang lebih besar. Jaringan dalam payudara akan tumbuh dan berkembang sejak kehamilan, sehingga pada saat bayi lahir, payudara ibu sudah bisa menghasilkan ASI untuk menyusui bayi baru lahir.

4. “Berat badan bayi tidak naik secara signifikan karena kualitas ASI tidak baik.”

Banyak studi menunjukkan bahwa wanita kurang nutrisi mampu menghasilkan susu yang cukup untuk mendukung pertumbuhan bayi. Sebagian besar kasus berat badan bayi rendah adalah karena asupan susu yang tidak mencukupi kebutuhan bayi, atau karena masalah kesehatan mendasar pada bayi.

Demikian mitos-mitos seputar menyusui yang banyak beredar, dan tak perlu Anda percaya lagi. Jagalah kesehatan Anda agar kegiatan menyusui tetap lancar. Istirahatlah yang cukup supaya produksi ASI tidak terganggu. Kelola stres Anda dengan baik karena stres juga dapat menghambat produksi ASI. Hal lain yang tak kalah penting, pastikan asupan cairan harian Anda memadai setiap harinya.

[RS/ RH]

MenyusuiMitosKehamilanMitos MenyusuiHamil

Konsultasi Dokter Terkait