Agar Anak Tidak Stres Saat Alergi

Icha (4 tahun) mengalami alergi parah setelah makan biskuit. Ia dilarikan ke UGD untuk mendapat pertolongan. Pengalaman tersebut membuatnya trauma sehingga pola makannya pun berubah drastis.

Menderita alergi terutama yang sudah bertahun-tahun tentunya tidak mudah. Anak-anak sering kali merasakan berbagai jenis emosi yang berhubungan dengan alergi –takut, sedih, marah, atau merasa ‘berbeda’. Bagaimana cara mengelolanya ke arah positif?

Sebagai orangtua, Anda merupakan panutan utama bagi anak. Reaksi Anda terhadap alergi pun dapat memengaruhi anak. Bila Anda menghadapi alergi dengan pendekatan hati-hati dan bukan ketakutan, maka Anda memberikan contoh baik kepada anak untuk lebih positif.

Agar anak tidak stres saat mengalami alergi, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

1. Bacakan buku cerita atau musik. Misalnya, jika anak alergi kacang, Anda bisa membacakan cerita tentang seseorang yang mengalami alergi kacang. Cerita yang bagus memiliki kekuatan untuk menyembuhkan.
2. Kenalkan orang yang mengalami kasus serupa dengan anak dan dapat mengatasinya.
3. Role play. Latih beberapa skenario sehingga anak tahu apa yang harus dilakukan ketika berada di situasi tertentu. Sebagai contoh, Anda berpura-pura menjadi teman sekelas anak dan menawarkan biskuit kacang. Ajari bagaimana bereaksi terhadap kondisi tersebut. Anda dapat mengulang skenario berkali-kali sampai anak merasa nyaman.
4. Berikan kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan dan berbicara untuk dirinya. Contohnya, memesan makanan sendiri dan bertanya kepada pramusaji tentang menu yang akan dipesan.
5. Sediakan sarana bagi anak untuk menyalurkan emosinya seperti menggambar, membaca buku, atau bermain di luar ruangan
6. Temukan kekuatan yang dimiliki oleh anak. Lalu tingkatkan keterampilan dan kemampuan tersebut, serta dukung anak untuk mengikuti berbagai aktivitas yang disukainya.

Berikan dukungan penuh pada anak Anda yang mengalami alergi. Jangan sampai alergi membuatnya stres dan tidak percaya diri.

[RS/RH]