Kesehatan Bayi

5 Kesalahan Saat Memberi Makan Bayi

dr. Dyan Mega Inderawati, 11 Mar 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Banyak kesalahan yang umum dilakukan orangtua saat memberi makan bayi, mulai dari soal memaksa makan hingga memperkenalkan makanan baru. Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua?

5 Kesalahan Saat Memberi Makan Bayi

Sering kali orangtua tidak menyadari bahwa dirinya melakukan kesalahan dalam pemberian makan bayi. Memang benar, selain stimulasi, makanan yang penuh dengan nutrisi juga merupakan kunci penting untuk menunjang tumbuh kembang buah hati.

Makanan tersebut haruslah bervariasi agar dapat memenuhi seluruh elemen gizi penting yang dibutuhkan. Kelengkapan makanan yang telah dipersiapkan dengan baik itu juga harus dibarengi dengan pola makan dan cara pemberian yang tepat.

Apabila kedua hal ini tidak berjalan seimbang, kelancaran asupan bayi bisa terhambat. Akibatnya, nutrisi yang ia butuhkan tidak terpenuhi dengan sempurna.

Pada tahapan-tahapan usia tertentu, bayi memang terkadang memiliki preferensi makanannya sendiri atau istilahnya picky eater. Pada kondisi demikian, bayi cenderung memilih makanan dan hanya mengonsumsi makanan yang ia sukai dan menolak makanan baru. Apabila kondisi ini berlanjut, keragaman makanan akan menjadi terbatas sehingga keseluruhan nutrisi yang bayi butuhkan tidak terpenuhi.

Namun, jangan terburu-buru menyebut bayi Anda sebagai picky eater. Sebagian kondisi yang mengakibatkan bayi menjadi picky eater dapat disebabkan oleh kesalahan saat memberi makan.

Memaksa makan

Salah satu hal yang membuat semangat dalam menyiapkan makanan bayi adalah membayangkannya menghabiskan makanan penuh nutrisi yang sudah dipersiapkan. Tapi bagaimana jika kemudian ia menolaknya? Mengingat bayi perlu banyak nutrisi untuk tumbuh kembangnya, sebagian orangtua memilih memaksanya makan dengan alasan ini semua untuk kebaikannya juga. Apakah cara tersebut dapat dibenarkan?

Memaksa makan adalah salah satu kesalahan dalam pemberian makan yang banyak dilakukan orangtua. Pemaksaan ini justru akan berdampak negatif pada pola makan bayi. Pada kemudian hari, ia akan menganggap waktu makan adalah saat yang tidak menyenangkan dan dapat membuatnya semakin menolak makanan yang ditawarkan. Sama seperti orang dewasa, terkadang bayi juga memiliki keinginan untuk menentukan kapan ia ingin makan.

Apabila bayi enggan makan, simpan terlebih dahulu makanan tersebut. Biarkan ia melakukan aktivitasnya beberapa saat, lalu tawarkan lagi makanannya dengan cara positif. Mengatur jadwal makan yang konstan juga dapat menjadi solusi. Dengan jadwal makan yang teratur, zat-zat serta enzim yang terlibat dalam sistem pencernaan juga akan dilepaskan secara terjadwal. Dengan keteraturan sistem tersebut, tubuh akan mengirimkan sinyal ‘lapar’ ke otak saat ia harus makan pada jam makannya. Tetap motivasi bayi dengan hal-hal positif, misalnya memberikan ia pujian saat waktu makannya berjalan lancar. Durasi ideal bayi untuk makan adalah 30 menit. Lebih dari itu, bila bayi tetap sulit makan setelah dimotivasi, sebagian besar sumber menyatakan artinya ia tidak sedang benar-benar lapar dan sedang tidak ingin makan.

Piring harus bersih

“Piring harus bersih” juga merupakan salah satu kesalahan yang umum dilakukan saat memberi makan bayi. Banyak sumber yang dapat dijadikan panduan porsi pemberian makan bayi, namun bukan berarti panduan tersebut mutlak harus dijadikan pedoman pengukuran kapasitas perut bayi.

Ingatlah, masing-masing bayi terlahir unik termasuk kemampuan makan mereka. Alih-alih memaksakan bayi untuk menghabiskan makanan, beri motivasi dan semangat kepadanya untuk makan hingga ia merasa kenyang.

Makanan sehat, namun tanpa rasa

Tahukah Anda, jumlah ujung saraf pengecap di rongga mulut bayi jauh lebih banyak dari orang dewasa? Jumlahnya sedikit demi sedikit akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Ujung saraf ini sangat berperan dalam menentukan jenis-jenis rasa seperti pedas, asin, asam, termasuk enak dan tidak enaknya makanan.

Makanan yang terasa sedikit asin dapat dirasa sangat asin oleh bayi, begitu pula dengan rasa enak atau tidak enak. Inilah yang tidak banyak diketahui oleh orangtua.  Jangan sepelekan bila bayi menolak makanan karena rasanya. Cobalah Anda siapkan makanan bayi yang rasanya juga Anda sukai. Tentunya tidak pedas dan pastinya tetap sehat.

Camilan mengenyangkan

Idealnya, bayi yang cukup besar memerlukan 3 porsi makanan utama dan 2 porsi camilan untuk melengkapi kebutuhan kalori serta nutrisi hariannya. Akan tetapi, jangan sampai pemberian camilan tersebut berlebihan, baik dalam hal porsi maupun kalorinya.

Camilan seperti kue yang tinggi kalori dapat membuat bayi cepat kenyang, sehingga ia tidak akan nafsu makan saat ia harus makan makanan utamanya. Inilah juga yang menjadi salah satu kesalahan saat memberi makan pada bayi. Sebagai solusi, sajikan camilan sehat yang mudah dicerna oleh tubuh seperti buah-buahan segar.

Menyerah menawarkan makanan baru

Bayi menolak makanan baru yang ditawarkan? Apakah itu berarti ia pemilih atau picky eater? Ingat, penolakan bukan berarti bayi tidak suka akan makanan baru tersebut. Mungkin saja, rasa asingnya membuat ia perlu beberapa kali mencoba untuk mengenali dan kemudian menyukai rasa tersebut.

Salah satu sumber bahkan menyebutkan, perlu 20 kali percobaan penawaran jenis makanan baru sampai bayi menyukai makanan tersebut. Jadi, jangan mudah menyerah ketika menawarkannya rasa baru.

Serba-Serbi Makanan BalitaMakan Bayi

Konsultasi Dokter Terkait