HomeIbu Dan anakKesehatan AnakAdakah Konsekuensi yang Berbahaya dari Alergi Susu Sapi?
Kesehatan Anak

Adakah Konsekuensi yang Berbahaya dari Alergi Susu Sapi?

dr. Kartika Mayasari, 25 Nov 2015

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Alergi susu sapi sangat umum dijumpai pada anak, bahkan disebut sebagai alergi makanan terbanyak pada bayi dan anak berusia kurang dari 3 tahun.

Adakah Konsekuensi yang Berbahaya dari Alergi Susu Sapi?

KlikDokter.com – Susu sapi tidak hanya lezat, tetapi juga mengandung nutrisi yang tinggi. Mengonsumsi susu sapi dua gelas setiap hari akan memberikan vitamin D yang cukup, dengan diimbangi konsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi. Vitamin D dan zat besi adalah nutrisi yang penting bagi kesehatan anak, terutama untuk pertumbuhannya.

Vitamin D bermanfaat untuk penyerapan kalsium yang diperlukan untuk mengembangkan tulang dan mencegah penyakit pernapasan. Sementara itu, anak juga membutuhkan zat besi untuk membantu perkembangan otaknya. Jika seorang anak kekurangan zat besi, maka dapat menyebabkan anemia serta bisa mengganggu pengembangan mental dan fisiknya.

Susu sapi juga mengandung energi, protein, karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor, dan zat besi. Selain itu, terdapat juga vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C.

Dari sekian banyak kandungan gizi dari susu sapi dan manfaatnya untuk anak, bisa Anda bayangkan apa yang terjadi pada anak jika semua kebutuhan nutrisi tersebut tidak dapat diberikan dengan alasan alergi susu sapi.

Salah satu dampak yang paling mudah terjadi ketika anak-anak kekurangan gizi adalah tubuh yang lebih mudah terkena berbagai jenis penyakit. Tubuh tidak memiliki sistem kekebalan yang baik, sehingga berbagai jenis penyakit mudah menyerang. Berikut ini adalah beberapa penyakit karena kekurangan gizi:

1. Marasmus

Marasmus adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangan protein dan kalori yang sangat parah dan merupakan salah satu penyakit yang paling umum pada anak-anak. Pada kondisi marasmus, berat tubuh lebih rendah 80% dari berat normal yang seharusnya sehingga tubuh seseorang tampak kurus. Pengecilan otot, kulit kering dan bersisik, dan kulit longgar merupakan gejala lain dari marasmus.

2. Kwashiorkor

Kwashiorkor merupakan penyakit yang disebabkan karena kekurangan protein akut. Penyakit ini memang mirip seperti marasmus, namun pada penderita kwashiorkor terdapat edema pada bagian kaki.

3. Anemia

Kondisi anemia pada anak biasanya terjadi karena kekurangan zat besi, vitamin B12, dan beberapa mineral lainnya. Anak bisa mengalami sesak napas, kelelahan, pucat dan gejala lain yang menunjukkan rendahnya jumlah hemoglobin.

4. Gondok

Penyakit gondok disebabkan karena kekurangan yodium. Gejala khas dari gondok ini adalah pembengkakan kelenjar tiroid. Gejala lainnya mirip dengan gejala penderita hipotiroidisme, seperti lesu, lemah, tingkat metabolisme yang rendah, peningkatan kerentanan terhadap dingin, dan lain-lain.

5. Beri-Beri

Beri-beri merupakan jenis penyakit akibat kekurangan vitamin B1 pada bayi. Perawatan dilakukan dengan menambahkan nutrisi yang mengandung vitamim B1 atau thiamin.

6. Rakhitis

Penyakit rakhitis disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan vitamin D. Akibatnya, tubuh tidak bisa menyerap kalsium dengan baik. Pada anak yang sudah mulai berjalan, dapat dijumpai keadaan seperti deformitas dari tulang: genu varum (bengkoknya lutut ke arah luar seperti membentuk busur panah) atau genu vakgum (bertemunya kedua lutut jika kaki diluruskan, lutut bengkok ke arah dalam).

Dampak kekurangan gizi pada anak memang sangat besar. Maka dari itu, penuhi gizi anak Anda dengan baik untuk menghindarkannya dari penyakit-penyakit yang berbahaya. Untuk mengetahui apakah anak mengalami kekurangan gizi, maka orangtua bisa mengikuti program untuk mengontrol berat badan, tinggi badan, dan berbagai faktor lain yang menunjukkan anak-anak tumbuh dengan sehat dan baik

Alergi Susu SapiSusu SapisusuSerba-Serbi Alergi AnakKonsekuensi Yang Berbahaya Dari AlergiBerbahaya Dari Alergi Susu SapiAlergi

Konsultasi Dokter Terkait