HomeInfo SehatTulangPenanganan Osteoartritis pada Obesitas
Tulang

Penanganan Osteoartritis pada Obesitas

dr. Citra Roseno, 02 Nov 2015

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Pengobatan osteoartritis dengan obesitas dapat dilakukan melalui pendekatan bedah dan nonbedah. Baca penjelasan lengkapnya di sini.

Penanganan Osteoartritis pada Obesitas

H2 Health & Happiness

KlikDokter.com - Obesitas merupakan kondisi medis paling serius yang kasusnya semakin meningkat dan memicu perkembangan berbagai penyakit kronis. Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko yang jelas terhadap penyakit osteoartritis (OA). Wanita yang obesitas berisiko mengalami OA 4 kali lebih besar dibandingkan mereka yang tidak obesitas. Sementara pria memiliki risiko 5 kali lebih besar.

Lutut dan panggul merupakan daerah persendian yang menahan beban tubuh, sehingga semakin berat beban yang ditopang, semakin besar beban kerja sendi tersebut—yang meningkatkan risiko seseorang mengalami OA. Kelebihan berat badan sebanyak 5 kg akan dirasakan oleh lutut sebagai beban 15-30 kg dalam setiap langkah. Selain itu, individu yang obesitas cenderung memiliki postur tubuh dan langkah kaki yang tidak sehat, yang ikut memicu terjadinya OA.

Pada OA dengan obesitas, pengobatan dapat dilakukan melalui pendekatan bedah dan non bedah.

Pendekatan nonbedah berupa terapi farmakologis, yakni obat-obatan antinyeri dan antiradang, terapi fisik, alat bantu, pengaturan nutrisi dan diet seimbang, ditambah dengan aktivitas fisik dengan tujuan menurunkan berat badan. Kombinasi aktivitas fisik, pengaturan nutrisi, dan penurunan berat badan merupakan solusi paling efektif untuk mengurangi nyeri dan kecacatan akibat OA, serta meningkatkan kualitas hidup pasien.

Pendekatan bedah adalah dengan penggantian sendi (joint replacement surgery). Namun penelitian menunjukkan bahwa 50 persen pasien obesitas memiliki efektivitas pasca operasi yang lebih rendah dibandingkan dengan <10 persen pasien dengan berat badan normal.

Pasien obesitas juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi selama dan setelah operasi. Selain itu, implan sendi berisiko lebih cepat rusak atau gagal setelah operasi pada pasien yang obesitas.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan penanganan yang bertahap pada individu yang mengalami OA dan obesitas, dimulai dari:

  • Berkomitmen untuk melakukan perubahan pola hidup dan aktivitas fisik dengan tujuan mencapai berat badan ideal, mengontrol penyakit OA, serta mampu beraktivitas sehari-hari dengan baik.
  • Melakukan aktivitas fisik sedang yang rutin, setidaknya 30 menit sehari dan 3-5 kali seminggu. Contoh aktivitas fisik sedang adalah berjalan kaki, bersepeda, berenang, berdansa, yoga, berolahraga di pusat kebugaran dengan alat sepeda statis, elliptical trainer, atau stair climber.
  • Mengurangi asupan kalori dan lemak. Keduanya perlu dilakukan secara bersamaan, karena pengurangan asupan lemak tanpa membatasi asupan kalori tidak akan mampu menurunkan berat badan. Diskusikanlah dengan dokter Anda mengenai pengaturan pola makan dan nutrisi. 

Konsultasi Dokter Terkait