Kesehatan Umum

Kandungan Kuman yang Terbawa oleh Air Hujan

dr. Atika, 27 Mei 2015

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tahukah Anda bahwa air hujan mengandung bermacam-macam kuman dan kotoran?

Kandungan Kuman yang Terbawa oleh Air Hujan

KlikDokter.com – Bukan anak-anak bila tidak senang bermain di bawah hujan atau terkenal dengan istilah hujan-hujanan. Risiko penyakit flu maupun batuk yang terkait dengan penurunan daya tahan tubuh setelah kedinginan akibat hujan-hujanan mungkin sudah biasa didengar. Namun tahukah Anda, penting untuk membersihkan tubuh setelah hujan-hujanan, karena air hujan itu sendiri mengandung bermacam-macam kuman dan kotoran!

Indonesia merupakan negara yang mengalami musim hujan dalam jangka waktu yang cukup lama. Untuk itu, penting untuk mengenali kandungan yang terdapat pada air hujan, khususnya kandungan kuman penyakit di dalamnya.

Berbagai studi terkait komposisi kimiawi air hujan yang jatuh secara langsung maupun yang mengalir lewat atap telah memperoleh adanya kontaminan kimia, spora (hasil perkembangbiakan yang nantinya menjadi suatu organisme) bakteri dan jamur, debris atau kotoran dari makhluk hidup yang mengalami pembusukan, serta polutan kimia.

Dari studi yang dilakukan oleh Evans CA, dkk terhadap air hujan, ditemukan bahwa rata-rata jumlah kuman (dari berbagai jenis) yang terdapat dalam air hujan yaitu sejumlah 1.362 bakteri per sampel air hujan. Salah satu jenis bakteri yang ditemukan dalam air hujan adalah Coliform (bakteri yang berasal dari feses atau kotoran). Selain itu ditemukan jenis-jenis bakteri yang bersifat airborne (yang ditularkan lewat udara) pada air hujan, diperkirakan terkait dengan angin yang membawa kuman-kuman ini (kuman-kuman yang terutama menyebabkan infeksi saluran nafas).

Dari sumber lain, air hujan ternyata lebih banyak kuman dan bakteri lagi. Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Kandungan Kuman yang Terbawa oleh Air Hujan

Dari kepustakaan lain, ditemukan bahwa air hujan mengandung kontaminan biologis (makhluk hidup) berupa bakteri, alga, jamur, dan virus. Bakteri tentunya ditemukan dalam hujan sebab bakteri berperan utama dalam pembusukan berbagai bahan organik (berasal dari makhluk hidup) misalnya dedaunan, pohon, dan lain-lain. Maka tentunya akan berada di dalam air hujan baik akibat kontak langsung maupun melalui tiupan angin.

Memang tidak semua bakteri dalam air hujan dapat menyebabkan penyakit, namun bila terkontaminasi dengan bahan-bahan yang berasal dari kotoran (kotoran burung maupun binatang lain yang berada di atap), maka air hujan tersebut akan terkontaminasi bakteri Coliform. Oleh sebab itu, air hujan yang bersentuhan dengan atap memiliki tingkat kontaminasi yang lebih tinggi. Saat menghadapi kondisi hujan, sangat besar kemungkinan tubuh, tangan, ataupun kaki bersentuhan dengan air hujan yang telah mengalir dari atap maupun permukaan kotor lainnya.

Terkait dengan kandungan air hujan tersebut, risiko kesehatan juga membayangi penduduk yang masih bertumpu pada tampungan air hujan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (khususnya yang dialirkan lewat pinggiran atap). Hal ini terjadi akibat pemahaman yang masih terbatas terkait kandungan kuman pada air hujan. Bila air hujan digunakan untuk tujuan diminum maupun untuk mengolah makanan, maka hal ini akan menjadi masalah (lain halnya bila hanya digunakan untuk menyiram toilet, membersihkan lantai, dan lain-lain).

Karena itu, bersihkanlah tubuh dengan menyeluruh dan saksama setelah terkena air hujan, dengan menggunakan air bersih dan sabun. Hindari penggunaan air hujan, terutama yang dialirkan dari atap, untuk diminum maupun memasak makanan. Meskipun terlihat jernih, ternyata air hujan juga sangat mungkin terkontaminasi oleh bakteri dan kuman-kuman lainnya.

Cuci tanganhand sanitizersabunBakteri & KumanMencegah Penyebaran Kumanlifebuoy

Konsultasi Dokter Terkait