Kesehatan Anak

Dampak Buruk Makan Junk Food bagi Tumbuh Kembang Anak

Tamara Anastasia, 12 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Meski sangat enak hingga tidak tertolak, makanan cepat saji atau junk food ternyata bisa memberikan dampak buruk pada tumbuh kembang anak.

Dampak Buruk Makan Junk Food bagi Tumbuh Kembang Anak

Makanan cepat saji alias junk food memiliki tempat tersendiri di hati anak-anak. Makanan jenis ini terbukti dapat menjadi ‘solusi’ untuk mengatasi masalah nafsu makan pada si Kecil. Sayang, di balik ‘solusi’ tersebut, junk food juga berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak.

Seperti diketahui bahwa junk food tidak mengandung gizi sama sekali. Makanan ini hanya tinggi gula dan garam, yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan. Pada anak, junk food bisa memberikan dampak buruk berikut ini:

  1. Berat badan berlebih

Dikatakan oleh dr. Octaviany dari KlikDokter, kandungan gula dan garam yang tinggi pada junk food dapat meningkatkan risiko obesitas atau berat badan di atas normal.

“Meningkatnya berat badan merupakan salah satu dampak paling besar dari kebiasaan makan junk food. Ini karena makanan cepat saji itu memiliki kandungan gula dan garam yang tinggi serta tidak memberikan gizi dalam bentuk apa pun,” katanya.

  1. Diabetes tipe 2

Makanan cepat saji, terutama minuman manis dalam kemasan kaleng, juga bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Hal ini karena minuman tersebut mengandung pemanis buatan yang tinggi, yang bisa mengganggu fungsi insulin di dalam tubuh.

Insulin dibutuhkan untuk mengelola gula darah. Apabila fungsi insulin terganggu, tubuh tidak bisa mengelola gula darah menjadi energi. Alhasil, gula darah akan terus menumpuk dan mengganggu fungsi organ-organ penting. Ini adalah awal mula terjadinya penyakit diabetes tipe 2.

  1. Penyakit jantung dan stroke

Ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebih, pemanis buatan yang umumnya ada pada makanan cepat saji juga bisa mengganggu hormon lapar di dalam tubuh. Ini membuat anak ingin makan secara terus-menerus.

Apakah perilaku tersebut baik? Tentu saja tidak. Pasalnya, pola makan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penumpukan lemak di dalam tubuh. Semakin banyak lemak yang menumpuk, risiko terjadinya kolesterol tinggi akan semakin meningkat. Ujung dari masalah ini adalah penyakit jantung dan stroke.

  1. Prestasi di sekolah rendah

Tahukah Anda bahwa keseringan makan junk food bisa menurunkan fungsi kognitif anak? Efek ini ada karena makanan cepat saji tidak bisa memasok gizi yang cukup untuk dijadikan otak untuk berkembang.

Atas dasar itu, anak yang sering makan junk food cenderung memiliki prestasi yang lebih rendah di sekolah.

  1. Kebutaan

Anak yang sering makan junk food bahkan bisa mengalami gangguan penglihatan yang berujung pada kebutaan. Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, junk food secara perlahan mampu memengaruhi sistem jaringan tubuh, termasuk saraf mata anak.

Seperti telah disinggung sebelumnya, jenis makanan ini tidak memberikan asupan vitamin dan mineral yang cukup. Sebagai akibatnya, tubuh tidak akan bekerja dengan optimal. Jika kondisi ini terjadi pada mata, kehilangan penglihatan atau buta bisa saja terjadi.

“Anak yang makan junk food berisiko lebih tinggi untuk mengalami neuropati optik. Kondisi ini diartikan sebagai peradangan pada saraf mata akibat kekurangan vitamin dan gizi. Komplikasi paling parah dari neuropati optik adalah kehilangan penglihatan alias buta,” ungkap dr. Karin.

Konsumsi makanan cepat saji tidak membawa keuntungan sama sekali selain membuat perut kenyang. Dengan harga yang relatif mahal, makanan ini bahkan bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Maka dari itu, pastikan Anda tidak lagi memberikan jenis makanan ini pada si buah hati.

(NB/RPA)

AnakJunk FoodTumbuh kembang

Konsultasi Dokter Terkait