Kiat Atasi Anak Susah Makan
Krisna Octavianus Dwiputra, 23 Des 2019
Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter
Anak susah makan adalah momen yang pasti akan dihadapi oleh orang tua. Namun, Anda masih bisa mengatasinya dengan berbagai cara. Coba intip di sini caranya!
Salah satu permasalahan orang tua adalah ketika berhadapan dengan anak yang sedang susah makan. Jangan keburu resah, Anda tidak sendirian mengalami hal ini. Sebab, menghadapi gerakan tutup mulut (GTM) alias mogok makan kerap dihadapi banyak orangtua. Mari ketahui kiat atasi anak susah makan.
Kesulitan makan pada anak memang merupakan masalah yang sering dijumpai. Akan tetapi, sebagai orang tua, Anda jangan sampai membiarkan hal itu terus terjadi. Pasalnya, si Kecil butuh nutrisi agar pertumbuhannya optimal lewat makanan.
Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, ada beberapa penyebab yang dapat membuat anak mengalami kesulitan atau gangguan makan. Pertama, adanya kelainan anatomi atau organ, seperti hidung, bibir, mulut, lidah, dan lainnya. Kedua, adanya kelainan pada saraf yang berfungsi untuk menelan.
"Meskipun pada umumnya kelainan tersebut relatif lebih jarang terjadi, dua faktor tersebut dapat menyebabkan gangguan besar pada pola makan anak. Akibatnya, anak jadi kesulitan membuka mulut, mengunyah, dan menelan," ujarnya.
Sementara, faktor ketiga yang paling banyak ditemui adalah karena perilaku anak itu sendiri. Secara alamiah, anak pada umumnya memang mengalami kesulitan makan pada usia tertentu, yang sering kali dimulai pada usia 2-5 tahun.
Mengatasi Anak Susah Makan
Namun tenang, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi anak yang susah makan, yakni:
-
Buatlah Jadwal Makan yang Teratur
Berikan makan utama tiga kali sehari dan camilan 2-3 kali sehari. Untuk camilan, Anda bisa sediakan di antara waktu makan kurang lebih berselang 2-3 jam. Camilan pertama di antara makan pagi dan makan siang, sedangkan yang kedua di antara makan siang dan makan malam, lalu yang ketiga sebelum tidur malam.
Artikel Lainnya: Penyebab Anak Susah Makan dan Cara Mengatasinya
Pengaturan jadwal makan membantu Anda memastikan bahwa si Kecil makan ketika ia memang lapar dan mengurangi kebiasaan ngemil. Hal ini juga baik untuk kesehatan pencernaannya
-
Perhatikan Kondisi Anak
Pastikan bahwa Si Kecil sedang lapar, tidak terlalu lelah, atau mengantuk sebelum makan. Hindari pemberian makanan kecil 2 jam sebelum waktu makan agar ia tidak terlalu kenyang saat tiba waktu makan besar.
-
Buat Suasana Lebih Kondusif dan Tenang
Kalau sambil menonton TV atau melakukan hal yang lain, itu akan sulit bagi si Kecil untuk fokus makan. Sebaiknya, buatlah suasana makan yang santai dan tenang sehingga anak dapat fokus untuk menyelesaikan makanannya.
-
Mulai Ajarkan Tata Krama saat Makan
Pada beberapa anak, hanya mau makan sambil bermain, menonton TV, dan bahkan perlu dikejar-kejar terlebih dahulu agar mau makan.
Padahal sebenarnya, semenjak anak sudah mampu makan makanan padat, biasakanlah si Kecil untuk duduk di tempatnya (baik di kursi khusus anak, maupun kursi biasa di meja makan). Kebiasaan ini baik untuk menanamkan disiplin serta dapat mencegah risiko tersedak hingga muntah.
-
Jangan Bereaksi Berlebihan Jika Anak Bermain-main dengan Alat Makan
Bila si Kecil menjadi pusat perhatian karena memainkan alat-alat makan, maka perilakunya akan semakin menjadi-jadi. Namun, bila ia sadar bahwa perilakunya tidak mendapat perhatian, anak cenderung akan berhenti bermain-main.
Selanjutnya (2)
-
Jangan Larang atau Memarahi Anak Jika Menginginkan Jenis Makanan Tertentu
Hal ini dapat memperburuk keadaan dan membuatnya semakin menginginkan makanan tersebut. Bila makanan tersebut kurang baik untuk kesehatannya, jangan simpan makanan tersebut di rumah.
Perlu diketahui, makanan cepat saji umumnya tinggi akan kalori, gula, dan lemak. Tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh anak. Contoh makanan tersebut adalah permen, fast food, soda, coklat, kerupuk, dan sebagainya.
Sementara, bila si Kecil sering meminta makanan cepat saji, Anda dapat menyediakan alternatif berupa makanan sehat yang mudah dijangkau. Ketika anak lapar, ia akan lebih mau memakan makanan tersebut.
Si Kecil juga menyenangi makanan dalam bentuk yang menarik. Sebagai contoh, sediakan potongan buah yang mudah dikunyah (seperti melon, semangka, beri, dll) dengan yoghurt atau potongan sayur. Anda juga dapat membuat smoothies buah yang dicampur es krim, susu, atau yoghurt.
-
Berikan Porsi Makan yang Sesuai
Ukuran saji untuk anak berusia 1-3 tahun umumnya adalah 1/4 porsi untuk dewasa. Untuk daging, ukuran sajinya adalah seukuran telapak tangannya. Sedangkan untuk sayur, ukurannya adalah 1-2 sendok makan.
Artikel Lainnya: Bunda, Ini Daftar Makanan Penambah Nafsu Makan Anak
-
Coba Makanan Baru dalam Jumlah Kecil
Jika Anda hendak bereksperimen dengan memberikan jenis makanan baru untuk si Kecil, lakukanlah secara bertahap. Ketika waktu makan tiba, hindari pemberian menu yang seluruhnya baru.
Ini karena anak akan merasa asing dengan makanan tersebut dan kemudian menolak untuk makan. Solusinya, selalu sertakan minimal satu makanan favoritnya bersama makanan baru tersebut.
Selain itu, siapkan juga jenis makanan baru seperti potongan buah mangga, melon, apel, dan lainnya untuk dikonsumsi pada jam-jam lapar, sehingga anak lebih mau menerima makanan baru tersebut.
-
Perhatikan Kalau Anak Refleks Muntah
Salah satu reaksi anak ketika makan adalah muntah. Refleks muntah merupakan refleks normal tubuh untuk mencegah tersedak. Refleks tersebut dapat muncul pada beberapa kondisi.
Misalnya, apabila si Kecil makan terlalu cepat, jika dalam mulutnya terdapat terlalu banyak makanan, jika anak tidak menyukai tekstur atau rasa dari makanan yang masuk, atau jika ada benda asing yang tidak seharusnya berada di dalam mulut.
Untuk menghindarinya, posisikan agar anak tenang selagi makan, jangan berlari-lari ketika makan, berikan porsi makanan secukupnya, dan perhatikan ukuran makanan yang masuk. Potong makanan dalam ukuran kecil yang mudah dikunyah.
-
Bersikaplah Fleksibel
Layaknya orang dewasa, anak-anak juga dapat merasa bosan pada suatu jenis makanan. Akan tetapi, anak belum mampu untuk menunjukkan penolakannya secara verbal, sehingga ia cenderung diam, pergi, atau melakukan tindakan lain yang dapat membuat Anda kadang menjadi kesal.
Hal lain yang membuat anak menolak makanan adalah jika ia sedang sakit atau giginya sedang tumbuh. Makanan favoritnya pun akan ditolak jika ia sedang merasa sakit. Telusuri dahulu apakah faktor penyebab anak Anda kesulitan makan. Pada dasarnya, si Kecil akan mencontoh perilaku dan pola makan dari orang terdekatnya.
Jika orangtua sering mengonsumsi camilan tinggi gula atau makanan cepat saji, maka anak akan menginginkan hal yang sama. Selain itu, berikan juga pujian apabila anak berhasil makan dengan baik dan benar.
Itu adalah beberapa cara mengatasi anak susah makan. Tidak perlu khawatir, anak-anak memang biasa melakukan GTM alias mogok makan. Pastikan Anda punya trik-trik tertentu dan terus bersabar menghadapi anak yang terus menolak saat disuruh makan.
[RPA/AYU]
Konsultasi Dokter Terkait
Artikel Terkait