Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakTips ParentingCara Melatih Anak Menghadapi Bullying
Tips Parenting

Cara Melatih Anak Menghadapi Bullying

Christovel Ramot, 23 Feb 2024

Ditinjau Oleh Tim Redaksi KlikDokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Bullying atau akrab dengan istilah ‘penggencetan’, adalah suatu hal yang berbahaya untuk perkembangan kejiwaan. Telebih lagi jika terjadi pada anak. Berikut tips menghadapi bullying.

Cara Melatih Anak Menghadapi Bullying

Dulu bullying, atau yang lebih dikenal sebagai 'penggencetan', dianggap sebagai masa peralihan yang akan hilang dengan sendirinya. Namun, kini intimidasi semacam itu telah diakui sebagai masalah yang besar dan serius.

Kali ini, kasus bullying kembali disorot karena melibatkan anak host kondang yang berinisial VR, di mana anak tersebut bersama kelompoknya melakukan tindakan kekerasan dan ancaman kepada juniornya seolah-olah berkuasa di sekolah. Sebagai orang tua, harus lebih memperhatikan keadaan anak-anak kita di sekolah.

Karena kasus ini sangat memprihatinkan, anak-anak yang menjadi korban bullying cenderung terlibat dalam perilaku intimidasi pada anak-anak lain hal tersebut membentuk lingkaran tanpa akhir di mana korban berubah menjadi pelaku.

Hal ini berkontribusi pada praktik kekerasan yang menjadi budaya di kalangan anak-anak. Jika anak Kamu mengalami bullying di sekolah, penting untuk tahu bagaimana cara membuatnya tetap aman.

Jenis-jenis Bullying

Bullying adalah perilaku yang merugikan dan agresif yang dilakukan berulang kali terhadap seseorang yang dianggap lebih lemah. Jenis-jenis bullying dapat bervariasi,berikut klasifikasi bullying.

1. Fisik

Bullying ini adalah jenis kekerasan yang paling terlihat dan berupa kontak fisik langsung seperti memukul, mencekik, menendang, menggigit, mencakar, meludahi, serta merusak barang-barang milik anak yang tertindas.

2. Verbal

Bullying verbal adalah tindakan berupa mengejek, memberi julukan yang tidak pantas, mengintimidasi dengan kata-kata kasar, menghina baik yang bersifat pribadi maupun rasial dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual.

Selain itu bullying verbal dapat berupa perampasan uang jajan atau barang-barang, telepon yang kasar, surel yang mengintimidasi, surat-surat kaleng yang berisi ancaman kekerasan.

3. Psikologis atau sosial

Bullying psikologis atau sosial adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengucilan.

Biasanya anak juga akan digunjingkan atau difitnah dengan tujuan agar orang-orang menjauhinya. Dengan kata lain, semua perilaku yang bersifat memanipulasi atau merusak hubungan dengan orang lain.

Kenapa berbahaya? Karena konsekuensinya mencederai kejiwaan anak. Halaman selanjutnya penjelasan selengkapnya:

Konsekuensi dari Bullying

Bullying dapat memiliki konsekuensi yang serius dan berjangka panjang, tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi pelaku dan lingkungan sekitarnya. Berikut beberapa konsekuensi dari bullying:

1. Masalah kesehatan mental

Anak yang mengalami bullying berisiko mengalami depresikecemasanmasalah tidur, rendah diri, dan pikiran menyakiti diri bahkan bunuh diri.

2. Prestasi akademis terganggu

Anak yang ditindas teman-temannya mungkin akan takut untuk pergi ke sekolah, atau sulit berkonsentrasi dalam kegiatan belajar.

3. Melakukan kekerasan

Anak yang menjadi korban kekerasan bisa menjadi kurang empati, sehingga ia akan ‘membalas dendam’ dengan melakukan tindakan-tindakan destruktif.

Perlu diketahui, banyak sekali korban bullying enggan bercerita kepada orangtua mereka karena takut atau malu.

Namun, ada beberapa hal yang bisa menjadi indikasi awal bahwa anak Kamu mungkin tengah menghadapi intimidasi atau kekerasan di sekolah. Apa saja? Simak rinciannya di bawah ini:

  1. Barang-barang pribadinya terus-menerus hilang atau rusak.
  2. Menghindari bermain dengan teman-temannya.
  3. Takut pergi ke sekolah sehingga sering bolos.
  4. Ketinggalan pelajaran atau nilai-nilai semakin buruk.
  5. Sakit kepalasakit perut, atau keluhan fisik lainnya.
  6. Kesulitan tidur.
  7. Perubahan kebiasaan makan.
  8. Merasa rendah diri, dan seterusnya.

Jika anak Kamu mengaku bahwa ia memang mengalami bullying, halaman berikut terdapat beberapa tindakan yang bisa Kamu lakukan:

Kiat Mengatasi Anak Korban Bullying:

Mengatasi anak yang menjadi korban bullying memerlukan pendekatan yang sensitif, berikut kiat untuk mengatasi anak korban bullying:

1. Dorong anak untuk berbagi

Biasanya anak yang mengalami bullying akan menjadi lebih sensitif. Oleh karena itu, buatlah diri Kamu tetap tenang dengan cara mendengarkan dengan penuh kasih dan tidak menyalahkannya.

2. Pelajari tentang situasi

Salah satu cara terbaik untuk memetakan solusi yang tepat adalah dengan mempelajari situasi. Minta anak untuk menjelaskan bagaimana dan kapan bullying terjadi dan siapa saja yang terlibat.

Cari tahu apa yang bisa dilakukan anak untuk mencoba menghentikan kekerasan tersebut dan apa yang telah ia lakukan untuk mencegahnya. Tanyakan juga apa yang dapat Kamu lakukan untuk membantunya merasa aman.

3. Ajari anak untuk mengambil sikap

Jangan terbawa emosi kemudian menyuruh anak untuk membalas atau melawan teman-teman yang menerornya.

Sebaliknya berikan ia kiat-kiat untuk menghindari para pengganggunya, misalnya dengan mengabaikan atau bahkan menyuarakan pendapatnya bahwa ia tidak senang bila diusik, atau meminta guru dan orang dewasa lainnya yang berada di dekatnya untuk membantu.

4. Hindari Mengambil Tindakan Secara Sepihak

Contohnya, jika anak Kamu sedang diganggu lewat media sosial, sebaiknya Kamu tidak segera mengambil barang-barang elektroniknya.

Bisa jadi ia tidak melaporkan intimidasi yang terjadi, karena takut ponsel atau hak internetnya diambil. Lagi pula, tindakan sepihak semacam itu bisa membuat anak jadi enggan bercerita kepada Kamu.

5. Meningkatkan rasa percaya diri anak

Dorong anak Kamu untuk terlibat dalam kegiatan yang mampu mendorong bakatnya keluar. Semangati anak jika ia sedang merasa gagal, dan bantu ia menemukan kelebihan-kelebihannya yang lain.

6. Catat fakta dan rincian penting

Tuliskan rincian-rincian penting seperti tanggal, orang-orang yang terlibat, dan apa yang terjadi secara detail.

Bila ada, simpan screenshot, teks, dan lain-lainnya yang bisa dijadikan barang bukti. Catat fakta dengan seobjektif mungkin.

7. Hubungi pihak yang berwenang

Alih-alih menyalahkan, minta bantuan dari kepala sekolah guru, atau guru pembimbing sekolah untuk menyelesaikan masalah dan mencari jalan penyelesaian.

Bila anak mengalami cyberbullying, laporkan kepada penyedia website dan layanan ponsel untuk melakukan pemblokiran. 

8. Libatkan sekolah dan guru

Jika anak mengalami bullying di sekolah, penting untuk melibatkan pihak sekolah dan guru agar mereka dapat mengambil tindakan yang tepat.

Pihak guru juga seharusnya tidak menutupi dan memaklumi tindakan kasus bullying dengan dalih bercanda semata. 

9. Ajak bicara orang tua lain

Bicarakan dengan orang tua lain yang mungkin memiliki pengalaman serupa dengan anak mereka. mereka bisa memberikan dukungan dan saran tambahan. 

Kamu Perlu Tahu Ini

Kekerasan sesama anak di sekolah merupakan praktik perilaku agresi yang tidak semestinya terjadi. Di usianya yang belia, anak semestinya dihadapkan pada kehidupan yang tenang, bersahabat, dan penuh kreativitas.

Karenanya, jika anak Kamu mengalami trauma akibat intimidasi yang terus-menerus, sebaiknya Kamu mempertimbangan untuk berkonsultasi dengan psikolog. Jangan takut atau segan untuk meminta saran kepada ahlinya demi kesehatan mental anak Kamu.

Jika Kamu ingin konsultasi mengenai kesehatan mental, bisa gunakan fitur chat dengan psikolog dan buatlah janji dengan Psikolog. Jangan lupa untuk tetap #JagaSehatmu selalu ya.

BullyingsekolahAnakInfoGencetPenggencetan

Konsultasi Dokter Terkait