HomePsikologiKesehatan MentalTidak Sama, Ini Perbedaan Fobia dan Trauma Menurut Psikolog
Kesehatan Mental

Tidak Sama, Ini Perbedaan Fobia dan Trauma Menurut Psikolog

Tri Yuniwati Lestari, 28 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Trauma dan fobia identik dengan perasaan takut yang tidak rasional. Meski mirip, keduanya tidak bisa dianggap sama, lho! Ini perbedaan fobia dan trauma menurut psikolog.

Tidak Sama, Ini Perbedaan Fobia dan Trauma Menurut Psikolog

Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah fobia dan trauma. Keduanya sering diartikan sebagai masalah kesehatan mental yang identik dengan perasaan takut tidak rasional.

Meski sekilas tampak mirip, fobia dan trauma ternyata tidak bisa dianggap serupa, lho! Hal ini pun diamini oleh Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog.

Mengenal Trauma dari Kacamata Psikolog

Dalam ilmu psikologi, trauma disebut juga sebagai Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Kondisi ini merupakan gangguan kesehatan mental yang terjadi akibat adanya kejadian traumatis di masa lampau, seperti bencana alam atau pelecehan. 

Sebagian besar kasus PTSD akan menyebabkan munculnya gejala-gejala sebagai berikut: 

  • Keluhan yang berhubungan dengan gangguan kenyamanan secara berulang
  • Penghindaran dari fakta di masa lampau.
  • Rangsangan dan reaktivitas.
  • Gangguan kognitif dan suasana hati.

Melansir dari healthline, jika Anda didiagnosis dengan PTSD, penyedia layanan kesehatan mungkin akan melakukan terapi, pengobatan, atau kombinasi dari kedua perawatan tersebut. 

Berikut ini beberapa pengobatan yang biasanya disarankan untuk penderita PTSD:

  1. Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT). Jenis terapi ini dilakukan untuk mengubah pola pikir negatif yang terkait dengan pemicu trauma.
  2. Terapi eksposur. Jenis terapi ini ini dilakukan untuk mendekatkan penderita PTSD dengan hal yang mencetuskan trauma guna menghadapinya dengan cara yang baik. Terapi ini dapat membantu mengurangi kepekaan penderita terhadap kejadian tersebut, sehingga pada akhirnya dapat mengurangi gejala trauma.
  3. Terapi obat-obatan. Penderita PTSD juga mungkin diresepkan obat, seperti antidepresan, anticemas, dan ‘alat bantu tidur’ untuk dapat membantu meredakan gejala yang dialami. 

Artikel Lainnya: Waspada Fobia Petir, Astrafobia!

Mengenal Fobia dari Kacamata Psikolog

Dijelaskan oleh Gracia, fobia adalah ketakutan spesifik yang berlangsung intens dan irasional terhadap objek atau situasi tertentu. Gangguan kecemasan ini bisa sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Melansir very well, wanita dua kali lebih mungkin mengalami fobia spesifik dibandingkan pria. Beberapa hal yang termasuk fobia spesifik, antara lain:

  1. Jenis alam atau lingkungan, termasuk ketakutan akan petir dan kilat (astraphobia) atau air (aquaphobia)
  2. Jenis cedera, termasuk ketakutan pada dokter gigi (dentophobia), atau suntikan (trypanophobia)
  3. Jenis hewan, antara lain ketakutan akan anjing (cynophobia), ular (ophidiophobia), dan serangga (entomophobia)
  4. Jenis situasional, termasuk ketakutan mencuci (ablutophobia), dan ruang tertutup (claustrophobia)
  5. Jenis lain, termasuk ketakutan tersedak, muntah, suara keras, dan lain-lain.

Secara garis besar, gejala yang terjadi pada orang dengan fobia adalah sebagai berikut:

  • Ketakutan yang tidak masuk akal dan berlebihan. Kondisi ini biasanya terjadi secara terus-menerus dan intens, yang dipicu oleh objek atau situasi tertentu.
  • Respons kecemasan secara langsung. Kondisi ini biasanya terjadi apabila penderita berhadapan langsung dengan pencetus fobia pada dirinya.
  • Penghindaran atau kesulitan ekstrem. Dalam hal ini, penderita fobia akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari objek atau situasi pencetus rasa takutnya. Di saat bersamaan, orang tersebut juga akan mengalami tekanan yang ekstrem.
  • Penderita fobia cenderung membatasi hidup agar tidak berhadapan langsung dengan sumber ketakutannya. 
  • Durasi enam bulan. Maksudnya, orang dengan fobia biasanya akan merasa takut terus-menerus selama 6 bulan atau lebih.

Artikel Lainnya: Mengenal Post-Traumatic Growth, Transformasi Positif Usai Trauma

Terkait pengobatan fobia, Gracia mengatakan bahwa gangguan kecemasan jenis ini hanya dapat diobati berdasarkan penyebab atau pemicunya.

“Pada kasus fobia, biasanya akan ada terapi systematic desensitization dan exposure therapy yang spesifik untuk membantu menurunkan intensitas ketakutan terhadap fobianya,” ucap Gracia.

“Fobia, kalau di DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual), termasuk dalam payung besar gangguan kecemasan. Sementara itu, trauma (PTSD) adalah masalah psikologis yang dipengaruhi oleh pengalaman traumatis di masa lalu,” pungkas Gracia.

Sampai sini, apakah Anda sudah paham mengenai perbedaan fobia dan trauma? Apabila masih bingung atau punya pertanyaan lain mengenai masalah kesehatan mental, Anda bisa bertanya kepada psikolog melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

traumakesehatan mentalFobia

Konsultasi Dokter Terkait