Kesehatan Mental

Punya Masalah dengan Gangguan Makan? Atasi dengan Traveling

dr. Rio Aditya, 26 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Gangguan makan adalah perilaku abnormal terhadap makanan yang mengubah kebiasaan makan seseorang. Ada beragam cara untuk mengatasinya, termasuk traveling.

Punya Masalah dengan Gangguan Makan? Atasi dengan Traveling

Lebih dari sekadar masalah citra diri dan berat badan semata, gangguan makan merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang mesti diatasi karena dapat berakibat fatal. Ada beragam cara untuk mengatasinya, salah satunya adalah dengan traveling.

Gangguan makan adalah perilaku abnormal terhadap makanan, yang mengakibatkan kebiasaan makan seseorang berubah. Gangguan ini adalah masalah yang cukup banyak ditemukan pada wanita usia muda, yang berpotensi menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh.

Jenis-Jenis Gangguan Makan

Terdapat beberapa jenis gangguan makan, di antaranya:

  • Anoreksia Nervosa

Ini merupakan gangguan makan yang ditandai dengan penurunan berat badan drastis akibat pembatasan makanan secara berlebihan. Selain dengan diet, kadang usaha untuk memuntahkan makanan dan penggunaan pencahar juga bisa dilakukan.

Artikel lainnya: Ajak Ibu Traveling Bersama Bisa Tingkatkan Kesehatan Mental

  • Binge Eating Disorder

Orang-orang yang memiliki binge eating disorder berkeinginan untuk makan dalam jumlah banyak dalam satu waktu. Bahkan, penderitanya bisa tetap makan walaupun mereka tidak merasa lapar sama sekali.

  • Bulimia

Penderita bulimia memiliki kombinasi antara anoreksia dan binge eating disorder. Mereka bisa makan secara berlebihan dalam waktu singkat, kemudian mereka akan mengeluarkan makanan tersebut untuk menghindari kenaikan berat badan.

  • Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID)

Sederhananya, ARFID adalah picky eater yang ekstrem. Penderitanya sangat membatasi jumlah dan pilihan makanan yang dikonsumsi. Umumnya, gangguan ini tidak disebabkan oleh kekhawatiran terhadap kenaikan berat badan atau citra diri. Namun, tetap saja gangguan ini dapat mengancam kesehatan tubuh.

Gangguan makan di atas erat kaitannya dengan masalah psikis lainnya seperti gangguan kecemasan, depresi, rusaknya citra diri, dan lain-lain. Apabila tidak diatasi, kondisi tersebut dapat mengancam nyawa. Secara fisik, efek jangka panjang yang dapat terjadi adalah malnutrisi yang dapat mengancam kesehatan tubuh.

Mengatasi Gangguan Makan dengan Traveling, Mungkinkah?

Salah satu cara untuk mengubah atau memperbaiki gangguan makan adalah dengan berlibur atau traveling. Berikut ini adalah beberapa alasannya:

  • Membantu Meringankan Stres

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, gangguan makan berkaitan dengan gangguan psikis seperti kecemasan dan depresi. 

Depresi dan gangguan kecemasan dapat menyebabkan seseorang memiliki gangguan makan, begitu juga sebaliknya. 

Traveling ke tempat-tempat yang disuka dapat membantu menurunkan dua kondisi tersebut. Pikiran dan kondisi mental yang sehat akan memudahkan jalan menuju pemulihan dari gangguan makan.

Artikel lainnya: Ini Tanda-Tanda Anda Mengalami Gangguan Makan

  • Kesempatan untuk Mencoba Berbagai Jenis Makanan yang Baru

Menginjakkan kaki ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya membuat Anda dihadapkan pada berbagai kuliner yang tak pernah Anda coba. Sudah ada penelitian yang menggunakan makanan sebagai terapi untuk mengatasi gejala gangguan makan.

Adanya ekspos dengan makanan asing dapat meningkatkan keinginan untuk mencobanya atau menerima makanan yang lebih beragam di kemudian hari. Terutama pada penderita ARFID, ini bisa sangat membantu.

  • Meningkatkan Kedisiplinan 

Ketika melakukan perjalanan, umumnya Anda tidak akan berada pada rutinitas dan zona nyaman seperti biasa. Ini dapat melatih diri untuk disiplin, yaitu disiplin dalam memilih makan dan disiplin dalam memastikan kondisi tubuh tetap sehat.

Bila Anda solo traveling, mau tak mau Anda harus mengatur sendiri jadwal makan dan tentunya dengan pilihan makanan yang beragam dan sehat.

Cara Penanganan Lainnya

Selain dengan traveling, gangguan makan juga bisa diatasi dengan cara lainnya, seperti membaca buku self-help atau hipnoterapi. Namun, bila gangguan makan sudah terlampau parah dan mengalami gejala psikis yang sudah mengganggu produktivitas, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli kejiwaan seperti psikolog atau psikiater.

Setelah dilakukan pemeriksaan, penderita mungkin akan diberikan terapi kognitif perilaku, psikoterapi interpersonal, konseling pola makan, terapi keluarga, atau obat-obatan.

Traveling memang dapat membantu seseorang dalam mengatasi gangguan makan. Namun, bila gangguan makanan dan gejala psikis penyerta cukup parah, sebaiknya jangan ragu untuk meminta bantuan ahli kejiwaan. Tidak ada kata terlambat untuk memulai proses pemulihan untuk kondisi fisik dan mental yang lebih baik.

(RN/RPA)

kesehatan mentalGangguan Makan

Konsultasi Dokter Terkait