Kesehatan Mental

Memahami Trust Issue dan Cara Terbaik untuk Mengatasinya

Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog, 05 Sep 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sulit sekali percaya dengan orang lain bisa berdampak buruk bagi kesehatan dan hubungan yang terjalin. Mari pahami lebih dalam mengenai trust issue agar terhindar dari dampak buruk yang disebabkannya.

Memahami Trust Issue dan Cara Terbaik untuk Mengatasinya

Memiliki pengalaman dikhianati atau dikecewakan bisa membuat kamu jadi takut dan sulit untuk membangun rasa percaya pada orang lain. Ini bukan masalah sepele karena bisa berdampak buruk nantinya.

Kondisi yang dikenal dengan istilah trust issue ini perlu kamu cari tahu penyebabnya sehingga bisa kamu atasi. Yuk, pahami kondisi ini lewat ulasan berikut!

Apa itu Trust Issue?

Rasa percaya merupakan salah satu aspek penting dalam menjalin hubungan (relasi). Salah satu contohnya dalam menjalin hubungan dengan pasangan. Rasa percaya dapat menjaga keintiman sehingga hubungan pun bisa bertahan lama.

Pengalaman-pengalaman seperti dikhianati, dibohongi, ditolak, dan ditinggalkan dapat membuat seseorang mengalami masalah kepercayaan yang disebut dengan trust issue.

Trust issue artinya derajat kecenderungan seseorang untuk tidak memercayai pasangan atau orang terdekatnya. Kondisi ini dapat terwujud dalam berbagai bentuk sikap dan perilaku. 

Apabila kondisi ini tidak diatasi, maka akan berpotensi mengembangkan sikap, perilaku, cara pikir, dan pengalaman yang tidak adaptif terhadap diri, pasangan, maupun relasi itu sendiri. Parahnya, juga akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental, serta mengarah pada masalah yang lebih besar dalam jangka panjang.

Penyebab Trust Issue

Penyebab Trust Issue

Sebagaimana kondisi psikologis pada umumnya, trust issue terbentuk oleh berbagai faktor. Di antaranya adalah faktor pengalaman di dalam relasi sebelumnya, kepribadian, pola asuh, dan pengaruh dari lingkungan sosial. 

Pada orang dewasa, faktor memiliki pengalaman dikhianati di dalam relasi sebelumnya seringkali membuat orang tersebut memunculkan dan mempertahankan trust issue.

Lebih jelas, berikut adalah berbagai faktor yang jadi penyebab trust issue:

1. Pengalaman Dikhianati

Diselingkuhi, ditolak, atau dibohongi dianggap sebagai pengalaman yang begitu menyakitkan bagi banyak orang. Pada kasus yang lebih parah, seseorang mungkin mengalami trauma akibat adanya pengalaman dikhianati yang disertai dengan kekerasan, manipulasi, dan pengabaian. 

Pengalaman tersebut dapat membuat seseorang sulit menaruh kepercayaan yang sehat terhadap pasangannya di kemudian hari atau di relasi berikutnya, meski dengan orang yang berbeda.

2. Pola Asuh

Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan parental conflict (konflik antarorang tua) cenderung memiliki derajat kepercayaan yang rendah terhadap orang lain. Parental conflict membuat anak khawatir bahwa kondisi tersebut juga akan terjadi pada relasinya di usia dewasa. 

Selain itu, teori psikososial yang dikemukakan oleh psikolog Erik Erikson menyatakan bahwa perkembangan di 1-2 tahun awal kehidupan merupakan masa seseorang belajar mengenai rasa percaya antara dirinya dan orang tua atau pengasuh. 

Orang tua yang dapat diandalkan dan keberadaannya memberikan rasa aman, akan membuat anak lebih mampu percaya pada lingkungannya secara sehat karena orang tuanya dianggap sebagai sosok yang suportif.

Artikel lainnya: Bikin Langgeng, Ini Cara Bangun Kepercayaan dalam Hubungan

3. Kepribadian

Seseorang dengan kecenderungan kepribadian paranoid dan kepribadian penghindar (avoidant) lebih sulit untuk percaya pada orang lain.

Seseorang dengan avoidant personality disorder cenderung sulit mengembangkan rasa percaya karena kekhawatiran akan penolakan, kehilangan, dan pengabaian dari orang lain.

Seseorang dengan paranoid personality disorder cenderung memiliki derajat kepercayaan yang sangat rendah terhadap orang lain, sulit untuk memandang ketulusan, dan meyakini bahwa kehadiran orang lain hanya akan menyakitinya. 

4. Pengaruh Lingkungan Sosial

Seseorang yang tumbuh dalam lingkungan yang kerap menolak dan melakukan perundungan terhadap dirinya berpotensi akan menumbuhkan trust issue. 

Lingkungan sosial, terutama lingkungan teman sebaya dan keluarga dengan kondisi tersebut, dianggap sebagai lingkungan yang tidak aman untuk menjadi dirinya sendiri sehingga membuat seseorang tersebut merasa sulit dekat dan percaya pada orang lain.

5. Pola Kelekatan (attachment style)

Seseorang yang mengembangkan pola kelekatan insecure attachment style cenderung sulit menaruh kepercayaan pada orang lain, mudah cemburu, kekhawatiran akan ditinggalkan, dan memiliki self-esteem yang rendah.

Artikel lainnya: Mengenal Ilusi Kontrol dan Dampaknya Bagi Kesehatan Mental

Ciri Orang yang Mengalami Trust Issue

Ciri Orang yang Mengalami Trust Issue

Berikut adalah beberapa karakteristik yang seringkali khas pada orang dengan trust issue:

1. Hampir Selalu Berasumsi Hal-Hal Buruk

Trust issue dapat terwujud dalam bentuk asumsi negatif terhadap apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bahkan, orang dengan trust issue seringkali membayangkan skenario terburuk tentang berbagai hal yang membuatnya merasa cemas.

2. Sering Curiga pada Orang Lain

Dalam menjalin hubungan, orang dengan trust issue kerap berprasangka terhadap ketulusan dan kejujuran orang lain. Kondisi ini dapat menjadi lebih parah dengan mencurigai orang lain hanya akan membohongi atau menyakiti dirinya.

3. Membatasi Diri Secara Tidak Sehat dalam Berhubungan

Seseorang dengan trust issue memiliki kekhawatiran akan dikhianati dan ditolak yang membuatnya cenderung membatasi diri secara kaku dalam relasi. Bagi orang dengan trust issue mungkin akan lebih terasa aman jika ia tidak terlalu dekat dengan orang lain.

Artikel lainnya: Cara Sehat Mengungkapkan Rasa Cemburu Terhadap Pasangan

4. Menunjukkan Rasa Cemburu Tanpa Alasan

Ketika berada di dalam hubungan, orang dengan trust issue sering merasa cemburu dan menunjukkan kecemburuan tanpa alasan yang jelas. Hal ini umumnya dilandasi oleh insecurity atau perasaan terancam. 

Perasaan cemburu yang tidak adaptif berpotensi membuat orang dengan trust issue melakukan berbagai hal yang membahayakan diri dan orang lain seperti melakukan pengintaian, sikap posesif, menuduh orang lain, dan sebagainya.

4. Sulit Memaafkan dan Mudah Menyimpan Dendam

Pengalaman yang menyakitkan membuat orang dengan trust issue menjadi sulit memaafkan dan cenderung menyimpan dendam pada orang lain. 

Bagi mereka, memaafkan berarti membuka kesempatan untuk dikhianati kembali. Persepsi yang keliru ini tentu berdampak buruk bagi dirinya, hubungan, dan orang di sekelilingnya.

Artikel lainnya: Cara Sehat Atasi Rasa Cemburu terhadap Pasangan

Cara Mengatasi Trust Issue

Cara Mengatasi Trust Issue

Masalah dalam mempercayai orang lain ini bisa berdampak buruk dalam jangka panjang. Orang dengan kondisi ini akan lebih mudah merasa cemas dan stres. Hubungan yang dirajut juga menjadi regang, bahkan bisa saja rusak. 

Semua hal tersebut bisa membuat orang dengan trust issue menjadi kesepian, mudah cemas, dan stres. Pada akhirnya, bisa memperburuk kesehatan mental.

Agar kamu tidak mengalami dampak buruk tersebut, ikuti beberapa cara untuk menghilangkan trust issue berikut ini:

1. Membangun Rasa Percaya Secara Perlahan

Meski tidak mudah tapi membangun rasa percaya tetap layak dicoba. Tidak perlu terburu-buru untuk bisa langsung sangat percaya.

Cobalah untuk berlatih percaya dimulai dari hal-hal yang ringan secara bertahap sembari menilai apakah pasangan layak untuk diberikan kepercayaan.

2. Mengomunikasikan Kekhawatiran

Agar dapat menumbuhkan hubungan yang sehat dan berlandaskan rasa percaya, pasangan perlu saling terbuka mengenai kekhawatiran yang dirasakan. 

Apabila ada pengalaman traumatis atau kekhawatiran akan pengkhianatan, akan lebih baik disampaikan dan dibahas bersama pasangan. Dari proses tersebut diharapkan pasangan akan mampu bekerja sama dalam membangun rasa percaya dan menjaga kepercayaan.

3. Belajar Membedakan antara Rasa Percaya dan Kontrol

Orang dengan trust issue seringkali keliru dalam membedakan antara rasa percaya dan kontrol, sehingga membuatnya cenderung posesif atau cemburuan. Terus-menerus mencurigai dan mengontrol pasangan tidak menjamin kesetiaan dan kejujuran.

Oleh karena itu, rasa percaya hendaknya diiringi dengan pemahaman bahwa perilaku pasangan adalah di luar kontrolnya.

Artikel lainnya: Perbedaan Sikap Posesif dan Protektif Menurut Psikolog

4. Berusaha Memelihara Keberhargaan Diri

Pengalaman dikhianati akan berpengaruh terhadap self-esteem yang kamu miliki. Ketika kamu memiliki keberhargaan diri yang positif dan adaptif, kamu akan cenderung merasa aman di dalam relasi. 

Meski mengalami pengkhianatan dan penolakan, kamu tetap mampu mencintai dan merawat diri sehingga dapat bangkit kembali dengan lebih baik setelah adanya pengalaman yang menyakitkan.

5. Menjadi Sosok yang Dapat Dipercaya

Apabila kamu ingin membangun rasa percaya, pastikan kamu juga mampu menjadi orang yang dapat dipercaya. 

Hal ini akan membangun mutual trust (sikap saling percaya satu sama lain) dalam relasi sehingga pasangan bisa saling menghormati dan jujur mengenai isi hati. Ketika mutual trust terjalin, pasangan akan beranjak menuju relasi yang lebih sehat.

Langkah-langkah di atas mungkin tidak dapat dilakukan secara instan. Proses ini membutuhkan waktu dan latihan untuk dapat kembali membangun rasa percaya. 

Jika trust issue tidak kunjung teratasi dan berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental bagi diri dan orang lain, sangat disarankan untuk berkonsultasi pada psikolog klinis dewasa yang ahli di bidangnya.

Kamu juga bisa menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter jika memiliki kesulitan dalam mengatasinya. Yuk #JagaSehatmu baik secara fisik dan mental agar bisa menjalani kehidupan lebih baik dengan orang yang disayangi!

(APR/NM)

Referensi:

  • Kendra Cherry. Diakses 2022 dari Verywellmind.com. Why You May Have Trust Issues and How to Overcome Them. 2022.
  • WebMD Editorial Contributors. Diakses 2022 dari WebMD.com. Signs of Trust Issues. 2018.
  • Psychcentral.com. Diakses 2022. Understanding The Avoidant Personality: 6 Ways to Cope.
  • Clevelandclinic.org. Diakses 2022. Paranoid Personality Disorder. 2022
Relationshipkesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait